10

435 82 156
                                    

Happy Reading Guys❤

Pencet dulu dong bintangnya⭐

Lelah?
Ya aku lelah,
Aku lelah berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja,
Aku lelah tersenyum di atas tangisanku,
Aku lelah menutupi luka ku dengan topeng yang tak tau ntah kapan kulepas,
Tapi aku selalu berusaha menutupi rasa lelah itu,walaupun aku tak tahu ntah sampai kapan aku harus berpura-pura tegar."

Hari ini hari Minggu, dimana orang-orang kebanyakan menghabiskan waktunya bersama keluarganya.
Fany dan keluarganya baru selesai sarapan.

"Kita jalan-jalan yuk ma," ajak Gibran.

"Wah boleh tuh kak Siska ikut ya," jawab Siska antusias.

"Boleh mau jalan kemana?" Tanya mama Fany.

"Kepantai aja kak." Usul Siska, lalu Gibran terlihat menimbang-nimbang usulan Siska.

"Fany gimana ikut?" Tanya Gibran kepada Fany pasalnya adik bungsunya itu dari tadi hanya diam.

"Iy..." baru saja Fany ingin menjawab tapi mamanya sudah memotong ucapan Fany.

"Gak usah lah Gib dia juga katanya mau kerja kelompok, ya kan Fany?" Ucap mama Fany, sembari memberi kode kepada Fany untuk mengiyakan kata-katanya barusan.
Awalnya Fany merasa bingung, tapi beberapa saat kemudian ia paham, pasti jika ia ikut mama dan kakaknya tidak suka.

"Iya kak Fany gak bisa ikut soalnya Fany ada kerja kelompok." Jawab Fany berbohong.

"Ooo gitu okelah," jawab Gibran.

"FANY!!!" Panggil Siska setengah berteriak.
Fany pun langsung menuju kekamar kakak perempuannya itu.

"Iya kak?"

"Beresin barang-barang bawaan gue cepat!!" Perintah Siska kepada Fany, Fany pun menuruti perintah kakaknya itu.

Setelah semua nya selesai, mama dan kakaknya pun pergi.
Fany pun masuk kekamarnya yang bernuansa merah itu. Ia membaringkan sejenak tubuhnya,menghadap langit-langit kamarnya.

"Kapan Fany dianggap ada kek dulu?" Ucap Fany lirih. Lalu ia berdiri menuju nakasnya, ia melihat obat-obatan yang tersusun rapi di nakas itu. Lalu pandangannya tertuju pada buku harian berwarna biru pemberian Gibran kemarin, ia membuka buku itu secara perlahan dan mulai menulis dibuku itu.

Kesendirian
Aku sudah terlalu sering merasakan itu, bahkan ditengah keramaian pun aku merasakan kesendirian. Ntahlah apakah aku ingin menjauh dari orang-orang atau aku yang dijauhi orang-orang.

Aku terkadang sedikit bingung dengan semuanya, mengapa seakan semuanya membenci ku? Mengapa seakan semuanya tidak menyukaiku? Mengapa semuanya tidak pernah mengaggap kehadiran ku?
Apakah aku seburuk itu? Apakah aku setidak pantas itu untuk bahagia?
Terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan di benakku ini.

Itulah kata demi kata yang ditulis Fany. Tiba-tiba,
Tes...
Satu tetes darah segar jatuh di buku harian Fany. Fany pun langsung mengambil tisu lalu sedikit mencubit hidungnya. Setelah beberapa menit mimisan Fany pun berhenti, ia pun membaringkan tubuhnya sejenak.

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang