part dua puluh

350 44 23
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat. Semua berjalan sesuai dengan alur yang semestinya. Tasbih yang diberikan Gus afeef waktu itu selalu ada dalam genggaman tangan ku. Setelah pertemuan kami siang itu ternyata malamnya Gus afeef berangkat keluar kota untuk menggantikan Gus Adnan sesuai dengan apa yang dia bicarakan siang itu

" Assalamualaikum " salam seseorang dari luar kamar

" Waalaikumsalam " jawabku dan Khanza

" Eh mbak sari, ada apa mbak?" Tanya Khanza ke mbak sari

" Mbak Ghina dipanggil sama Gus afeef disuruh ke ndalem " jawab mbak Sari

" Eh iya mbak " jawabku

Tepukan dipundakku menyadarkanku dari lamunanku. Aku langsung menoleh kebelakang untuk melihat siapa pelakunya

" Dari tadi aku ngucap salam kok nggak dibales sih Ghin " kata Khanza dengan kesal

" Maaf Za, aku nggak dengar " jawabku dengan wajah sesal

" Ngalamunin apa sih? Gus Afeef? Besok juga pulang Ghin " kata Khanza sambil duduk di ranjang nya dan mengahadapi

" Lagian Gus Afeef diluar kota juga cuma seminggu, tiga hari kan pulang Ghin " lanjut Khanza

" iya Za, ngomel mulu ih " kataku dengan gemas

Aku hanya terkekeh saat Khanza memesang wajah kesalnya

" Kamu nggak tau Za, kalo perasaanku dari kemarin nggak enak " batinku

Entah kenapa dari kemarin perasaan ku tak nyaman menyangkut Gus Afeef. Semoga saja semua ini hanya perasaanku saja

" Udah ah, nggak usah galau lagi. Mending kita ke taman belakang masjid aja " ajak Khanza dengan sedikit semangat

" Ngapain? " Tanya ku sambil mengerutkan dahi

" Ngadem lah Ghin, ngapain lagi kalau nggak ngadem?" Ucap khanza

Aku hanya mengangguk kan kepala ku dan pasrah saat tanganku ditarik olehnya

Tapi saat sampai didepan masjid langkah kaki ku tiba tiba berhenti saat melihat sesuatu yang membuat hatiku hancur. Tanpa aba aba Khanza langsung berbalik badan menghadap ke arahku dengan tujuan menghalangi adegan yang berada didepan kami. Tapi itu semua sia sia, aku sudah terlanjur melihatnya. Air mataku lolos begitu saja tanpa persetujuan ku. Hatiku sakit saat dimana aku melihat calon suamiku menggandeng perempuan lain yang aku sendiri tidak tau siapa wanita itu

" Ghin, kita balik ke asrama ya? " Ajak Khanza kepadaku

Aku hanya mampu berdiri mematung tanpa bisa berbuat apapun

Tanpa kami sadari ternyata Ning Syifa melihat keberadaan ku dan langsung menghampiriku

" Sayang kamu dengarin penjelasan Afeef dulu ya? " Kata Ning Syifa sambil memegang tanganku

Tanpa persetujuan ku Ning Syifa langsung menarik ku lembut untuk mendekat ke ndalem

" Syifa dia istriku, Ameera " kata Gus afeef tanpa diminta saat aku telah sampai dihadapan nya

Langsung saja aku mendongak menatap nya. Aku menangis tanpa suara dihadapan nya. Kenapa Gus afeef begitu tega terhadapku? Terus aku ini apa di matanya?

" Pernikahan kita tinggal sebentar lagi tapi kamu__?" Kataku tanpa bisa ku lanjutkan lagi

" Jahat kamu Gus " kataku dan langsung pergi begitu saja dari hadapannya















Hay guys, apa kabar
Udah lama nih nggak nyapa kalian
Ada yang kangen nggak nih sama Gus afeef
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya,,


Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang