part dua belas

776 76 7
                                    

Tiga hari berlalu setelah penetapan tanggal pertunangan ku dan dan Gus afeef. Keluarga ndalem meliburkan semua kegiatan belajar mengajar mulai besok untuk mempersiapkan acara pertunangan empat hari lagi. Ntah kenapa setelah menyebarnya kabar pertunangan ku dengan Gus afeef semua santri memperlakukanku berbeda dari sebelumnya

" Ghin nanti kalau kamu udah nikah sama Gus afeef, jangan lupain aku ya ghin? " Kata Khanza saat kami duduk ditaman pesantren sambil menghabiskan waktu sore

" Nggaklah Za, pertanyaan kamu ada ada aja sih " kataku dengan cepat

Taman pesantren, tempat ini membuatku teringat saat pertama kali aku melihat senyum menawan Gus afeef. Tanpa sadar senyum ku terukir saat menyebut nama Gus afeef  dalam hatiku.

" Ghin kok malah senyum sih " kata Khanza sambil mengerucutkan bibirnya

" Kamu aja nanyanya aneh aneh Za " jawabku dengan terus menatap kedepan

" Aneh gimana sih " tanya khanza lagi

" Ya kamu kira aku temen apaan Za, tega ninggalin sahabat cuma karna nikah " jelasku dengan nada kesal

" Maaf " kata Khanza dengan lirih

Aku menghela nafasku pelan saat mendengar kata maaf dari mulut Khanza. Aku paling tak suka saat mendengar kata maaf dan terimakasih dari sebuah hubungan persahabatan. Karna menurutku Khanza bukan hanya sahabat bagiku, tapi saudara, bahkan keluarga

" Za jangan gitu, kamu tau sendiri kalau aku nggak suka kata maaf dan terimakasih diantara kita " ucapku sambil menghadap kearahnya

" Tapikan__ "

" Tapi apa? Udah ya aku kan nggak kemana mana " ujarku lembut

" Udah ah, senyum dong biar tambah cantik " lanjutku sambil terkekeh

Setelah mengukir senyum yang membuatnya terlihat lebih manis, Khanza langsung menghambur kepelukanku

" yaudah yuk keasrama, udah mau Maghrib " anakku ke Khanza yang langsung diangguki olehnya

Aku langsung bangkit dari dudukku yang diikuti oleh Khanza. Saat melewati depan masjid langkahku terhenti saat ada suara seseorang memanggilku

" Kak ghina "

Aku langsung memutar tubuhku untuk melihatnya yang diikuti oleh Khanza juga

" Eh Ning akifa, ada apa Ning? " tanyaku

" Kak ghina dipanggil sama Tante Syifa disuruh ke ndalem " kata Ning akifa sambil melihatku

" Oh iya, ini siapa kak? " Tanya Ning akifa saat melihat Khanza yang berdiri disampingku

" Ini sahabat saya Ning, namanya Khanza shanum " jawabku mengenalkan

" Hai kak aku akifa Naila panggil aja akifa " ujar Ning akifa sambil mengulurkan tangannya ke Khanza

" Saya Khanza shanum Ning, panggil aja Khanza " jawab Khanza dan langsung mengecup tangan Ning akifa tanda hormat kepada keluarga ndalem

" Eh nggak usah dicium kak " kata Ning akifa dan langsung menarik tangannya kembali

" Emm yaudah ayo kak ke ndalem udah ditungguin sama Tante Syifa " ajak ning akifa

" eh iya Ning " ujarku

Aku langsung menghadap kearah khanza dengan pandangan bersalah karna harus meninggalkannya sendiri

" Emm Khanza kamu sendirian dulu nggak papa kan? " Tanyaku ke Khanza

" Nggak papa ghin santai aja " jawab Khanza disertai dengan senyumnya

" Yaudah aku pergi dulu assalamu'alaikum " pamitku ke Khanza

" Kita duluan kak assalamualaikum " pamit Ning akifa juga

" Waalaikumsalam " jawab Khanza dengan senyum nya

Aku langsung berjalan meninggalkan khanza dengan Ning akifa disampingku. Aku merasa sedikit sungkan saat jalan berdampingan dengan anggota keluarga ndalem seperti ini yang langsung menjadikanku pusat perhatian seluruh santri. Aku langsung memperlambat jalanku dan membiarkan Ning akifa berjalan beberapa langkah didepanku

" Ihh kakak ipar kok malah jalan dibelakang akifa sih " kata Ning akifa sambil memberhentikan langkahnya dengan wajah cemberut

" Maaf Ning, soalnya ghina sungkan " jawabku pelan

" Kok sungkan sih kak, bentar lagi juga kak ghina jadi kakak ipar aku " protes Ning akifa

Tanpa persetujuan dari ku Ning akifa tiba tiba menyambar tanganku untuk digandengnya dan langsung berjalan sedikit cepat ke ndalem

" Assalamualaikum " salamku dan Ning akifa berbarengan

" Waalaikumsalam " jawab Ning Syifa yang berjalan dari arah  dapur

" Sini masuk sayang, ummah mau kamu pilih cincin buat pertunangan nanti " kata Ning Syifa dengan sangat antusias

Aku langsung menoleh kearah Ning akifa yang menatapku dengan antusias. Dengan tiba tiba tanganku ditarik oleh Ning Syifa kearah sofa ruang tamu yang membuatku kaget

" Sayang ayo pilih model cincinnya " ujar Ning Syifa sambil menyodorkan gambar model cincin yang sangat indah

" Ummah udah suruh afeef buat milih, katanya dia ngikut kamu aja " lanjut Ning Syifa

Aku langsung menoleh kearah Ning Syifa dengan raut terkejut

" Gus afeef kok sweet banget sih " kataku dalam hati

" Ayo sayang kamu pilih yang mana? " Kata Ning Syifa yang membuyarkan lamunanku

" Iya kak, kok malah melamun sih " timpal Ning akifa yang duduk di sebelahku

Aku langsung mengalihkan pandanganku kearah gambar gambar cincin di hadapanku. Pandanganku terkunci pada cincin yang terdapat ukiran hati tapi hanya separuh dan separuhnya lagi dicincin pasangannya

" Ghina pilih yang ini ummah " kataku sambil menunjuk model cincin tersebut












Hay guys apa kabar...
Jangan lupa vote and comentnya..

Oh iya guys ada yang usul bikin GC nih, kalian yang minat silahkan DM aq di Ig

Jumpa lagi dipart selanjutnya

Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang