"Tidak semua yang tersenyum itu bahagia,
tidak semua yang menangis itu berduka,
Kadang, ada luka dibalik senyum
dan ada suka dibalik air mata."
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎Fany memandang dirinya di kaca, penampilan gadis itu sangat kacau. Kejadian tadi begitu menyakitkan, kejadian dimana mamanya sama sekali tidak menghargai pemberiannya. Ya ini memang biasa terjadi kepadanya, tapi mengapa? mengapa kali ini lebih terasa begitu menyakitkan?
Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, lagi-lagi darah segar itu keluar dari hidungnya. Gadis itu tak berniat untuk menghentikan darah yang keluar dari hidungnya itu.
"Argh," gadis itu melempar obat-obatan yang ada di nakasnya. Ia muak, sangat muak semuanya terasa begitu menyakitkan. Ia lelah dengan takdir yang selalu saja memojokkannya, hatinya tertohok dengan kejadian-kejadian menyakitkan yang datang bertubi-tubi. Lagi-lagi ia bertanya, Tuhan apakah dirinya boleh bahagia?
Ia dibenci namun tak sanggup untuk membenci.
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Selir cahaya matahari masuk ke dalam kamar Fany, membuat gadis itu membuka matanya. Pandangannya beralih melihat jam yang ada dikamarnya.
"Jam enam lewat tiga puluh?!" gadis itu langsung terlonjak kaget, ia segera masuk ke kamar mandi.
Ia terus saja merutuki dirinya karena bangun kesiangan. Baru beberapa langkah ia keluar dari kamar, tampak mamanya yang sepertinya tengah emosi.
"INI UDAH JAM BERAPA? DAN KAMU BELUM MENYIAPKAN SARAPAN BUAT SAYA DAN PUTRI SAYA! CEPAT BUATKAN SAYA SARAPAN!"
"Tapi Ma, Fany udah mau telat," jawab Fany.
"Saya gak peduli, saya mau kamu buatin saya sarapan sekarang!" ujar mama Fany penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Fany yang masih terdiam.
Mau tidak mau Fany harus menuruti perintah mamanya itu, ia langsung saja menyiapkan nasi goreng untuk mamanya dengan tergesa-gesa.
Selang beberapa menit Fany membawakan nasi goreng yang baru ia masak, dan langsung menghidangkannya. Tampak Mamanya mencicipi makanan itu, bukannya memakan nasi goreng yang telah disiapkan oleh Fany, mamanya malah meludahkan nasi yang tadi dicicipinya.
"Cuih, ini yang kamu sebut makanan?! Makanan macam apa ini, rasanya saja gak enak!"
"Tapi Ma, Fany ud..."
"Apa mau ngebantah?!" lagi-lagi perempuan setengah baya itu membentak Fany.
"Fany pamit ma," tidak ingin memperpanjang masalah, Fany pun pamit pergi ke sekolah.
••••
Sudah sepuluh menit Fany menunggu angkutan umum tapi tak kunjung ada yang lewat baik angkot ataupun taksi. Karena tidak mau memperlama waktu, gadis itu pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke sekolahnya.
Fany sampai di sekolahnya, tapi pintu gerbang sudah ditutup.
"Yah, pak buka dong gerbangnya," ucap Fany memelas kepada satpam yang menjaga gerbang.
"Kamu sudah terlambat tiga puluh menit, jadi saya gak bisa bukain gerbang."
Fany menghela napas lelah. Tak lama kemudian tampak pak Yudi selaku guru BK menghampiri Fany.
"Karena kamu terlambat saya kasih hukuman, hormat bendera sampai jam istirahat," perintah Pak Yadi.
"Baik pak," jawab Fany.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fany
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Ini kisah tentang seorang gadis yang bernama Tiffany. Gadis yang tak pernah dianggap ada, gadis penuh luka yang masih berusaha tersenyum, gadis yang amat rapuh namun tetap berusaha agar terlihat tegar, gadis yang hidupnya penu...