XXII - confession

174 12 0
                                    

Setibanya di rumah sakit bersama dengan si kembar, Nara langsung memasuki ruangan dimana ibunya terbaring.

"Ma? Mama kok bisa sih jatuh dari kamar mandi?" Nara langsung memeluk ibunya yang sedang berbaring sambil menonton TV.

"Duh Nara. Berat kamu itu." Nara menyingkirkan badannya dari ibunya. Lalu dia membantu ibunya untuk duduk.

"Ya gimana semalem darah tinggi mama naik. Ngga tau gara-gara apa. Untung aja Nio langsung nelpon tantemu." Nara menatap adik kembarnya, kemudian mengusap pucuk kepala keduanya, merasa bangga.

"Gitu dong. Adek kakak emang pinter." si kembar langsung berhambur ke pelukan Nara.

"Nio kan superman." Nara dan ibunya hanya tertawa.

"Tante mana Ma?"

"Ah tadi ngambil obat di apotek."

"Mama udah makan?"

"Udah tadi."

"Mama mau Nara belikan apa?"

"Ngga usah. Eh itu tadi ada bunga dari Jung Jaehyun."

Nara menyipitkan matanya skeptis, "Jung Jaehyun? Jaehyun?"

"Iya Jaehyun mantan kamu. Ngga tau tuh."

Nara berjalan ke arah bunga yang dimaksud ibunya itu. Memang benar bahwa bunga itu adalah kiriman dari Jung Jaehyun, tapi bagaimana bisa?

"Yang ngasih ke sini siapa Ma?"

"Dokter Mama langsung."

"Aiya! Mama baru ingat kalo rumah sakit ini milik keluarganya dia." Nara menelan salivanya.

"Kamu ngga tau ya?" tanya ibunya pada Nara yang masih hening di tempatnya. Dia hanya menggeleng.

"Kok dia tau mama dirawat disini? Maksudku kok bisa gitu?" Nara masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Dokter mama namanya dokter Jung Jessica, kayanya saudaranya dia deh. Ngga tau juga aku Na. Jangan bikin mama pusing dong." ucap ibunya yang sudah mulai kesal.

"Oke oke sorry ya ma. Yaudah mama tidur lagi aja. Eh Nia, Nio kamu nonton apa sih! Sini balikin remotnya."

Tanpa mereka sadari, chanel TV sudah diubah menjadi sinetron azab oleh si kembar. Yang bersangkutan hanya mengikik di tempatnya.

"Kakak sama mama sih yang sibuk ngurusin bunga. Lagian bunga nya juga bagus kok. Nia suka." Nara hanya diam.

"Ma, aku tinggal ke ruang dokter dulu ya? Mama ngga papa kan sama si kembar dulu?" Ibunya mengangguk.

"Nia, Nio, kalian jangan bikin rame ya. Kakak tinggal ke tempat dokter dulu. Jangan gangguin mama juga!" perintah Nara pada kedua adiknya. Mereka mengangguk mengerti.





"Wali Ibu Rena ya?"

"Iya dok. Saya anaknya."

"Hmm gitu."

"Gimana dok keadaan mama saya? Kok bisa tiba-tiba darah tingginya naik?"

Dokter Jung tersenyum pada Nara, "mama kamu kecapekan. Terus beliau juga jarang mengonsumsi obat penurun darah tinggi juga. Kata mama kamu, kamu ngga tinggal sama mama kamu ya? Kenapa?"

"Aku kan kuliah dok. Jadi aku ngekos. Soalnya jarak rumah ke kampus itu lumayan." jawab Nara apa adanya.

"Iya tapi alangkah lebih baik kalo mama kamu ada yang ngawasin."

"Sebenarnya ada dok, tante saya yang jagain mama saya tadi. Tapi sekarang tante kan juga baru punya anak bayi juga jadi udah ngga pernah jagain mama lagi. Hm jarang sih."

She is Fine || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang