Maaf banget ya, ini part penentuan.Makanya aku rada ga siap buat post.
Happy Reading 🌿
"Ekhem, ini Kevin udah bubu. Aku taro sini ya."
Mayra menatap Mark dari gendongan Chandra. Memperhatikan sang Daddy meletakkan Adiknya di atas kasur dengan hati hati.
Mark membalikan tubuhnya, menatap Chandra yang nampak kelelahan mengendong Mayra yang belum juga terlelap.
Mark kasihan melihatnya, jadi ia berinisiatif mendekat dan menawarkan diri.
"Mau gendong Daddy aja gak kak? Kasian Mama capek. Sambil lihat bintang yah di balkon sampe bubu."
Mayra merasakan usapan Chandra di punggungnya. Akhirnya ia mengangguk, "Dy." Liriknya, kemudian mengangkat kepalanya dari bahu Chandra.
Dengan sigap Mark memindahkan Mayra ke gendongannya.
"Lo istirahat Chan, temenin Kevin dulu. Biar Mayra gue yang urus. Nanti sholat isyanya biar bareng."
"Tapi ... Mark lo,"
"Udah lu istirahat dulu aja, lo capek jagain mereka dari tadi. Mayra biar jadi urusan gue dulu."
Mark pun membawa Mayra ke balkon, menatap taman depan kamarnya yang terdapat kolam renang.
"Kakak kenapa cari Ayah?" Tanya Mark pelan, sambil terus mengelus punggung Mayra sayang.
"Iya, Ayah suka gendong Aya kalau nda bisa bubu," Jawab Mayra.
Mark menganggukkan kepalanya paham. "Terus, terus di apain sama Ayah biar cepet bubu?"
"Cerita, kadang di nyanyiin." Suara Mayra nampak mulai memelan.
"Mau Daddy ceritain nggak?"
"Cerita apa?" Mayra mengangkat kepalanya menatap wajah Mark.
"Daddy kalo siang siang suka berenang. Kalo Kakak suka berenang gak?"
Mayra mengangkat kepalanya menatap Mark. "Berenang dimana? Aya sama Adek suka main air pake shower di kamar mandi, soalnya kalo berenang di bak mandi ga boleh sama Mama."
"Tuh coba Kakak lihat di bawah itu, ada kolam renang." Mark menunjuk kolam renang yang nampak bercahaya dari balkon.
Mayra langsung menatap arah yang Mark tunjuk, "Woah, besar. Aya boleh main di sana sama Adek?" Mata Mayra berbinar binar.
"Boleh dong, tapi besok agak siangan ya. Makanya Kaka cepet bubu biar cepet pagi." Mark mengecup pipi Mayra gemas.
"Iya, Aya mau bubu!" Dengan semagat Mayra langsung meletakkan kepalanya di bahu lebar Mark.
"Pinter Anak Daddy."
"Ayo Dy nyanyi. Mama suka nyanyi biar Aya sama Adik cepet bubu."
"Oke, Kak." Mark mengelus punggung Mayra.
"Feeling like I'm breathing my last breath, Feeling like I'm walking my last steps." Mark bernyanyi dengan pelan, Agar Mayra cepat terlelap.
Mendengar suara deep Daddynya, membuat Mayra perlahan mulai mengantuk dan cepat terlelap di bahu lebar Daddynya.
Mark tersenyum lega, di akhir penutup lagunya. Samar samar ia mendengar dengkuran halus Mayra di pundaknya.
🌼🌸🌼
Jeno menghela napas lega, akhirnya shiftnya sisa setengah jam lagi akan berakhir.
Bed UGD yang sejak tadi ramai, akhirnya kosong satu persatu. Entah sudah pulang ke rumah, atau pindah ke ruang rawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
FanfictionChandra memilih tidak memberitahu Mark, jika ia tengah mengandung anaknya, agar Mark tetap pergi mengejar mimpinya ke Canada. Tak sengaja pula Chandra bertemu dengan Jeno dan keluarganya, yang justru hendak bertanggung jawab atas bayinya. Lantas b...