X3🌻

6.3K 623 45
                                    

Hai.

Ga nyangka si responnya lumayan hehe.

Oke.

Jangan lupa klik bintang dan tinggalkan jejak komen 💚

Happy Ridin' 🌱

"Jen! Sana kamu anterin itu kue ke rumah tetangga." Mama Tya meletakkan kantung kertas berisi beberapa kue kecil di dalamnya ke meja di hadapan Jeno.

Mereka baru pindah ke perumahan ini kemarin, jadi sebagai perkenalan biasanya mereka akan mengundang tetangganya untuk silaturahmi makan bersama, tapi karena sang kepala keluarga sibuk, jadi ibu negaranya memilih menyapa dengan membagikan kue saja terlebih dahulu, sebagai sapaan.

Dan hanya sisa satu rumah di samping kirinya yang belum mereka ajak berkenalan, semalam mereka saat hendak membagikan kue kesana, rumahnya terkunci dan gelap, ternyata penghuninya sedang tidak ada di rumah.

"Ish kok Jeno Ma?" Jeno mendengus sambil tatapannya tetap terfokus pada handphone di hadapannya.

"Ya terus siapa lagi anak Mama yang bisa di suruh Jen? Ichung kan lagi sekolah. Si Reno?" Sang Mama mendengus kesal.

Meoow~

Seekor kucing tiba tiba menyela di antara mereka. Kucing gemuk berwarna abu abu itu langsung mendusal ria ke kaki Mama Tya.

"Reno, kakakmu gamau nganterin kue ke tetangga tuh! Kamu aja yang anter sana."

Meoww~

Seolah paham, kucing itu balas menatap Mama Tya.

Jeno memutar bola matanya malas. "Adek Jeno itu Ichung Ma, bukan Reno ih! Lagian tuh kucing napa sih Ma namanya di miripin sama anaknya."

"Banyak protes kamu. Buru, mau nganterin kue kesebelah nggak? Kalo nggak, yaudah uang saku bulan depan Mama Cashback lim--"

"Iya Mah iyah! Ini Jeno jalan!" Dengan tidak santai, Jeno langsung membawa kantung kertas kue di hadapannya keluar rumah.

"Sadis bener dah ke anaknya sendiri pake ngancem cashback uang jajan. Kuceng aja terus yang belain," Dumelnya sambil membuka gerbang rumahnya.

"Mau kemana A' Jeno?" Tanya satpamnya saat melihat Jeno hendak menutup gerbangnya.

"Eh Pak, Jeno mau ngasiin kue ke tetangga dulu. Nitip gerbang bentar ya Pak jangan di tutup, biar ntar enak masuknya."

"Shiyap atuh!" Pak satpam itu berlaga hormat pada Jeno.

Baru saja Jeno membalik tubuhnya menghadap ke rumah tujuannya, seketika keningnya berkerut.

"Ni orang ngapain dah jongkok di depan gerbang rumah orang?" Jeno membawa kakinya mendekat.

"Hei, kenapa?" Jeno Memegang pundak perempuan itu.

Beberapa detik kemudian tubuh perempuan itu limbung. Langsung saja Jeno menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke trotoar.

"Neng?!" Jeno mengguncang tubuh perempuan di dekapannya. Seketika mata sipitnya membulat saat melihat wajah perempuan itu dengan jelas.

"Weh, Chandra! Heh lo kenapa?! Bangun, Chan!" Jeno menepuk nepuk pipi Chandra. Namun tak ada respon sama sekali.

Dengan tergesa Jeno langsung mengangkat Chandra kedalam gendongannya. Menggendong tubuh Chandra ala bridal ke dalam pelataran rumahnya.

Dengan mudah Jeno membawa Chandra kedalam pelataran rumahnya, karena gerbang yang ia biarkan terbuka tadi.

"Jen anak siapa itu kamu gotong gitu!" teriak sang Mama keras melihat Jeno menggendong tubuh Chandra.

FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang