X34🌻

3.7K 384 97
                                    

Cepet banget nembusnya ey.

Oke, 130 komen 275 vote, to update next chapter🤚🏻

Happy Reading🌾

Mark mengatur napasnya sejenak, entah kenapa tadi tubuhnya kembali gemetar begitu mobilnya mulai memasuki parkiran rumah sakit.

Terlebih saat melihat jendela kamar Kevin yang terlihat dari parkiran, gemetar di tubuh Mark semakin menjadi, tiba tiba sekelbat ucapan Eric dan Mommynya yang menyuruhnya mundur dan pergi terngiang di otaknya.

Bukannya ia tidak mengingat apa yang terjadi semalam, jelas Mark mengingat semuanya. Namun Mark memilih berpura pura lupa di hadapan kedua orang tuanya. Ia tidak ingin membuat Mommynya sedih.

Dadanya kembali terasa sakit, beberapa saat Mark memejamkan matanya.

Setelah di rasa membaik Mark, keluar dari mobilnya. Memasuki lobi rumah sakit, kemudian naik ke lantai empat. Tempat kamar rawat VIP Kevin.

Tepat di depan kamar rawat Kevin, Mark berhenti sejenak, mengatur napasnya dan menyiapkan mentalnya.

Beberapa saat kemudian, Mark membuka pintu kamar rawat Kevin pelan.

"Oom Mulk?" Suara Kevin langsung menyambutnya, saat melihat kepala Mark yang menyembul terlebih dahulu.

Mark tersenyum melihat Kevin yang sudah nampak lebih baik dari kemarin.

"Udah baikan?" Mark mengusap rambut Kevin.

Kevin mengangukkan kepalanya.

"Ayam sama supnya mana Mark?" Tanya Chandra.

Senyum Mark langsung sirna, lagi lagi tangannya mulai gemetar.

"Ah itu-anu ketinggalan." Mark meremas kedua tangannya agar tangannya tidak nampak jika sedang tremor.

"Lah? Lu gimana sih Kak, kok bisa ketinggalan?" Tambah Eric.

Melihat tatapan tajam Eric, Mark mengalihkan pandangannya keluar. Mentalnya semakin down, gemetar di tubuhnya semakin terasa tak terkendali.

"Eh anu bi-biar gue beli di luar dulu ya bentar, Kevin tunggu ya, Oom beli bentar." Tanpa menunggu respon, Mark langsung melangkah keluar. Menutup kamar Kevin cepat, kemudian berlari keluar dari gedung rumah sakit, mengabaikan beberapa orang yang sempat ia tabrak, tujuannya hanya satu, yaitu bersembunyi di dalam mobilnya.

Gemetar di tubuhnya lagi lagi semakin menjadi, air matanya tanpa sadar ikut meluruh, dadanya terasa sakit.

"Argh!" Mark memukuli dadanya berulang, berharap rasa sakitnya akan sedikit berkurang. Namun sayang, rasa sakit itu tetap mencekik di lehernya.

Perlahan Mark berusaha mengatur napasnya, ia harus tenang. Kevin menunggunya.

Inhale exhale, Mark memejamkan matanya. Wajah ceria Kevin dan Mayra berputar di benaknya.

Setelah di rasa agak tenang, Mark menghidupkan mobilnya, membawanya mobilnya ke restoran terdekat, membeli sup dan ayam.

Mark membeli beberapa bungkus untuknya, Kevin, Chandra dan Eric. Setelah pesanannya lengkap Mark langsung kembali ke rumah sakit.

Kali ini Mark nampak lebih tenang, ia sudah mensugestikan dirinya agar biasa saja saat melihat Kevin dan Eric.

Dengan perlahan ia membuka pintu kamar rawat Kevin.

"Oom Mulk!" Lagi Kevin menyambutnya dengan antusias.

Senyum Mark semakin merekah, ia memberikan bungkusan makananya pad Chandra, kemudian ia duduk di ujung ranjang rawat Kevin. Terlebih tidak ada antensi Eric di sana, dari suaranya sepertinya masih berada di dalam kamar mandi, setidaknya ia tidak melihat tatapan tajam adiknya, maka Mark masih baik baik saja.

FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang