"Kita dipertemukan untuk saling menguatkan."
~Kevin Jeno Anendra~
◇◇
◇
◇
"Mama lo kok kasar gitu sama lo? Lihat sini lukanya," ucap Kevin sembari menarik tangan Fany.
Fany mengernyitkan dahinya, bagaimana pria ini bisa tau tentang itu?
"Eum mama gak kas..." belum sempat Fany menjelaskan Kevin segera memotong pembicaraan Fany.
"Gak usah bohong sama gue Fan," ucap Kevin dengan nada yang terdengar dingin.
"Kamu tau darimana?"
"Apapun tentang lo akan gue cari tahu Fan," ucap Kevin membatin.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Kevin, Fany pun bertanya lagi.
"Vin?"
"Gak perlu lo tau gue tau darimana. Sini gue lihat luka ditangan lo," jawab Kevin. Tangan lelaki itu beralih memegang tangan Fany, untuk melihat luka dan lebam akibat pukulan mamanya semalam.
"Udah diobatin?" tanya Kevin.
"Udah kok tadi udah diobatin," jawab Fany cepat.
Setelah mendengar jawaban dari Fany, kini Kevin beralih menatap manik mata gadis itu yang terlihat sendu.
"Lo kalau mau cerita, cerita aja sama gue. Gue siap kok jadi pendengar yang baik buat lo," ucap Kevin lembut.
"Kita dipertemukan untuk saling menguatkan," lanjut Kevin.
Fany hanya diam, dirinya sangat beruntung dipertemukan oleh orang seperti Kevin. Tapi ia belum siap untuk menceritakan semua tentang masalahnya.
"Sekarang jawab pertanyaan gue, sejak kapan lo disiksa kek gitu?"
"Eng-enggak kok Fany gak disiksa Vin, cuma kemarin aja kok, itu juga karena salah Fany karena pulang telat," jawab gadis itu berbohong.
"Gue tau lo bohong Fan, tenang aja gue gak akan biarin lo disakiti," Kevin membatin.
"Ooo, baru semalam ya," ucap Kevin pura-pura percaya, lalu dibalas anggukan oleh Fany.
"Udah-udah jangan sedih-sedih mendingan kita jalan-jalan," Kevin mencoba mencairkan suasana.
"Jalan kemana?" tanya Fany kepada Kevin.
"Ke sana," jawab Kevin sembari menunjuk kearah penjual es krim. Fany pun mengangguk lalu mulai mendorong kursi roda milik Kevin menuju ke penjual es krim.
"Es krim rasa coklatnya dua ya pak," Fany memesan es krim.
"Oke neng," jawab si penjual.
Beberapa menit kemudian bapak itu pun menyodorkan dua es krim rasa coklat kepada Fany.
"Ini Vin," Fany memberi satu es krim kepada Kevin.
"Suapin," ucap Kevin dengan nada memelas yang dibuat-buat.
"Ih makan sen.." belum sempat Fany menyelesaikan omongannya, Kevin telah memgambil salah satu es krim yang ada di tangan Fany.
"Iya nih gue makan sendiri makasih Fany," jawab Kevin sebelum gadis itu semakin kesal.
💥
KAMU SEDANG MEMBACA
Fany
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Ini kisah tentang seorang gadis yang bernama Tiffany. Gadis yang tak pernah dianggap ada, gadis penuh luka yang masih berusaha tersenyum, gadis yang amat rapuh namun tetap berusaha agar terlihat tegar, gadis yang hidupnya penu...