Hy, udah bosen sama cerita ini?
Jangan lupa tinggal kan jejak ya.Happy Reading🌱
Minggu pagi menjelang siang, Jeno baru pulang dari rumah sakit dengan tampilan wajah kusut nya, setelah dua hari mendekam di rumah sakit.
"Assalamu'alaikum, Jeno pulang," Jeno berucap seadanya, tubuhnya benar benar lelah.
"Walaikumsalam," Jawab Pak Jeffrey dan Mama Tya bersamaan.
Mendengar ada yang menjawab salamnya, Jeno mendekati Papa dan Mamamnya di ruang tengah, mencium tanganya.
"Cuci muka dulu sana, sekalian ganti baju. Mama sama Papa tunggu di sini." Tya mengusak rambut Jeno pelan.
"Oke, bentar." Jeno langsung memasuki kamarnya.
"Kasian Jeno ya Mas, jadi lusuh gitu."
Jeffrey tersenyum, menarik Tya kedalam pelukannya. "Namanya masih belajar, dia lagi sibuk sibuknya. Biarin aja lah dulu."
"Tapi kasian tau mukanya kaya capek banget, apa aku bilangin ke Kakak ya suruh kurangi dikit kesibukan Jeno?"
"Udah biarin aja, toh ini buat dia juga kok."
Tya nampak menerawang jauh, berancang ancang hendak meminta kepada Kakaknya, selaku pemilik RS tempat Jeno Koas. Agar memberi Jeno sedikit keringanan.
"Kenapa Ma, Pa?" Jeno kembali ke ruang tengah, tak lama kemudian. Kali ini tampilannya sudah sedikit baik. Wajahnya agak segar setengah basah, dan pakaiannya kini berganti menjadi pakaian santai sehari hari.
"Duduk dulu, Mama mau bicara."
Jeno hanya mengangguk, kemudian mendudukan diri di samping sang Mama.
"Kamu besok ikut datang kan ke Wisuda Eric sama Chandra?" Pak Jeffrey memulai basa basi nya.
"Nggak bisa Pa, Jeno kan besok Koas."
"Alah, izin lah sehari. Masa kamu nggak mau ikutan foto bareng di wisuda Chandra. Ikut aja lah. Masalah izin nanti Mama bilangin ke Om kamu."
Jeno nampak mengehela napas pasrah. "Yaudah deh, Mama atur aja." Jeno menyandarkan tubuh nya ke sandaran sofa.
"Sekarang rumah sepi, Jen. Semua sibuk, kamu juga jarang pulang. Mama kesepian." Tya memulai kodenya.
"Ya terus?" Jeno memandang Mamanya lekat, kepalanya ia sedikit memiringkan kepalanya menunggu penjelasan Mamanya.
"Ah masa kamu ga peka sih?!" Tya mulai kesal.
"Serius, Jeno capek Ma. Lagian Jeno juga nggak paham maksud Mama." Jeno memijat keningnya, kepalanya berdenyut saat di pakai berfikir.
"Mama mau cucu, biar Mama ada yang bisa di ajak jalan jalan, bisa mama sayang sayang juga." Akhirnya Tya to the point. Jeffrey menganggukkan kepalanya seolah membenarkan.
"Astaga, kan ada Kevin sama Mayra, Ma."
"Mereka jarang kesini, Mama juga nggak enak mau nyulik mereka terus, pasti nanti Chandra kesepian." Expresi Mama Tya nampak menyendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
FanfictionChandra memilih tidak memberitahu Mark, jika ia tengah mengandung anaknya, agar Mark tetap pergi mengejar mimpinya ke Canada. Tak sengaja pula Chandra bertemu dengan Jeno dan keluarganya, yang justru hendak bertanggung jawab atas bayinya. Lantas b...