20. Akhir perjalanan
Bintang uring-uringan seminggu ini. Dia sengaja tak menemui Silva, ia ingin memastikan perasaannya pada gadis itu.
Namun, semakin hari, Ia malah semakin khawatir. Ingatannya terus melayang pada kejadian di mana Silva bersama Rega.
Cowok itu menghembuskan napasnya pelan.
Bintang membasuh wajahnya, cowok itu berdecak pelan melihat wajahnya yang begitu kusut di cermin.
"Jujur sama perasaan lo, Tang. Gak usah mengelak lagi," gumam Bintang.
Ya, Bintang sudah yakin dengan perasaannya sekarang. Ia menyukai Silva!
Bintang meraih kunci motornya. Cowok itu naik ke atas motor dan memilih membeli sesuatu untuk ia bawa dan berikan pada Silva.
Ia tak mau basa-basi lagi, ia akan mengatakan semuanya sekarang. Sebelum semuanya terlambat.
Di lain tempat, Silva duduk di depan laundrynya menunggu kehadiran Rega.
Silva sudah memiliki keputusan. Tak lama, mobil milik Rega berhenti tepat di depannya.
Silva tersenyum kala Rega keluar dan menyapanya.
"Mau di sini, atau di dalem?" tanya Silva pada Rega.
Rega melirik ke arah dalam. Di sana terlihat sibuk, ia tak mau menganggu karyawan Silva yang tengah bekerja.
"Di sini aja."
Silva mengangguk, gadis itu mengajak Rega untuk duduk di kursi kayu.
Gadis itu membenarkan kerudungnya yang agak merosot ke depan. Ia mendongak menatap Rega yang juga menatapnya.
"Jadi … kenapa ngajak ketemu?" tanya Rega.
Silva diam beberapa saat, gadis itu menunduk dan meremas jemarinya sendiri. "Soal permintaan Mas minggu lalu, saya mau jawab sekarang."
"Kamu yakin?"
Silva mengangguk, "Saya yakin. Permintaannya … masih berlaku, kan?" tanya Silva.
Rega mengembangkan senyumnya. Pria itu menganggukkan kepalanya. "Masih."
"Mau saya ulang?" tanya Rega.
Silva yang tidak mengerti, mengerjapkan matanya. "Maksudnya—"
"Silva, saya gak tahu ini kecepetan atau enggak. Tapi saya serius, saya mau kamu jadi Isteri saya. Silva, apa kamu bersedia jadi pendamping saya dan jadi — kata-kata saya Alay gak, sih?" Rega menggaruk tengkuknya malu.
Silva tertawa, gadis itu menggeleng pelan. Rega ini ada-ada saja, pikirnya.
"Intinya itu, Sil. Saya grogi banget sekarang," ucap Rega.
"Mas," panggil Silva.
"Iya?"
"Saya mau."
Rega menatap Silva tak percaya, tak lama senyum di bibirnya mengembang. "Kamu … mau?"
"Saya mau jadi Isterinya Mas Rega."
***
Bintang berdiri di toko boneka dengan satu boneka beruang di pegangannya.
Cowok itu menatapnya dan tersenyum. Setelah membayar, Bintang memilih keluar dan naik ke atas motornya kembali.
Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Semoga saja hari ini berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
After we met [end]
Teen Fiction"Kita emang gak akan pernah bisa pacaran, 'kan?" Cowok itu bungkam. Matanya menatap lurus ke arah mata gadis di depannya. Detik selanjutnya, ia membuang arah pandangnya. "Iya." *** Udah segitu aja, kalau penasaran langsung cek aja wkwk:v