E m p a t b e l a s

3.2K 734 133
                                    

14. Beranjak Dewasa

Semenjak kepergian Crystal ke negara asalnya, hidup Bintang kembali datar seperti dulu. Selama beberapa tahun ini, Bintang hanya disibukan dengan kuliahnya saja.

Sampai minggu kemarin, Bintang baru saja selesai wisuda. Dan sekarang, Bintang memutuskan untuk menetap di Bandung untuk  mengurus Bengkel cabang milik Papanya.

"Lo sendiri, kuliah lo gimana, Bob?"

Boby, profesinya saat ini menjadi seorang fotographer. Ia di drop out dari kampus karna terlalu sering membolos.

Awalnya Boby ditawari untuk bekerja menjadi salah satu fotographer. Boby yang tergiur, akhirnya menerima, ia sibuk mempelajari itu, dan membuatnya sering bolos.

Ia dikeluarkan dan kini memilih menetap di bidang itu.

"Gak gimana-gimana. Udah gak diterusin lagi sih."

"Nyokap Bokap lo gak marah?"

"Nggak, yang marah Teteh gue. Katanya, gue gak bersyukur. Udah dikasih enak kuliah, malah bolos. Tapi, Yaudah lah, udah beberapa tahun ke belakang juga," jawab Boby cuek.

Bintang mengedikan bahunya tidak acuh. Ia dan Boby tak sengaja bertemu, karna katanya Boby sedang ada pekerjaan di Bandung saat ini.

"Si Raffa apa kabar?" tanya Boby.

Bintang menatap Boby beberapa saat. "Oh, dia baru pulang kemarin. Baru wisuda juga sama kayak gue," jawab Bintang.

Raffa kuliah di Amerika, tempat pendidikan Papanya dulu.

"Kalau si Lily?"

"Gak tau, dia masih kuliah katanya. Keluar sekolah gak langsung daftar, berhenti dulu dua atau tiga tahun, gak tau deh."

Bintang mengambil sebatang rokok. Kemudian, cowok menyalakannya di depan Boby.

Di umurnya yang menginjak 23 tahun, Bintang belum juga mendapatkan pasangan. Ia juga kehilangan kontak Silva setelah lulus SMA, dulu.

Tak tahu juga kabar gadis itu saat ini bagaimana.

"Riffa, sekarang gimana, Tang?"

Bintang mengembuskan asap rokoknya. Cowok itu tertawa pelan, "Baik, masih sama. Baru masuk kuliah tahun kemarin. Ya gitu, kerjaannya masih main tinju."

"Cantik pasti ya?"

"Bukannya pacar lo banyak?" tanya Bintang mengangkat sebelah alisnya.

Boby tertawa. Benar, pacarnya memang banyak. Tapi, susah saja jika hatinya masih milik gadis itu.

"Gak tau deh. Eh, gue kayaknya harus cabut sekarang. Nanti sore gue ada jadwal lagi soalnya." Boby beranjak. Cowok itu menepuk bahu Bintang beberapa kali, kemudian berpamitan.

Setelah Boby pergi, Bintang kembali kesepian.

Lily, Raffa, Boby, dan juga dirinya sudah jarang berkomunikasi sekarang. Bisa dibilang, mereka hilang kabar setelah lulus SMA beberapa tahun lalu.

Terkecuali dengan Raffa, Raffa kan sepupunya. Ia masih sering mendengar kabar cowok itu dari Tantenya.

"Mas, mobil saya mesinnya agak gak enak gitu. Bisa tolong dicek—Bintang?"

Bintang mendongak, cowok itu menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Hai."

"Hai," jawab Bintang tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali.

Cowok itu berdehem pelan berusaha mengusir rasa gugupnya. "Mobilnya kenapa?" tanya Bintang.

"Gak tau, pas dijalanin gak enak gitu. Mesinnya juga agak gimana, bisa tolong dicek?"

After we met [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang