part empat belas

723 77 12
                                    

Hari hari pun berlalu, tak terasa besok adalah hari pertunangan ku dan Gus afeef. Rasa rasa gugup, senang, cemas hadir dalam waktu bersamaan. Aku sedari tadi hanya berdiam diri dikamar seorang diri. Khanza? Dia mendapat piket memasak di ndalem

" Kok aku gugup banget gini sih " gumamku pelan

" Rasanya jadi inseceur, nggak pantes aja sama Gus afeef " lanjutku sambil berjalan mondar mandir

Aku menjatuhkan diriku dikursi belajarku sambil membuka buku diary ku yang sudah lama tak ku isi

Dear kamu

Mengapa saat semua telah berada didepan mata hati ini malah meragu..
Bukan karna rasa ini hilang..
Tetapi karna aku merasa tak pantas untukmu..
Diantara banyak kemungkinan tetapi kamu malah memilihku..
Kamu yang seorang idola dan aku hanya santri biasa..
Kamu tau? Aku masih merasa tak percaya saat kamu mengungkapkannya..
Rasa senang,terkejut dan sebagainya bercampur dalam hatiku..
Terimakasih telah memilihku untuk menjadi pasanganmu dalam cerita hidupmu..

Ghina Ulya syarifah

Aku menutup bukuku setelah menyelesaikan tulisanku. Aku lebih merasa sedikit lega setelah mencurahkan semua rasaku kedalam sebuah tulisan. Karna menurut ku tidak semua hal harus diceritakan kepada semua orang

" Assalamualaikum " salam seseorang yang mampu membuyarkan lamunanku

Aku langsung menoleh kearah pintu dan mendapati Khanza yang tersenyum kearahku

" Waalaikumsalam " jawabku

" Kenapa Za? Kok kaya seneng gitu? " Tanyaku

Khanza berjalan kearahku dengan mempertahankan senyum di bibirnya

" Kamu tau nggak ghin? Di ndalem tadi ada cowok ganteng banget, kembar lagi ghin " kata Khanza panjang lebar dengan semangat

" Nggak tau lah Za, kan aku nggak lihat " jawabku kesal

" Ish kan aku lagi cerita ghin " kata Khanza dengan cemberut

" Iya iya maaf, lanjut gih ceritanya " ujarku sambil terkekeh geli

" Kayanya sih bakal jadi santri baru disini ghin. Coba aja salah satu dari mereka jadi calon imam aku, itung itung buat memperbaiki keturanan " kata Khanza sambil membayangkan

" Kasian, mana masih muda " gumamku pelan

Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat Khanza yang bertingkah konyol. Aku jadi sedikit penasaran dengan si kembar yang dibilang oleh Khanza tadi, tapi ya sudahlah tidak penting juga bagiku

" Kamu juga nggak bakal kepincut ghin, kan kamu udah ada pawangnya. Gus afeef " ucap Khanza tiba tiba

" Apaan sih Za " kataku sambil menepuk pelan tangannya

Tapi dengan kehadiran Khanza jadi sedikit menghilangkan rasa yang sedari tadi bercampur aduk didalam hatiku

" Ciee calon pengantin " ucap Khanza sambil menusuk nusuk pipiku dengan jari telunjuknya

" Apa sih Za, kan besok masih tunangan belum nikah " kataku sambil menahan senyumku

Aku merebahkan badanku diranjang dan langsung diikuti oleh Khanza disampingku

" Emang di ndalem udah selesai Za? Kok udah balik aja " tanyaku tanpa melihat ke arah Khanza

" Udah ghin " jawab Khanza seadanya

Aku hanya menganggukkan kepalaku. Setelah beberapa saat suara khanza memecahkan keheningan kami

" Aku belum tau namanya ghin " ucap Khanza

" Kenapa nggak nanya tadi? " Tanya ku santai

" Malu lah, gila kamu " seru Khanza dengan cepat

" Besok tolong tanya in ke Gus afeef ya? " Lanjut khanza sambil menghadap kearah ku

Aku langsung melihat kearah khanza yang memasang wajah melasnya

" Kamu serius? " Tanyaku ragu

Bagaimana nanti tanggapan Gus afeef saat aku bertanya tentang laki laki lain kepadanya?

" Serius ghina " jawab khanza masih dengan ekspresi yang sama

" Takut ah Za " ucapku sambil memalingkan wajah darinya

" Ya kamu bilang aja temen kamu nanya " paksa Khanza kepadaku

" Ya_yaudah deh aku usahain " ujarku pelan






















Hay guys apa kabar..
Gimana nih pendapat kalian tentang part ini..

Jangan lupa vote and comentnya..
Jumpa lagi dipart selanjutnya

Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang