part empat

895 94 4
                                    

Aku melaksanakan solat maghrib dengan khusyu' walaupun dengan hati yang sedang tidak baik baik saja. Aku sadar, seharusnya rasanya ini tidak ada tapi mau bagaimana lagi? Aku hanya manusia biasa yang tidak akan tau hati ini akan berlabuh dimana dan kepada siapa

Jamaah solat maghrib usai, aku dan khanza tidak langsung keasrama tapi aku memilih untuk sekedar duduk ditaman depan masjid dan khanza hanya mengikutiku dengan bingung

" ghin, kenapa sih? Dari tadi kok melamun terus? " tanya khanza saat kami sudah duduk dibangku taman

" aku udah kalah sebelum berjuang za " jawabku dengan terus memandang kedepan

" maksudnya? " tanya khanza dengan wajah bingung

" dia udah ada yang punya ya? " ujarku lagi yang membuat khanza tambah bingung

" kamu ngomong apa sih? Aku kok nggak faham " kata khanza dengan kesal

" tapi aku tetap akan menyebut namanya dalam sepertiga malamku za, allah maha membolak balikkan hati manusia. Tapi aku tidak akan terlalu berharap padanya " ucapku panjang lebar

" kamu tuh ngomongin siapa sih " ujar khanza

" gus afeef? Kalau gus afeef belum ada yang punya kali ghin, nggak usah galau gitu " lanjut khanza

Aku langsung menoleh ke arah ghina

" emm balik keasrama yuk " ajakku mengalihkan pembicaraan

Aku langsung bangkit dari dudukku di ikuti khanza dengan wajah yang minta untuk ditimpuk

" ululuhhh ternyata sahabatku ini jatuh cinta hm? " goda khanza dengan cengengesan

" apa sih, nggak ya " elakku

Perjalan ke asrama di isi dengan godaan dari khanza dengan topik yang sama, yaitu gus afeef

" udah deh za, aku lagi nggak mood tau " jawabku dengan bibir manyun saat kami sampai di kamar

" iya ghin maaf deh " jawab khanza dengan wajah menyesalnya

" nggak papa za " jawabku dengab senyum manis

Aku berjalan kearah meja untuk mengambil buku diaryku dan sebuah bolpoin berwana biru muda

" mau nulis lagi ghin? " tanya khanza sambil membaca novelnya

" iya za " jawabku

Aku mulai membuka buku diaryku. Seketika bayangan perempuan cantik yang berjalan dengan keluarga ndalem tadi berputar di otakku. Ingin menangis tapi gus afeef bukan siapa siapaku. Terus apa hak ku menangisinya?

Bolpoin berwarna biru mudaku menari diatas kertas putih membentuk garis yang berubah menjadi huruf

Kamu..
Kenapa mencintaimu harus sesakit ini?
Mungkin tuhan tidak ingin aku terlalu mencintaimu dan menelantarkan cintaku padaNya..
Sehingga tuhan menghadirkan rasa sakit ini kepadaku..
Jika kamu memang bukan takdirku, aku akan mengikhlaskanmu dengan senyum tulusku..

Ghina ulya syarifah

Tak terasa satu tetes air mataku jatuh tanpa aku sadari. Dengan cepat aku mengusapnya pelan sebelum khanza melihatnya. Ini adalah pengalaman pertamaku mencintai dan sakitnya mencintai dalam waktu bersamaan

Aku menutup bukuku dan meletakkan bolpoin biru mudaku. Aku melirik khanza yang ternyata masih setia membaca novelnya. Aku menghela nafasku, semoga yang aku fikirkan bukanlah kenyataan yang sebenarnya





























Hay guys apa kabar kalian..
Jangan lupa vote and comentnya ok..
Follow akun author juga jangan ketinggalan..
Sayang deh sama kalian wkwkwkwk

Jumpa lagi dipart selanjutnya

Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang