Setelah berfikir, aku memutuskan pulang terlebih dahulu untuk menenagkan hati dan pikiran ku. Aku butuh waktu sendiri saat ini
" Kalau memang wanita itu yang akhirnya dipilih untuk menjadi pendamping hidup Gus afeef, aku rela mundur kok. Aku enggak mau menyakiti perasaan perempuan lain kalau masih mempertahankan posisi ku. Karena aku tau rasanya disakiti " kataku kepada Ning Akifa dan Khanza
Mereka berdua diam dan saling berpandangan dengan iba
" Enggak perlu kasihan gitu sama aku, aku baik baik aja kok " kataku lagi dan beranjak dari duduk untuk mengambil koper yang aku letakkan di atas almari
" Kakak yakin mau pulang?" Tanya Ning Akifa sambil memegang pergelangan tanganku
Aku langsung menghadap kearah Ning Akifa sambil memperlihatkan senyumku
" Iya Ning, mungkin untuk beberapa saat ini aku mau pulang dulu " jawabku dengan lembut sambil melepaskan genggaman tangan nya dipergelangan tangan ku
" Tapi aku enggak mau jauh-jauh dari kakak, aku ikut ya?" Kata Ning Akifa
" Ning Akifa disini aja, coba pendekatan sama istri barunya Gus Afeef" kataku sambil memalingkan wajahku
Hatiku terasa sesak saat mengatakan 'istri barunya Gus Afeef' kepada Ning Akifa. Bagaimana pun aku harus ikhlas dengan takdir yang sudah Allah tentukan. Bukan, bukan ikhlas. Tapi terpaksa lalu terbiasa
Aku langsung melanjutkan untuk beberes pakaian yang akan aku bawa pulang nanti dan aku juga membawa tasbih pemberian dari Gus Afeef, bahkan aku sampai lupa untuk ijin terlebih dahulu kepada pihak ndalem dan pengurus pesantren
" Za, aku minta tolong nanti tolong ijinin ke pengurus pesantren ya? Aku mau ijin ke ndalem dulu " pintaku ke Khanza setelah selesai mengemas pakaian ku
" Iya Ghin, aku ijinin dulu " kata Khanza dan langsung beranjak pergi setelah mengucap salam
Aku langsung menghadap ke arah Ning Akifa
" Ghina mau ke ndalem Ning Akifa mau ikut enggak?" Tanya ku ke Ning Akifa dan hanya dibalas dengan anggukan saja
Aku dan Ning Akifa memutuskan untuk langsung ke ndalem. Kami berjalan beriringan dengan aku yang menggeret koper disalah satu tangan ku. Banyak yang menatapku dengan iba karena sepertinya berita itu telah menyebar ke seantero pesantren
" Maaf ya kak, karena abangku kakak jadi bahan pembicaraan santri-santri di pesantren " kata Ning Akifa yang membuat ku menoleh kearah nya
" Enggak papa Ning, udah biasa juga kok. Semenjak Gus Afeef menanyakan tentang lamaran didepan para santri waktu itu, Ghina jadi terbiasa sama gosip tentang Ghina dipesantren ini Ning " jawabku dengan lembut
Saat aku dan Ning Akifa sampai dipintu depan ndalem, terasa suasana sangat tegang
" Assalamualaikum " salamku dan Ning Akifa
Semua yang berada diruang tamu langsung menoleh kearah kami
" Waalaikumsalam " jawab semua orang yang berada di ruang tamu
" Ghina? Sini masuk sayang. Kebetulan kami juga ada yang mau dibicarakan " kata Ning Syifa
Aku berjalan masuk dengan pelan dan menundukkan pandangan ku. Aku duduk bersimpuh didepan ibu nyai dan Ning Syifa
" Maaf sebelumnya Ning kalau mengganggu. Ghina juga mau minta ijin untuk pulang ke rumah " kataku dengan lembut sambil menunduk kan kepala ku
" Tapi nanti apa yang mau Ghina katakan ke ayah dan bunda nya Ghina kalau Ghina pulang? " Tanya Ning Syifa sambil mengusap kepalaku pelan
Aku memejamkan mataku sebentar untuk menghalau air mataku yang ingin jatuh kembali
" Maaf sebelumnya Ning kalau Ghina tidak sopan, tapi itu biar Ghina saja yang pikirkan nanti. Mungkin ini memang sudah menjadi jalan takdir Ghina dan Gus afeef tidak berjodoh " kataku dengan lirih
Semua orang hanya diam saat mendengar ucapanku
" Ghina bisa saya jelaskan sebentar yang terjadi sebenarnya? " Ucap Gus Afeef tiba tiba
Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan nya
" Sebelum nya saya minta maaf karena telah menyakiti hati kamu. Sebenarnya saya hanya menolong Ameera. Ayahnya sakit dan meminta ku untuk menikahinya dan menjaga nya dan saya__"
" Menikahinya " kataku memotong penjelasan Gus afeef tanpa menoleh kearah nya
" Tapi apa Gus Afeef memikirkan Ghina saat memutuskan menikahi dia? Bahkan sebentar lagi kita menikah Gus. Gus Afeef bukan hanya menyakiti Ghina tapi juga semua keluarga Ghina " kataku lagi dengan diakhiri setitik air mata yang jatuh tepat di atas punggung kaki Ning Syifa
Sekarang semua orang melihat betapa rapuhnya diriku. Seseorang laki laki yang awalnya aku pun tak mengenal dia, dengan berani melamar ku didepan rumah Allah sekarang dia juga yang telah menorehkan luka pertama kali dihatiku
" Kamu adalah orang pertama yang mengajari Ghina cinta dan juga luka secara bersama Gus, terimakasih" kataku dengan lirih
Aku beranjak dari duduk dengan membungkuk didepan Abah kyai, ibu nyai, Gus Adnan dan Ning Syifa
" Ghina pamit pulang, assalamualaikum " pamit dan pergi sambil menggeret koperku
Belum ada lima langkah suara seseorang menghentikan langkah ku
" Mbak, maaf " katanya tapi tidak dapat membuat ku menoleh kearah nya
" Gus buatlah acara resepsi kalian ditanggal pernikahan kita " kata ku dan langsung pergi dengan segala luka yang juga ikut serta kepergianku
Sakit memang tapi ini lah takdir. Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang telah terjadi. Gus Afeef adalah salah satu pemeran yang telah mengukir cerita indah didalam hidup Ghina. Aku percaya Tuhan sudah menentukan laki laki yang akan menemani ku mengukir kisah kisah indah lainnya nanti dan tugasku hanya memperbaiki diri dan menunggu lagi
Hay guys apa kabar..
Ada yang kangen Gus afeef nggak nih..
Jangan lupa jejak kalian yah..
Vote and coment nyaSalam manis dari author
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Cinta Gus Afeef
RandomJANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN _________________________________________ Aku jatuh cinta pada seseorang yang bisa kulihat tapi tak bisa ku miliki Aku jatuh cinta pada seseorang yang bisa kubuatkan cerita tapi tak bisa kuajak membuat cerita bers...