part dua puluh tiga

362 53 9
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, aku sampai juga didepan rumah yang menjulang tinggi dua lantai yang sudah hampir 20 tahun aku tempati. Sebelum mengetuk pintu aku menghela nafas sebentar menyiapkan mental untuk menghadapi ayah, bunda dan kak Ishal

" Assalamualaikum " salamku setelah mengetuk pintu

Setelah beberapa saat pintu terbuka dan menampakkan kakak laki laki-laki ku yang menatapku dengan terkejut

" Waalaikumsalam, loh dek kok kamu pulang enggak ngabarin? Sama siapa pulangnya? Atau di antar Gus Afeef? Trus Gus nya mana? " Tanya kak Ishal panjang lebar

Aku langsung mengambil tangannya untuk ku kecup sambil menatap nya dengan senyum manis

" Kok mata kamu sembab dek? Kenapa? " Tanya kak Ishal lagi setelah mengetahui keadaan ku yang dibilang tidak cukup baik

" Biarin Ghina masuk dulu ya kak? Nanti Ghina cerita " jawabku dengan lembut

Kak Ishal langsung mempersilahkan ku masuk dengan pandangan yang tak lepas dari wajahku

" Biar kakak yang bawa kopernya " kata kak Ishal yang hanya aku anggukki dengan senyuman

Sekarang aku bingung harus bagaimana memberi tahu kabar ini ke ayah, bunda, dan kak Ishal. Aku takut mereka kecewa dengan Gus Afeef walaupun memang aku sendiri juga kecewa terhadap nya. Tasbih yang sedari tadi berada ditangan ku tak pernah berhenti berputar dan mulut ku juga tak berhenti untuk selalu berzikir agar hati ini sedikit tenang

" Kakak panggil bunda sama ayah dulu, kamu jangan kemana-mana kami butuh penjelasan kamu dek " ucap kak Ishal setelah aku duduk dengan manis di sofa ruang keluarga

" Ya Allah tenangkan hati hamba " lirihku dalam hati

Setelah menunggu tak lama kemudian tampak lah ayah, bunda, dan kak Ishal dari kamar utama yaitu kamar ayah dan bunda yang tak jauh dari ruang keluarga

" Assalamualaikum Yah, Bun " salamku sambil mencium punggung tangan ke dua nya

" Waalaikumsalam sayang " jawab ayah dan bunda

Ayah langsung menempatkan dirinya di single sofa dan bunda duduk di sebelahku sedangkan kak Ishal duduk di single sofa yang berada di depan ayah

" Kenapa pulang? " Tanya ayah dengan datar

" Emang Ghina enggak boleh pulang ya Yah?" Tanyaku

" Kamu tau maksud ayah bukan itu Ghina "jawab ayah

" Biar Ghina istirahat dulu Yah, tanya nya nanti ya?" Kata bunda dengan lembut

" Tapi__"

" Nanti ya Yah?" Kata bunda memotong ucapan ayah

Ayah hanya menganggukkan kepalanya dan menatapku dengan datar

" Kamu keatas aja ya sayang, istirahat. Biar nanti kopernya dibawain kak Ishal " perintah bunda dengan lembut

Aku menampilkan senyumku dan beranjak pergi ke kamarku diikuti kak Ishal yang menenteng koperku ditangannya

" Terima kasih kak " kataku saat sampai didepan kamar

" Iya sama sama, kamu istirahat ya " kata kak Ishal sambil mengelus pucuk kepala ku

Setelah kak Ishal beranjak dari depan kamar ku, aku langsung masuk ke kamar. Masih sama seperti terakhir kali aku menempati kamar ini beberapa bulan yang lalu. Aku menempatkan koperku disamping almari dan langsung melangkahkan kakiku ke arah meja belajar. Aku duduk dan mengambil buku harian ku yang berada di laci meja

" Udah lama banget aku enggak nulis dibuku ini " gumamku

Aku mulai membuka buku ku dan mengambil bolpoin berwarna biru muda ku. Aku mulai mencari halaman yang masih kosong dan mulai menggoreskan tinta hitam itu diatas kertas

Selesai sudah cerita yang bahkan belum di mulai..
Cerita yang dia mulai dan dia juga yang mengakhiri..
Ya aku tau, yang hadir belum tentu takdir..
Tapi, bolehkah aku berharap?
Cerita nya singkat namun melekat..
Terima kasih sudah pernah membuat cerita singkat didalam naskah hidupku..

Tanpa aku sadari, air mataku menetes membentuk aliran sungai di pipi chuby ku. Hubungan yang sudah menyangkut ke dua orang tua sudah tidak main main menurut ku. Tapi aku akan belajar menerima segalanya. Aku menutup buku ku dan langsung menghambur ke kasur dan menelusup kan wajahku ke bantal untuk meredam Isak tangis ku

" Hiks sakit hati Ghina tuhan " lirihku

Apakah aku berlebihan? Ntahlah ini terlalu sakit untuk aku rasakan sendiri. Hampir bahagia namun terjeda







Hay guys apa kabar..

Jangan lupa vote and coment nya


Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang