X25🌻

4.4K 437 81
                                    

Kaget ga? Ga biasanya nay up. Pagi hahaha.

Happy Reading🌱

Toronto, dua hari yang lalu.

Sekembalinya Mark ke Canada, ia benar benar fokus menyelesaikan kuliahnya.

Targetnya cepat menyelesaikan kuliah, skripsi kemudian wisuda. Agar cepat bisa kembali ke rumah, ia sangat sangat ingin pulang cepat, namun semua hanya rencana tak sesuai ekspektasi.

Tepat selesai wisuda, Mark justru langsung di beri pelatihan, memegang perusahaan kakeknya. Yang sejak kakeknya tiada sempat di pegang oleh Daddynya, namun tak lama kemudian Neneknya di Chicago sakit keras, Johnny dan Liana pindah ke Chicago dengan Eric. Sedang Mark menemani Grandmanya di Toronto.

Setengah tahun kemudian sang nenek meninggal, dan tepat di hari kelulusan SMP-nya Mark, mereka sekeluarga pindah ke Indonesia.

Mark mengistirahatkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Ia terlalu lelah untuk berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Mark memijat pelipisnya, pening. Akhir akhir ini ia mengurus dokumen kepindahannya ke Indonesia. Dan itu cukup rumit.

Akhirnya kerja keras lemburnya sebulan terakhir membuahkan hasil. Mark dapat memejam kan matanya dengan tenang sejenak.

"Mark, kamu yakin mau ninggalin Ama?"

Mark membuka matanya, ia langsung di sambut tatapan sedih Grandma-nya.

"Maaf, Ama." Mark mendekati Grandma-nya, kemudian menggenggam tangan hangat yang sudah keriput itu.

"Mark harus pulang." Mark mengulum bibirnya ragu. Ia tau pasti Grandma-nya ini sangat sedih, ia akan kesepian kembali.

"Tapi Mark janji bakal sering kunjungin ama kesini."

Sang Grandma tidak bergeming, tatapan nya menyendu.

"Atau ... Ama mau ikut Mark pulang?" Tanya Mark ragu, ia tau pasti jawabannya tidak. Grandma-nya sangat menyayangi rumah penuh kenangan ini.

"Nggak, Ama tetap di sini."

Sesuai dugaannya, Mark hanya mengangguk mengiyakan.

"Kapan kamu pulang?"

💚🌻💚

Di sarankan play, gangga blue jeans.

Setelah pembicaraan yang cukup menguras emosi, Mark akhiranya dapat merebahkan tubuhnya di kamar.

Mark menatap langit langit kamarnya, ia senang akan pulang, namun sisi lain hatinya memikirkan tatapan sendu Grandma-nya tadi.

Tangan kanannya menggengam handphone, terdengar suara nada sambung menunggu jawaban.

"Mark, lo tau kan ini tengah-tengah malem di sini. Orang gila mana coba yang nelpon tengah malem gini!" Suara omelan dengan suara serak khas bangun tidur langsung menyambut Mark.

Mark terkekeh pelan, "Haha iya iya, gue yang gila. Kangen banget tau gue sama lo. Oiya BTW di sini masih siang haha."

"Halah bacod! Dari dulu bilang kangen kangen, nyatanya ga pulang pulang. Dasar Bang Toyib! Beda alam pulak."

"Hahaha, beda yah masih gantengan gue dari pada Bang Toyib!"

"Dih emang lo tau muka Bang Toyib?"

"Nggak sih. Hahahaha." Ini yang Mark suka dari sosok di seberang yang kini berbicara random dengannya. Healing terbaik menurutnya.

"Nah kan, kalo ternyata Bang Toyib lebih ganteng dari lu gimana?"

FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang