part sembilan

810 88 8
                                    

Suasana diruang tamu ndalem sedikit canggung bagiku, karna aku belum pernah duduk bergabung dengan keluarga ndalem sebelumnya. Jangankan untuk duduk bersama seperti ini, ke ndalem saja hanya sekali saat membantu mbak sari waktu itu

" Nama kamu siapa sayang? " tanya Ning Syifa dengan lembut kepadaku

" Emm ghina Ning " jawabku tanpa berani menatap Ning Syifa

" Namanya cantik kaya orangnya, pantes aja afeef menyukaimu " ucap Ning Syifa sambil terkekeh

" Ummahh " kata Gus afeef dengan kesal

Aku hanya terkekeh canggung dan bingung untuk menanggapinya. Aku merasa segan

" Santai aja kakak ipar jangan tegang " ucap Ning akifa yang duduk disampingku

Kata kakak ipar yang sedari tadi diucapkan Ning akifa membuatku sedikit gelisah. Pasalnya aku belum menyiapkan jawaban untuk Gus afeef, bahkan orang tuaku belum mengetahui soal ini

" Kak ghina suka nggak sama Abang? " Tanya Ning akifa yang membuatku langsung bungkam

" Kifa jangan tanya gitu " kata Gus Adnan yang baru datang dari dalam

Ning akifa langsung cemberut saat mendengar perkataan Gus Adnan

" Pokoknya kifa mau kak ghina jadi kakak iparnya kifa titik " kata Ning akifa sambil melipat tangannya didepan dada

Aku langsung merasa tidak enak dengan suasana sekarang. Apa aku pamit ke asrama aja? Tapi itu seperti tidak sopan. Aku memandang kesal kearah Gus afeef yang hanya diam tanpa berbuat apa pun

" Ghina kamu mau jadi menantu saya? Kalau tidak mau terpaksa afeef akan saya jodoh kan " ucap Gus Adnan dengan nada sedikit datar

Aku langsung terbelak kaget, bukan hanya aku tapi semua yang ada diruang tamu juga sama kagetnya sepertiku, terlebih Gus afeef

" A_abi beneran? Tapi afeef nggak mau dijodohin bi " protes Gus afeef ke Gus Adnan

" Ya itu tergantung keputusan gadis pilihanmu ini " jawab Gus Adnan dengan santai

Semua mata langsung tertuju padaku. Termasuk Ning akifa yang menatapku dengan pandang berharap

" Mau ya kak " kata Ning akifa dengan wajah berharapnya

" Tapi orang tua ghina belum tau " kataku sambil menunduk

" kamu menerima lamaran saya kan ghina? " Tanya Gus afeef

Aku langsung mengangkat kepalaku dan ternyata semua orang memandangku menunggu jawaban

" Ghina mau Gus " jawabku dengan pelan

Insya Allah aku yakin dengan keputusanku. Bukan karna Gus afeef putra dari ustadz besar tapi karna aku yakin saat aku bersamanya surga terasa lebih dekat denganku. Dan aku juga yakin dia mampu membimbingku menjadi istri yang dirindukan surga

" Beneran kak? Yes kifa punya kakak cantik " kata Ning akifa dengan girang

Gus adnan, Ning Syifa, kyai kakung dan ibu nyai putri hanya tersenyum haru saat melihat Ning akifa begitu antusias

" Akhirnya Abi bisa melihatmu menikah feef " kata Gus Adnan sambil menepuk bahu Gus afeef

" Terimakasih ghina, karna mau menerima lamaran anak saya " kata Ning Syifa sambil mengusap lembut kepalaku

" Ta_ tapi orang tua ghina belum tau Ning " kataku gugup

" Nanti biar saya yang kasih tau " ucap Gus afeef

" Eh nggak usah Gus, nanti biar ghina aja yang telfon bunda sama ayah " tolakku dengan cepat

" Emang kenapa? " Jawab Gus afeef heran

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban

" Sayang ummah mau tanya boleh? " Ucap Ning Syifa sambil memegang tanganku

Ummah? Aku tak menyangka Ning Syifa akan menyebut dirinya ummah kepadaku

" Apa aku mimpi? " Tanyaku dalam hati

" I_ iya Ning " jawabku gugup

" Ummah sayang bukan Ning, sebentar lagi kamu anak ummah juga kan " ujar Ning Syifa dengan senyum tulus nya

" Apa alasan kamu menerima putra ummah? " Tanya Ning Syifa kepadaku

" Emm ghina Nerima Gus afeef bukan karna Gus afeef putra dari seorang ustadz besar, bukan karna idola pesantren, bukan juga karna ketampanannya tapi ghina menerima Gus afeef karna kalau ghina bersama Gus afeef surga terasa lebih dekat dengan ghina. Ghina juga yakin kalau Gus afeef mampu bimbing ghina menjadi istri yang dirindukan surga, istri Sholehah dan menjadi muslimah yang lebih taat kepada sang pencipta " jawabku dengan yakin diakhiri dengan senyum tulus

Gus afeef memberikan senyum tulusnya kepada saat aku mengakhiri kalimatku. Aku terpaku saat melihat senyum manisnya. Langsung saja aku menundukkan pandangan ku dengan jantungku yang berdebar

" Nanti sore biar saya telfon orang tua kamu " ucap Gus afeef

Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban

" Rencananya mau tunangan dulu apa langsung nikah? " tanya Gus Adnan

















Hay guys apa kabar..
Pendapat kalian dipart ini dong

Jangan lupa vote and comen nya
Salam sayang dari author

Jangan jadi pembaca gelap ok👌

Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang