XXVI - answer

141 11 0
                                    

Keyra duduk termenung di atas kasurnya. Proses lahirannya hari ini berjalan normal tanpa berlu operasi sesar. Bayi yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan dan dia sehat.

"Keyra..." suara laki-laki memanggil namanya dari arah pintu. Keyra menoleh.

"Ya?"

"Kamu mau aku belikan apa? Mumpung aku mau keluar." tanya orang itu.

"Engga usah."

"Yakin?"

Keyra mengangguk sebagai jawaban. Terlalu lelah untuk berbicara.

"Oiya Jim, tolong liatin Anneta ya. Mungkin dia lagi kehausan atau gimana." Keyra meminta tolong pada Jimin. Ya, Jimin selaku ayah kandung dari Anneta datang. Walaupun Jimin dan Keyra sudah tidak bersama lagi, Jimin merasa harus datang saat Keyra melahirkan.

Jimin tersenyum, "ada lagi?"

Keyra sedikit berpikir, "enggak deh itu aja. Oh iya sama tanya ke suster kapan Anneta bisa dibawa kesini."

"Okay."

Sepeninggalan Jimin, Keyra menikmati kesunyian yang ada. Pikirannya traveling kemana-mana, dari mulai apa yang akan terjadi dengannya setelah ini, bagaimanakah kehidupannya di Belanda bersama dengan anaknya, Anneta nanti, bagaimanakah rasanya menjadi single parent.

"Permisi Bu Keyra." Keyra mengalihkan pandangnya ke arah pintu.

"Ya ampun, makasih suster." Keyra yang tadinya murung langsung tersenyum bahagia. Akhirnya Anneta dibawa ke kamarnya setelah beberapa jam dia berada di ruang bayi.

"Hati-hati ya bu. Nanti apabila butuh bantuan, bisa pencet bel ini ya." ucap suster tersebut sambil menyerahkan Anneta ke gendongan Keyra, ibunya. Keyra mengangguk mengerti.

"Makasih ya sus." ucap Jimin di ambang pintu saat suster tersebut hendak keluar.

Entah apa yang ada dipikiran Keyra, dia menyarankan Jimin untuk menggendong Anneta. Mau bagaimanapun juga dia adalah bapak kandungnya.

"Mau gendong?" Jimin menatap bayi tersebut dengan mata berkaca-kaca.

"Boleh?"

"Boleh. Tapi hati-hati ya. Tau kan cara gendongnya?"

Jimin mengangguk. Lalu mengambil alih Anneta dari gendongan Keyra.

"Cantik, kaya kamu." puji Jimin saat menatap lekat-lekat wajah bayi perempuan di gendongannya tersebut.

"Mulutnya persis kamu. Kecil." Jimin hanya tersenyum mendengar pujian Keyra barusan.

"Kamu kapan berangkat ke Belanda?" tanya Jimin.

"Nunggu dia sebulan dulu. Aku takut bawa bayi naik pesawat kalo masih kek gini."

Jimin mengangguk. Suasana menjadi sunyi seketika, tak ada perbincangan di antara keduanya. Jimin yang sibuk menggendong dan mengamati bayi mungilnya, sedangkan Keyra sibuk dengan pikirannya.

"Key." Keyra mendongak, menatap Jimin.

"Kamu ngga mau nerima aku lagi? Aku ngga bisa jauh dari Anneta." hati Keyra mencelos. Perkataan Jimin barusan terasa sangat tulus.

"Aku pengen nikah sama aku, demi Anneta. Aku ngga bisa biarin dia tumbuh tanpa sosok ayah." Jimin sudah duduk di kasur Keyra. Sorot matanya menunjukkan permohonan.

"Aku ngga tau." balas Keyra lirih. Dia tak berani menatap mata laki-laki di depannya.

"Kenapa?"

"Kamu punya perasaan ke teman kamu itu kan?" tebak Jimin.

"Siapa?"

"Jaehyun." Keyra diam, tak menjawab.

She is Fine || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang