E n a m b e l a s

3.2K 720 234
                                    

Baca juga cerita; Pacaran, Tapi Boong! Di akun Arischouw ya! Dijamin ngakak dehT_T

16. Menyelesaikan

"Hai, Silva? Kamu cantik banget."

Silva tersenyum tipis kala mendapati Crystal yang baru saja datang. Gadis itu duduk di samping Bintang.

Jika dilihat-lihat, mereka memang tampak serasi.

"Lo beneran gak ada jadwal?" tanya Bintang pada Crystal.

Gadis itu menggeleng pelan, "Ada, nanti sore."

Tak lama, ketoprak yang Bintang dan juga Silva pesan datang. Crystal diam beberapa saat, "Ini namanya apa?" tanya Crystal.

"Kamu mau? Kamu makan punyaku aja. Aku kayaknya mau balik ke laundry, deh," ujar Silva seraya menggeser ketoprak miliknya.

Bintang menatap Silva, cowok itu melirik ke arah Crystal sebentar. Tidak enak jika Bintang hanya berdua dengan Crystal.

Apalagi, gadis itu memiliki seorang kekasih sekarang.

"Bang, pesen satu lagi," ujar Bintang pada si penjual.

"Siap."

"Bintang, kan udah aku bilang, Crystal—"

"Lo makan di sini. Temenin gue … maksudnya, kita." Bintang memilih mengaduk makanannya.

Silva menghela napasnya pelan. Gadis itu sesekali melirik ke arah Crystal.

Lagi-lagi, ia merasa tidak percaya diri ketika berdekatan dengan gadis itu. Tentu saja, sedari dulu, Crystal itu cantik, dan juga baik. Tidak heran jika Bintang menaruh hati pada gadis itu.

"Bintang, Silva cantik, ya?" tanya Crystal yang ternyata masih memperhatikan penampilan Silva.

Bintang menatap Silva sekilas sebelum kembali fokus pada ketopraknya. "Semua cewek juga cantik, Crys. Termasuk lo, " jawab Bintang.

"Oh iya, Silva, Bintang, bulan depan aku sama pacarku mau tunangan. Kalian dateng, ya?"

Bintang menghentikan aktivitasnya. Sudah sejauh itu hubungan Crystal dan juga kekasihnya?

Silva yang melihat itu, menatap iba ke arah Bintang. Ia tahu bagaimana hancurnya Bintang saat ini.

"Kamu … beneran punya pacar?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Bintang.

"Udah dari dua tahun yang lalu, Tang," jawab Crystal terdengar ragu.

Bintang beranjak, cowok itu memilih membayar ketopraknya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Silva dan juga Crystal.

"Bintang," panggil Crystal.

Namun, Bintang tak menghiraukannya.

Crystal menghela napasnya pelan, "Aku tahu Bintang pasti sakit hati banget," ujar Crystal.

"Kamu sengaja?" tanya Silva.

Crystal mengangguk pelan, "Aku tahu dia masih berharap sama aku. Bintang udah terlalu jauh, Sil."

"Aku sendiri sebenarnya dijodihin, Papaku tau aku masih suka sama Bintang. Dia gak setuju, dia mau aku lupain Bintang dengan cara ini."

Silva mengelus lengan Crystal pelan. Gadis itu tersenyum tipis, "Aku paham maksud kamu."

"Silva, aku boleh minta tolong?" tanya Crystal.

"Apa?"

"Tolong buat Bintang bahagia, sampai dia lupa sama aku. Aku janji gak akan ganggu kalian, karna aku tau … kamu gadis yang tepat buat Bintang."

Silva menggeleng pelan. "Bintang gak akan pernah bahagia sama aku, Crystal. Kebahagiaan dia ada di kamu, bukan aku."

***

Bintang menatap bengkelnya yang nampak begitu ramai pengunjung. Crystal akan tunangan, dan gadis itu memiliki kekasih.

Apa yang Bintang takutkan akhirnya terjadi. Ini juga salahnya sendiri, ia yang tak ada niatan membuka hati pada siapapun kecuali Crystal.

"Bintang."

Bintang tersadar dari lamunannya. Cowok itu mengerutkan alisnya kala mendapati gadis berhijab yang kini berdiri di depannya.

"Silva?"

"Boleh ngobrol sebentar?"

Bintang mengangguk, "Duduk aja."

Silva duduk, gadis itu menatap Bintang sebentar. "Aku tahu apa yang kamu rasain sekarang."

"Lo pernah rasain?" tanya Bintang yang sedikit tertarik dengan pembicaraan ini.

Silva mengangguk, "Dari dulu, sampai sekarang. Cuman bedanya, aku suka sama cowok, tapi dia sukanya sama cewek lain."

"Sakit hati banget kan, Sil?"

Silva mengangguk. "Tapi aku seneng kalau liat dia seneng. Dulu, aku juga sering lihat cowok itu sama ceweknya, mereka kelihatan bahagia banget."

"Pasti lo lebih sakit hati daripada gue, ya?" tanya Bintang.

Silva menggeleng, "Cinta itu gak melulu soal memiliki, Tang. Aku sadar aku siapa, dia siapa. Kita itu emang beda, gak akan mungkin bisa bareng. Yang terpenting buat aku, lihat dia bahagia aja udah cukup."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa gak bisa bareng?"

Silva tersenyum tipis, "Kita beda segala-galanya. Dia itu keluarga berada, ganteng, baik, gak pilih-pilih temen. Beda sama aku, kita itu bertolak belakang banget."

"Berarti, gue harus ikut bahagia kalau Crystal bahagia sama cowok lain? Bukannya itu termasuk munafik, ya?" tanya Bintang.

Silva menggeleng, "Balik lagi ke diri kamu, kalau kamu ikhlas, semua akan berjalan sebagaimana mestinya."

"Papa gue bener berarti, diri gue sendiri yang gak ada niatan buat lupain Crystal."

"Selesaikan semuanya, Tang. Jangan asal pergi kayak tadi. Kamu, sama Crystal juga perlu bicara."

Bintang mengangguk pelan. Tangan Bintang terulur mengelus kepala Silva dengan pelan.

Silva melotot, gadis itu menepisnya. "Gak boleh pegang-pegang."

"S-sorry, tangan gue kebiasaan." Bintang membuang arah pandangnya malu.

Cowok itu menggaruk pipinya sendiri. "Makasih ya, Sil. Gue bakal coba bicara sama Crystal."

"Iya, kalau gitu … aku duluan. Aku mau ke loundry." Silva beranjak.

Gadis itu menunduk di depan Bintang, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Silva pergi, Bintang menepuk dahinya sendiri.  "Bego lo, Bintang. Berani banget ngusap kepala orang."

Bintang meraih ponselnya. Cowok itu tanpa sadar tersenyum geli ketika mengingat kejadian dimana Silva menepis tangannya.

"Udah gila gue." Bintang mengembalikan ekspresinya menjadi datar.

Cowok itu menampar pipinya sendiri. "Oke, fokus. Lo harus selesaikan semuanya sama Crystal, terus fokus sama bengkel, masalah jodoh belakangan."

TBC

Kangen gak?

Crystal-Bintang atau Silva-Bintang nih?

Semoga suka ya<3

See you!

Mau next mana dulu setelah ini?

Gengsi dong 2

Bad Husband

To-Lil

After we met [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang