Hy, part ini panjang. Jadi cari posisi enak dulu biar enak halunya.Happy Reading 🌱
"Lah Sung, kok pindah ke sini?"
"Jeno yang baru saja masuk kedalam rumah dengan barang belanjaannya langsung menghampiri Jisung.
"Barusan ada Kak Mark kesini. "
"Hah sumpah? Ketemu mereka?" Jeno langsung
"Nggak. Kak Chandra tahan di luar. "
"Huh, syukur deh." Jeno menghela napas lega.
"Nih makan." Jeno menyodorkan bungkusan nasinya.
"Si anak dua ni pindahin ke karpet bulu aja ya Bang, biar bisa main. Kasian kalo di stroller mulu," Ucap Jisung sebelum pergi ke dapur mengambil piring.
"Hem." Jeno berdeham sebagai Jawaban, kemudian membawa stroller tersebut ke ruang tengah. Dengan hati hati ia memindahkan satu persatu bayi di stroller ke karpet bulu, sesuai pesan Jisung.
Tangan Jeno sudah tidak kagok lagi menggendong kedua bayi yang sudah ia anggap seperti anak sendiri, efek keseringan membantu Chandra.
Jeno berbaring di samping Mayra yang nampak bermain dengan mengemut kepalan tangannya, ia terbangun saat Jeno pindahkan. Sedangkan Kevin tetap tidak terusik sama sekali dari tidurnya.
"Kak, kata Kak Chandra Kakak di suruh ngambil tasnya si kembar di meja ruang tengah." Jisung menghampiri Jeno, merebahkan tubuhnya di sofa.
"Jis, lu baru selsai makan, jangan langsung rebahan. Temenin mereka dulu. Gue mau ambil tasnya dulu."
"Hadeuh Oke oke." Jisung bangkit, dan bersender pada sandaran sofa.
Jeno langsung Keluar ke rumah sebelah, mengambil tas yang sudah di siapkan Chandra. Sekembalinya Jeno mengernyitkan keningnya melihat Jisung sudah terlelap di karpet samping Mayra dengan tangannya memeluk tubuh Mayra dari samping.
"Cepet amat ni anak udah tidur aja."
Jeno meletakkan tasnya ke samping meja. Kemudian ia mendudukan dirinya di samping Kevin.
"Anteng banget si Dek. Nggak kaya Kakaknya yang aktif nangis atau cari perhatian Ayah." Jeno mengelus pelan pipi Kevin.
"Siapa pun Daddy kamu, selamanya kamu anak Ayah." Jeno mengecup pipi Kevin, kemudian turut merebahkan dirinya dengan posisi menyamping. Menghadap Kevin.
Hingga tidak sadar ia turut terlelap tak lama kemudian.
"Oeek ... Oekkk ... " Suara tangisan nyaring masuk ke indra pendengaran Jisung.
"Astaga, malah paduan suara, " Keluh Jisung sambil mengacak rambutnya.
Mayra dan Kevin sama sama menangis keras, dan hebatnya Jeno tidak terusik sama sekali dari tidurnya. Benar benar seperti mati.
"Kak Jeno bangun!" Tidak ada respon dari Jeno. Jisung semakin mengacak rambutnya frustasi.
"Kak, Bangun!" Jisung menendang kaki Jeno. Dan sukses Jeno langsung bangun terduduk.
"Astaga nangis semua." Jeno mengucek matanya, kemudian melihat ke kedua bayinya.
"Sst jangan nangis, Ayah di sini. Kenapa hem?" Jeno mengusap usap kedua kaki bayi di hadapannya. Kemudian mengecek satu persatu popok nya.
"Si Kakak haus Jis, sana buatin susu. Udah tau kan caranya?" Jeno beralih menatap Jisung.
"Bisa bisa." Jisung langsung mengambil susu formula dan dotnya di tas, kemudian berlari ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
FanficChandra memilih tidak memberitahu Mark, jika ia tengah mengandung anaknya, agar Mark tetap pergi mengejar mimpinya ke Canada. Tak sengaja pula Chandra bertemu dengan Jeno dan keluarganya, yang justru hendak bertanggung jawab atas bayinya. Lantas b...