X20 🌻

5.1K 514 41
                                    

Hy, lama ya nggak up hehe.

Kalo nggak ngefeel maaf ya, lagi tumbang :'

Happy Reading

"Kemana ish, Chandra gak bales bales." Mark mengacak rambutnya frustasi.

"Udah lah Kak ayo makan dulu. Abis ini kamu kerumah sakit."

"Rumah sakit?" Mark menaikkan sebelah alisnya menatap sang Mommy.

"Iya, kamu terakhir kan anter Chandra kesana. Coba kamu cari kesana nanti. Kali aja nemu petunjuk."

"Eh iya juga ya Mom." Akhirnya dengan semangat Mark memakan makanan siangnya yang sudah sangat terlambat, tepatnya sudah menjelang sore. Dan di sinilah Mark sekarang, mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang untuk mencari Chandra.

"Coba gue telpon dulu deh kali aja di angkat, tiap gua chat masa centang satu mulu." Gumam Mark.

Tepat di lampu merah perempatan, Mark mengeluarkan handphonenya. Cepat ia mengklik angka dua beberapa saat dan terdengar nada sambung panggilan masuk.

"So what you here for?
Don't pretend you don't think, you deserve more."

"Hah?" Mark refleks menoleh ke bangku sampinya, terdengar suara lagu yang ia ketahui nada dering panggilan masuk di handphone Chandra.

Setelah lampu berganti hijau, Mark melajukan mobilnya ke tempat yang agak sepi, kemudian menepi.

Sekali lagi Mark mendial nomor Chandra.

"So what you here for?
Don't pretend you don't think, you deserve more."

Lagi lagi suara lagu The Riot kembali terdengar, setelah di dengarkan dengan seksama. Ternyata berasal dari bawah kursi di samping kemudi.

Dengan perjuangan penuh meraba raba kolong kursi, akhirnya benda pipih itu berada di genggaman Mark.

"Pantes gak pernah on, datanya mati." Mark menatap lockscreen handphone Chandra yang penuh dengan notifikasi panggilan tak terjawab dan SMS darinya.

Tanpa fikir panjang akhirnya Mark memutuskan untuk mendatangi rumah Chandra.

Mark mengernyitkan keningnya heran, merasa tidak asing dengan motor yang terparkir di samping mobilnya.

Melihat celah pintu yang sedikit terbuka Mark langsung masuk menuju ruang tengah yang sudah sangat ia hapal posisinya.

"Chand ... Loh Eric, kok Lu di sini?" Mark menatap heran adiknya yang tengah memeluk bayi dalam gendongannya.

Dengan santainya ia langsung menghampiri sang adik. Menatap berbinar bayi yang berada di dekapan adiknya.

"Eh bayi siapa ni kok gemoy?"

Mereka bertiga sama sama blank, melihat Mark yang kini memainkan pipi gembul Kevin.

Terdengar pekikan tawa Kevin begitu Mark memainkan pipinya.

"Weh Kevin ketawa, Kak!" Pekik Eric tanpa sadar. Mark turut tertawa melihatnya.

Chandra dan Jeno terbelalak, untuk pertama kalinya Kevin tertawa keras dan aktif.

"Eh kembar?" Mark baru menyadari jika Jeno juga mendekap bayi di pangkuannya.

"I-iya," Jawab Chandra gugup.

FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang