Part 15

495 43 0
                                    

Seperti yang di katakan chaeyong tadi. Malam ini jimin menemani nunnanya itu.

"Maaf " ucap jimin pada jungkook.

Tidak. Jimin tidak mengusir jungkook. Tapi jungkook sendirilah yang memilih pulang, walaupun chaeyong menyuruhnya ikut menemani. Tapi biar bagai manapun, jungkook tau di mana batasnya. Dan malam ini chaeyong, nuna kedua yang paling disayangnya itu sedang membutuhkan jimin adik kandungnya.

"Kenapa minta maaf. Aku pulang karna tugasku masih ada yang belum selesai. Dan kalau aku di sini, yang ada besok aku di hukum. Kecuali kau mau memberiku contekkan" goda jungkook.

"Yasudah. Pulang sana" usir jimin tak berniat memberi contekkan.

"Hahaha. Brengsek. " mereka berdua terkekeh. "Jim. Titip nunnaku ya" ucap jungkook memaki sepatunya.

"Tenang saja. Dia kan juga nunnaku" balas jimin menepuk bahu jungkook.

Akhirnya jungkook pun pamit pergi.

Jimin berjalan menuju taehyung yang sedang menonton tv di sofa.

"Hyung" ucap jimin begitu dirinya duduk.

"Arra. Temanilah nunnamu. Aku akan tidur dengn mingyu" kata taehyung mengetahui kenapa jimin tak pulang.

Jimin menepuk dua kali bahu taehyung dan berdiri, berniat masuk ke kamar.

"Jim"

"Ne? "

"Tolong buat chaeyong kembali kedirinya" taehyung menatap mata jimin. Ia serius.

"Hyung. Aku hanya bertugas menjadi pendengar yang baik. Kalau kau ingin nunna kembali kedirinya yang dulu. Itu bukan tugasku, dan bukan juga tugasmu. Kita serahkan semua pada nuna. Aku yakin dia bisa. Sabar ya" ucap jimin tersenyum.

-

Kini jimin tidur memeluk nunnanya. Terkahir kali mereka tidur seperti ini adalah saat kejadian di mana chaeyong tak ingin di tinggal sendiri setelah insiden itu.

Jimin mengelus punggung chaeyong karna katanya pegal.

"Sakit ya nuna? " ucap jimin terus mengelus punggung chaeyong.

"Eum" gumam chaeyong. Selama ini chaeyong tak pernah mengeluh pinggang sakit atau saat dirinya lelah karna mual terus menerus pada taehyung. Karna ia tak ingin taehyung khawatir pdanya. Jadi chaeyong menahan semuanya sendiri. Kecuali pada jimin, jungkook dan lisa yang terkadang memijat kakinya yang bengkak atau punggungnya yang sakit.

"Nuna mau cerita? " ucap jimin.

"Jimin-ah"

"Hm"

"Nuna takut"

Jimin mengernyitkan alisnya "takut apa? "

"Anak ini"

"Nuna" jimin memundurkan tubuhnya dan menatap chaeyong "dengarkan aku. Anak ini, sampai kapanpun akan tetap jadi anak nuna dan taehyung hyung. Bukan anak si bajingan itu. " kesal jimin.

"Tapi-"

"Nuna. Yakinkan dirimu. Semua itu tidak mungkin. Sangat tidak mungkin. Percaya padaku. Walaupun aku bukan Tuhan tapi aku percaya pada Tuhan kalau Ia tak mungkin menulis skenario seperti itu. Apa salah nuna?! Nuna tak pernah berbuat jahat, yang harus mengakibatkan hal yang nuna pikir selama ini. Percaya padaku" jelas jimin.

"Aku tak tau. Aku tak bisa berfikir jernih. Maafkan aku. "

Jimin kembali memeluk chaeyong. "Tidak perlu minta maaf. Aku tau nuna khawatir. Aku tau selama ini nuna terus berjuang dengan anak ini. Tapi ingat nuna. Taehyung hyung tidak baik-baik saja. Dia juga terkena dampaknya. Kalau nuna seperti ini, bagai mana dengan hyung? Bagai mana dengan mingyu?. Nuna harus percaya pada diri nuna sendiri. Aku tau nuna bisa. Jangan seperti ini. Kita semua sedih kalau nuna terus seperti ini. Nuna pikir dengan bersikap wajar setiap hari, kita tak akan tau apa yang nuna derita?!  Kita tau. Karna nuna yang beberapa bulan ini, berbeda dengan nuna yang dulu"

Always I Love You [Tae-Rose] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang