23

324 34 29
                                    

"Ada lara yang ku punya.
Yang entah harus ku bagi dengan siapa.
Ada berat dalam dada, berat menghembus udara pada hari-hari.
Sesak dan penat menyerbu tanpa jeda, bergantian berebut menjadi pemenang.
Membangunkan malam – malam,bersama mimpi-mimpi buruk ia berteman.
Mereka merampas ketenangan, membuat goyah pilar tempatku berpegang."

"Ibu Winda dan putrinya mengalami kecelakaan, dan sekarang mereka berdua lagi ditangani di rumah sakit Bina Sehat."

"Apa? Mama kecelakaan? Baik saya kesana sekarang," ucap Fany lalu menutup panggilan.

"Kenapa?" tanya Alvian setelah Fany menutup panggilan itu.

''Mama sama Kak Siska kecelakaan kak,'' jawab Fany dengan raut cemas.

''Yaudah kita kerumah sakit sekarang."

💫

Kini mereka sudah berada di rumah sakit, sepertinya mama dan kakaknya masih ditangani oleh dokter. Fany mengeluarkan handphone dari tas kecilnya, lalu ia menghubungi kakak laki-laki nya yaitu Gibran.

"Halo kak, Mama sama Kak Siska kecelakaan kak,'' ujar Fany to the point.

"Apa Mama kecelakaan? kakak akan urus penerbangan ke Jakarta sekarang." Ucapnya pria itu lalu mengakhiri panggilan.

Tak lama kemudian tampak seorang dokter keluar dari ruangan UGD.

"Dengan keluarganya Bu Winda?" tanya dokter tersebut.

"Iya dok saya anaknya," jawab Fany.

"Gimana keadaan mama dan Kakak saya dok?"

"Saudari Siska sudah sadarkan diri, dan lukanya juga tidak terlalu parah," tutur sang dokter.

"Kalau keadaan mama saya gimana dok?" tanya Fany dengan raut cemas.

"Pasien mengalami benturan yang cukup keras, bahkan ia mengalami kerusakan yang cukup serius di bagian kakinya. Sehingga," dokter itu sedikit menjeda ucapannya. "mohon maaf, ibu Widya mangalami kelumpuhan."

Deg

Fany syok saat mendengar penuturan sang dokter barusan. Seketika badannya ikut melemas saat tau ibunya mengalami kelumpuhan, untung saja Alvian menahan tubuh gadis itu.

"Apakah saya boleh melihat kondisi mama dan Kakak saya dok?"

"Saudari Siska sudah bisa dijenguk, untuk ibu Winda kami akan memindahkannya ke kamar rawat terlebih dahulu."

"Baik terimakasih dok."

Fany dan Alvian pun segera masuk ke ruangan dimana Siska ditangani tadi.

"Gimana kondisi kakak?"tanya Fany kepada Siska.

"Lo kan punya mata lihat aja sendiri, Gak usah banyak tanya ganggu aja tau gak!" Jawab Siska ketus.

"L-lo" tampak Alvian ingin mengangkat suara namun Fany langsung memberi kode kepada Alvian agar tidak melanjutkan kalimatnya.

"Kondisi mama gimana?" tanya Siska kepada Fany namun tidak sedikitpun memandang ke arah wajah Fany.

"Lo kan punya mata lihat aja sendiri," jawab Alvian santai.

"Mama lagi dipindahkan ke ruang rawat kak, mama mengalami kelumpuhan," lanjut Fany.

"Apa Mama lumpuh?" tanya Siska seakan tak percaya akan jawaban Fany barusan.

"Lo bohong kan? Gak mungkin mama lumpuh!" Siska mulai Meraung tidak jelas serta diikuti air mata yang sudah membasahi pipinya.

Fany langsung memeluk tubuh Siska seakan menguatkan gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang