VII - a liar

185 21 0
                                    

.
.
.
Jaehyun mengikuti kemana Jimin pergi. Perasaan Jaehyun tidak enak sebab sedari tadi Nara berpindah-pindah posisi seperti tidak merasakan kenyamanan. Jaehyun gusar, jujur saja dia takut Nara terbangun dan menanyakan kemana tujuan mereka. Jaehyun tidak terlalu pandai berbohong di depan Nara.

"Jae?" benar saja, Nara terbangun.

"Kok ini kita dimana?" Jaehyun bingung harus menjawab apa. Dia tidak pernah berbohong pada Nara sebelumnya. Namun kali ini dia berjanji untuk berbohong pada Nara untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

"Oh kamu udah bangun. Aku ngga tega bangunin kamu. Tidurmu enak soalnya, pules gitu. Jadi aku muter-muter dulu." balas Jaehyun. Sialnya motor Jimin sudah hilang di persimpangan. Jaehyun tidak tahu kemana Jimin pergi sekarang.

"Tapi kok kayanya jauh banget ya Jae?" Nara masih mencoba membuka matanya, sesekali menguceknya.

"Iyaa. Aku bosen jalan-jalan sekitar kampus. Jadi agak jauhan aja sekalian aku mau beli roti isi di depan sana." Nara mengangguk. Jaehyun merasa lega sebab Nara tidak menanyakan hal macam-macam padanya atau berburuk sangka. Untungnya lagi, Jaehyun sedikit tahu daerah sini dan roti isi yang dia maksud juga kesukaan mama nya jadi Jaehyun beralibi membelikan mama nya roti isi tersebut.

"Yaudah sekalian beliin aku ya Jae."

Jaehyun hendak turun membeli roti isi tersebut, "rasa apa?"

"Nanas."

Jaehyun keluar dan membeli pesanan Nara dan untuk mama nya. Sambil sesekali menengok ke kanan kiri siapa tahu Jimin berhenti disekitar sini sebab di daerah sini memang banyak tempat makan. Dan ternyata benar, Jaehyun melihat Jimin bersama dengan seorang wanita yang Jaehyun yakin dia yang tadi dibonceng oleh Jimin. Mereka sedang duduk di pinggir jalan sambil minum ronde. Jaehyun ingin menghampiri mereka namun dia ingat bahwa saat ini dia sedang bersama dengan Nara. Jaehyun tidak ingin Nara ikut terlibat dalam masalah ini.

Jaehyun lantas masuk kembali ke dalam mobilnya dan menemukan Nara tengah bermain hp, "yuk pulang." ajak Jaehyun sambil menyalakan mobilnya.

"Jae, aku mau ronde itu." tunjuk Nara ke arah ronde seberang jalan sana yang ada Jimin dan seorang wanita itu. Jaehyun sedikit was-was tapi Nara memaksa, jadi mau tak mau Jaehyun dan Nara pergi ke sana.

"2 bang makan sini."

"Jaehyun bukan?" sapa Jimin. Jaehyun tersenyum dan menyambut uluran tangan Jimin. Nara dan wanita yang bersama Jimin tersebut bingung.

"Eh Na, kenalin dia Jimin. Anak Unpad. Kita ketemu di acara kemarin." Nara tersenyum dan menjabat tangan Jimin.

"Nara."

"Jimin."

"Siapa Jim ini?" Jaehyun menunjuk wanita di samping Jimin.

"Oh kenalin Jae dia Deta. Deta, kenalin dia Jaehyun."

"Deta."

"Jaehyun."

"Siapa lo dia Jim? Pacar ya?" tanya Jaehyun seolah-olah tidak tahu apa yang sudah terjadi.

"Ah dia sepupu gue." Deta tersenyum dengan sedikit menunduk.

"Oala gue kira pacar lo."

Jimin hanya tertawa.

"Lo ngapain jauh-jauh ke sini?" tanya Jaehyun memulai topik baru di antara mereka.

"Ah, nenek gue yang di Surabaya meninggal kemarin jadi gue sekeluarga kesini. Oiya gimana kabarnya Keyra?" Nara menaikkan salah satu alisnya, merasa janggal dengan suasana saat ini.

"Ah dia baik-baik aja kok."

"Alhamdulillah kalo gitu. Eh Nara kan ya? Lo pacarnya Jaehyun ya?" kali ini Jimin yang bertanya pada Nara yang tengah asyik menikmati ronde nya.

"Ah iya." Nara tersenyum kikuk, entahlah dia tidak merasa nyaman dengan Jimin. Tingkahnya seperti buaya, menurut Nara.

"Wah pacar lo cantik juga Jae." Jaehyun memaksakan senyumannya.

"Makasih." balas Nara.

"Lo ngga mau ketemu Keyra Jim?" Jimin yang tadinya sedang menatap Nara dengan senyumannya langsung beralih ke Jaehyun.

"Kenapa emangnya sama Keyra? Dia ada masalah atau gimana?" Jaehyun benar-benar ingin berteriak di depan Jimin, mengatakan bahwa Keyra sedang hamil anaknya dan memaksanya untuk bertanggung jawab. Namun dia sadar hal tersebut hanya akan menambah masalah antara dia dan Nara.

"Dia baik-baik aja kok. Tapi lo perlu ketemu sama dia deh. Soalnya dia perlu lo banget." ucap Jaehyun penuh penekanan dan sorot matanya menunjukkan ketidaksukaannya pada Jimin.

Nara yang paham ada sesuatu antara mereka segera memotong, "eh Jae, ayo balik. Perut aku kembung."

Mau tidak mau Jaehyun dan Nara meninggalkan Jimin dan Deta di sana. Padahal Jaehyun masih ingin memaksa Jimin untuk bertemu dengan Keyra namun dia harus pergi.


"Kamu kenapa sih Jae? Kayanya ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku." Nara membuka percakapan antar keduanya seperginya mereka dari kawasan tersebut.

"Ngga ada Naa." bohong Jaehyun.

"Kamu bohong sama aku ya? Kamu pasti lagi nutupin sesuatu kan ya?" cerca Nara. Nada suaranya sedikit meninggi. Nara kesal dengan Jaehyun yang mencoba menutup-nutupi sesuatu darinya.

"Ngga ada Na. Sumpa aku." Jaehyun mencoba untuk menutupinya. Dia tidak mau Nara tahu apa yang terjadi di acara kemarin. Sebab ini adalah masalah Keyra bukan masalahnya. Dia tidak punya hak untuk memberitahukannya pada Nara.

"Kamu ada hubungan sama Keyra?" tanya Nara setelah mereka diam untuk waktu yang cukup lama. Jaehyun tidak menjawab pertanyaan Nara. Terlalu rumit untuk dijelaskan menurutnya.

Nara tersenyum kecut, "bener ya. Seharusnya aku ngga ngizinin kamu pergi ke acara kemarin." ucap Nara dengan pelan. Dia membuang wajahnya keluar. Jaehyun hanya bisa menghela napas kasar. Dia benci dirinya, kenapa harus terlibat dalam masalah yang seperti ini.





***





11.12 a.m

Keyra tengah berjalan menyusuri mall untuk menuju ke tempat dimana Jimin menghubunginya semalam. Ya malam setelah Jimin bertemu dengan Jaehyun, Jimin segera menghubungi Keyra untuk mengajaknya bertemu. Maka dari itu disinilah Keyra, berjalan menuju restoran tempat dia dan Jimin akan bertemu. Setibanya, Keyra langsung menuju meja yang sudah ada Jimin di sana.

"Hai Key." sapa Jimin sambil mempersilahkan Keyra duduk.

"Ada perlu apa Jim?" tanya Keyra to the point.

"Kamu ada masalah setelah perbuatan kita kemarin?" tanya Jimin hati-hati.

Keyra terkejut mendengar pertanyaan Jimin barusan.

"Kamu hamil ya Key?" Jimin masih bertanya dengan hati-hati.

Keyra hanya menunduk, malu rasanya untuk menjawab 'ya' saat ini.

"Beneran ya?" Jimin sedikit tersenyum lalu mengambil kedua tangan Keyra saat ini.

"Aku bakal tanggung jawab Key. Kamu ngga usah takut atau sedih. Aku sayang banget sama kamu. Maafin aku juga ya yang kemarin setelah melakukan itu langsung pergi. Jujur aku kecewa dan marah pada diriku, bagaimana bisa aku menyakiti orang yang aku cintai? Maka dari itu sekarang aku bakal take an action, aku bakal tanggung jawab." Keyra menangis terisak, mendengar penuturan Jimin saat ini membuatnya sedikit lega namun ada setitik perasaan dalam dirinya yang tak mengharapkan Jimin tahu tentang ini. Malah sekarang yang ada dipikirannya adalah Jung Jaehyun.

"Makasih ya Jimin." Keyra mencoba menjawab Jimin walau harus dengan sedikit paksaan.

"Yaudah yuk dimakan. Habis ini kita ketemu orang tua kamu ya." Keyra hanya mengangguk. Dia merasa enggan untuk mempersilahkan Jimin bertanggung jawab atas anaknya ini. Dia ingin Jung Jaehyun yang menjadi bapak dari anak ini kelak.









janlup vote and comment yeorobun💚💚

She is Fine || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang