Berhubung gada yang nungguin ama yang nagih up jadi aku up se ingetnya wkwkwkw.
Happy Reading🌱
Sirna sudah kekhawatiran dan kegugupan Chandra sejak semalam. Ternyata Nana, bos baru cantiknya ini sangat ramah, friendly dan kebetulan Juga satu frekuensi.
Hari pertama ini, merka jadikan sebagai hari perkenalan terlebih dahulu. Jadi mereka sepakat untuk hari ini agar tidak membahas pekerjaan terlebih dahulu, agar semakin akrab.
Namanya juga dua betina yah, jika di satukan tidak akan jauh jauh dari yang namanya ghibah dan julid. Ntah dari artis lokal, hingga internasional mereka jadi kan objek pergibahan, dan berakhir membahas kenaikan harga produk produk branded yang tentunya Nana paling mendominasi bercerita.
"Eh gila ya ga kerasa udah jam makan siang aja." Celetuk Nana setelah melihat jam di handphonenya. Yang ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh menit.
"Eh, iya. Berasa cepet banget ya, Na." Mereka sepakat saling nama saja jika sedang berdua, tanpa ada embel embel 'Bu. Kecuali ada orang lain di sekitar mereka.
"Hooh ih, yaudah sebagai perkenalan nih. Saya mau traktir kamu makan. Sekalian juga saya mau ketemu moodboster yang paling berpengaruh buat saya." Nana tersenyum lebar membayangkannya.
"Ciee moodbooster banget nih." Goda Chandra.
"Iyaa, moodbooster kok. Yang bikin saya semangat buat lulus cepet, akhirnya dia mau pulang ke sini juga."
"Ih masa cuma sekedar moodbooster? Bukan lebih nih?"
"Haha do'ain aja." Nana nampak tersenyum malu malu.
Akhirnya mereka berangkat menuju cafe yang sudah di booking oleh Nana. Memakai mobil Nana tentunya, pasalnya kan Chandra di antar Jeno tadi.
Mobil yang Nana kendarai merayap dengan cepat di keramaian jalanan kota, hingga tak lama kemudian, mobil tersebut mulai memasuki pelataran Cafe.
Senyum cerahnya semakin lebar, tidak sabar bertemu moodboster-nya. Chandra yang duduk di sampingnya pun tertular semangat membara Nana.
"Yuk!" Nana Dengan semangat membuka pintu mobilnya.
Mereka berdua memasuki ruangan privat lantai dua. Nana memesan satu ruang privat, katanya agar mereka bebas melepas rindu.
"Huhu saya gugup, Chan."
Chandra hanya tersenyum melihatnya. Ia suka mendengar Nana berbicara menggunakan bahasa semi formalnya, efek lama tak pulang kampung.
"Emang udah deket, Na?"
"Iya, kata dia udah deket sih." Nana nampak menggigiti kukunya gugup.
Beberapa pramusaji datang, mengantar pesanan mereka.
Chandra menatap heran makanan meja di bagian seberangnya, pudding semangka, potongan buah semangka dan juga jus semangka.
"Semangka semua?"
Dengan antusias Nana mengangguk, "huum, dia itu maniak semangka."Chandra hanya membulatkan mulutnya, tanda ia paham. Namun dalam hati ia merasa familiar.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, refleks mereka menoleh ke arah pintu.
"Magu!" Pekik Nana yang langsung menghambur kedalam pelukan Moodboster-nya, "kangen tau," Ucapnya sambil mempoutkan bibirnya.
Sedangkan Chandra terdiam di tempat, rasanya tubuhnya lemas seketika, apakah masih ada harapan Mark dengan anak anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
FanfictionChandra memilih tidak memberitahu Mark, jika ia tengah mengandung anaknya, agar Mark tetap pergi mengejar mimpinya ke Canada. Tak sengaja pula Chandra bertemu dengan Jeno dan keluarganya, yang justru hendak bertanggung jawab atas bayinya. Lantas b...