T u j u h b e l a s

2.8K 712 156
                                    

Ara dan juga Leo, hari ini kembali ke Jakarta. Bintang menghela napasnya pelan, cowok itu menatap ponselnya, ia harus berbicara dengan Crystal.

"Banyak pakean kotor, modus ke loundry Silva boleh gak sih?"

Bintang menggelengkan kepalanya kuat. Cowok itu memukul kepalanya sendiri, "Udah gila lo. Nanti, kalau di sangka cowok brengsek gimana?"

"Bagian Silva masih di bawah rata-rata, ngejar-ngejar Crystal. Bagian udah glowing, bisa-bisanya mau modus."

Cowok itu beranjak, ia memilih meraih ponselnya. Namun setelahnya, ia berjalan ke arah mes dan mengantungi beberapa pakaian kotor miliknya. "Bodo amat, gue niatnya mau loundry bukan mau modus. Lagian gue juga belum move on dari Crystal."

Bintang berjalan ke arah motornya dan naik ke atasnya. "Bang Tora, gue ke loundry dulu, ya!"

"Yang di depan?"

Eh, Bintang kan tidak tahu Loundry milik Silva di mana. Tapi, bisa jadi iya yang di depan.

"Iya."

Bintang tak perduli, ia memilih menjalankan motornya.

Bintang berhenti tepat di depan Loundry. Cowok itu turun dengan pakaian kotor di kantung plastik putih.

"Eh, itu teh yang punya bengkel di depan ya? Yang ganteng itu."

Bintang mendengar desas-desus pegawai loundry di sana. Cowok itu berdecak pelan.

"Mbak, loundry ya? Nanti kalau udah selesai dianter ke Bengkel yang di depan, bisa?" tanya Bintang.

"Wah, bisa Mas, Bisa. Nanti saya yang anter." Gadis berparas cantik khas anak jawa barat itu tersenyum senang.

Bintang mengangguk, Cowok itu melirik ke arah dalam. "Maaf, di sini ada yang namanya Silva?" tanya Bintang.

"Oh, Teh Silva? Iya ada, itu téh bos saya. Aa téh pacarnya Teh Silva?" tanya gadis itu lagi.

Bintang menggeleng, "Temen SMA. Salam aja sama Silva, saya mau dia yang anter baju saya nanti."

Setelah mengatakan itu, Bintang memilih kembali ke arah motornya dan naik.

Setelah itu, ia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

***

Bintang sudah menghubungi Crystal. Cowok itu tengah menunggunya di cafe sekarang.

Bintang mengetuk ponsel di tangannya beberapa kali pada meja. Menatap ke arah pintu dengan perasaan resah.

Apa Bintang siap mengakhiri semuanya?

Pintu cafe terbuka menampakan sosok Crystal. Gadis itu berjalan ke arah Bintang dan duduk di depannya. "Hai, udah lama?

"Lumayan."

Crystal mengangguk pelan. "Ada apa ngajak ketemu?"

Bintang menatap wajah Crystal dengan lekat. Ia menggeleng pelan, ia tidak bisa jika harus mengakhiri semuanya sekarang.

Tapi, Bintang tak mau hanya karna Crystal hubungannya dengan Ara malah jadi merenggang.

"Bintang?"

"Ah, iya." Bintang menjawab dengan spontan.

Cowok itu meneguk salivanya susah payah. Tangannya terulur meraih sebelah tangan Crystal dan menggenggamnya. "Lo mau nikah?"

After we met [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang