Hy, maap kemarin kena klik unpublish hehe.
Jangan lupa tinggalin jejak ya, biar makin rajin up hahha.
Happy Reading 🌱
"Eric pulang --eh Mom ada apa ini weh?!" Eric langsung memisahkan Kakaknya dengan sang Mommy.
"Kenapa sih Mom?" Eric mendekap Mommynya. Sedangkan Mark membenarkan penampilannya yang kini menjadi acak acakan karena Mommynya.
"Kakak kamu nakal nih."
"Hah?" Eric langsung menatap Mommynya, detak jantungnya berkerja dua kali lipat. "Mommy udah tau?"
"Tau apa? Mau Mommy pukulin juga kamu?"
"Eh?" Eric langsung melepas dekapannya.
"Kenapa pulang nggak bilang bilang? Mommy kaget tau, Mommy kira hantu." Lagi lagi Mark mendapatkan satu buah gelplakan sayang dari Mommy Liana di bahunya.
"Kan suprise Mom. Mark kangen banget sama rumah. " Mark tersenyum sambil mengusap usap bahunya yang sedikit panas.
"Haduh Mark, kamu ada ada aja. Yaudah sana kamu mandi dulu, beberes. Eric ayo anterin Mom ke pasar belanja, buat makan siang ntar."
"Loh kok Aku Mom?" Eric berkelit, dia sangat malas menemani Mommy-nya berbelanja, pasti akan lama dan pasti di jadikan babu kuli angkut barang dadakan.
"Yaudah, sana main aja. Tapi mobil kamu Mom sita sebulan."
"Eh mana bisa gitu?!" Eric langsung protes, akhir akhir ini setiap sore hingga malam suka turun hujan, dan Eric suka bermain ke rumah ponakannya hingga malam hari yang bahkan kini di jadikan tongkrongan baru Eric, Jeno dan Jisung. Plus di tambah fasilitas Wifi baru dari Bapak Jeffery. Bisa bahaya jika mobilnya di sita.
"Makanya, Mom cuma minta anter kok. Nanti Mom isi full bensinnya."
Eric hanya bisa pasrah, waktu bermain dengan keponakannya berkurang.
"Yaudah ayo, abis ini soalnya Eric mau ketemu sama orang penting."
"Sok penting lo, kek punya aja." Cibir Mark.
"Dih, lo aja yang gak tau apa apa." Eric menatap Mark nyalang kemudian pergi ke garasi, sebisa mungkin dia harus bisa menahan diri agar tidak membocorkan rahasia mereka pada Kakaknya.
🍉🌻🍉
"Pagi Kak." Jisung menyapa Chandra yang sedang berjemur dengan kedua bayinya yang di letakan di atas stroler. Dengan membawa gitar milik Jeno di dekapannya.
"Eh tumben pagi pagi udah kesini, nggak sekolah? Mana bawa bawa gitar lagi, gitar Jeno ye?" Chandra memperhatikan Jisung yang memakai pakaian serba hitam dengan outer kemeja flanel merah hitam kesayangannya yang sering ia pakai sehari hari.
"Haha tau aja. Sekolah Libur Kak, kelas dua belas simulasi. Ini Jisung mau latihan buat pensi, Kak Chandra bantuin ya, soalnya Jisung bingung juga ini mau nyanyi apa." Jisung langsung meletakkan gitarnya ke kursi di samping Chandra.
"Ugh ponakanku gembul gembul." Jisung berjongkok di depan stroler si kembar. Sambil menciumi pipi gembul mereka satu persatu. Sebagai sapaan selamat paginya.
"Udah Sung, kasian itu Adek sama Kakak kayak gak nyaman gitu. Nangis entar ribet."
"Hehe iya." Jisung menggaruk bagian belakang kepalanya, kemudian mendudukan dirinya di kursi samping Chandra dan memeluk gitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
FanfictionChandra memilih tidak memberitahu Mark, jika ia tengah mengandung anaknya, agar Mark tetap pergi mengejar mimpinya ke Canada. Tak sengaja pula Chandra bertemu dengan Jeno dan keluarganya, yang justru hendak bertanggung jawab atas bayinya. Lantas b...