2

897 173 97
                                    

"Saya hanya gadis rapuh yang berusaha tegar dalam keadaan,saya hanya gadis rapuh yang berusaha tersenyum dalam tangisan,dan saya berusaha kuat dalam kerapuhan itu"
~Tiffany Putri Wijaya~

Fany memilih untuk tidak memberi tahu keluarganya, lagi pula pasti mama dan kakaknya akan bersikap bodoamat soal itu.

Setelah dari rumah sakit, Fany langsung pulang kerumahnya. Tidak ada mama ataupun Siska di rumah.

"Bi... kak Siska sama Mama kemana bi?" tanya Fany kepada Bi Inah.

"Nyonya sama non Siska lagi pergi non , bibi gak tau mereka kemana non." jawab bi Inah

"Ooo gitu ya bi, makasih bi."

Setelah Fany bertanya kepada bi Inah ia pun memasuki kamarnya. Tatapan Fany tertuju pada foto dirinya bersama ayahnya, ia mengambil foto itu lalu mengusapnya secara perlahan, " paa.... Fany kangen sama Papa , Fany capek Pa ... Fany butuh teman cerita, Fany butuh pelukan dari papa....hiks, semenjak papa meninggal Mama sama kak Siska udah gak sayang lagi sama Fany pa.... sedangkan Kak Gibran lagi sibuk ngurusin kerjaan pa... hikss" ucap Fany lirih lalu Fany memeluk fotonya bersama Ayahnya.

●●●●

Pagi ini pelajaran Olahraga, pelajaran yang paling tidak di sukai Fany.

"Ok anak - anak sebelum kita ke lapangan bapak akan menentukan kelompok untuk bermain voli nantik, Kelompok 1:Sasya Pricila, Febriany aurelia , Tiffany Putri Wijaya , Dinda Andindita." Ucap pak Yanto guru olahraga Fany.

"WHAT! Kita satu kelompok sama si cupu, ih ogah banget gue sekelompok sama si cupu," ucap Sasya kepada teman-temannya.

"Ha gimana kalau kita kerjain si cupu biar dia gak satu kelompok sama kita" balas Febri.

"Setuju!,tapi gimana caranya" - Dinda

"Soal itu aman" Jawab Febri sambil tersenyum sinis.

~~~~

"Eh Fany bantuin gue cari sapu dong tadi gue disuruh pak Yanto nyapu kelas tapi pas gue lihat sapu di kelas gak ada tolong ambilin di gudang ya Fan... plis..." -Dinda


Fany pun mengangguk lalu masuk ke gudang untuk mengambil sapu. Setelah mengambil sapu Fany pun hendak keluar tapi pintu gudang tiba tiba terkunci , Fany berusaha membuka pintu itu tapi nihil.
"Siapa pun yang ada di luar tolong buka pintu nya" teriak Fany sembari mengedor pintu. Daerah dekat gudang memang sepi, apalagi saat jam pelajaran begini. Fany terus berteriak meminta tolong, setelah hampir 30 menit Fany meminta bantuan, akhirnya ada sekelompok laki - laki yang melewati gudang , mereka mendengar suara perempuan yang meminta tolong.

"Eh kalian dengar suara orang minta tolong gak?" Tanya Alvian pada teman - temannya

"Jangan - jangan penunggu gudang lagi iih ngeri," ucap Gilang sok ngeri.

"Jangan ngadi - ngadi lo lang, " balas Rian sembari menoyor kepala Gilang.

"Udah-udah ngapa kalian jadi ribut sih, mendingan kita bantu noh orang yang lagi ke kunci di gudang," lerai Arga.

Fany yang mendengar suara ribut - ribut pun langsung meminta tolong " yang diluar tolong bukain pintunya."

"Lo tenang gue sama teman-teman gue akan coba dobrak pintu ini lo mundur sedikit" ~Alvian

Brak...
Pintu gudang pun berhasil di dobrak. Fany yang sudah ketakutan pun langsung keluar dengan raut wajah yang masih ketakutan.
"Makasih kak," ucap Fany kepada Alvian.

"Iya sama - sama" ucap Alvian dengan muka datarnya.

"Makasih ya kak karna kalian semua udah mau nolongin aku," ucap Fany.
Mereka pun mengangguk.

●●●●

Setelah pulang sekolah Fany pun pergi ke makam Ayahnya. "Hai paa... maaf ya pa kalau Fany jarang kesini, paa... Fany kangen banget sama papa.... Fany pengen peluk papa...hiks... Fany mau cerita sama papa , kemarin dokter bilang Fany mengidap penyakit leukemia pa...hiks... Fany gak bilang sama Mama , Kak Siska ataupun Kak Gibran, Fany gak mau repotin mereka pa... jadi Fany cerita sama papa aja ya." Lalu Fany meletakkan bunga yang di belinya tadi di makam Ayah nya itu. Lalu Fany berdoa , dan Fany pun pergi.

Setelah dari makam Fany pergi mencari pekerjaan untuk biaya pengobatannya nanti.
Setelah Fany mencoba melamar pekerjaan di beberapa toko ia pun di terima bekerja di salah satu cafe sebagai pelayan. Ia bekerja mulai besok sehabis pulang sekolah.

Fany baru sampai ke rumah nya ia pun segera mengerjakan pekerjaannya seperti biasa. Saat ia sedang menyetrika pakaian hp nya bergetar seperti ada panggilan masuk, ia pun melihat siapa yang menelponnya tertera nama "Kak Gibran☆" . Fany pun mengangkatnya.

"Halo kak,kakak apa kabar Fany kangen banget sama kakak."

"Halo Fany , kakak baik kok , kamu ,Mama, sama Siska gimana kabarnya?"

"Baik kok kak, kakak kapan pulang?"

"Hmm belum tau Fan."

"Oo gitu ya kak oklh yang penting jaga kesehatan ya kak."

"Ok,kamu juga ya ,kakak tutup dulu ya telponnya nantik kakak kabarin mama juga."

"Ok kak."

Karena keasikan menelpon Fany lupa kalau ia sedang menyetrika pakaian.

"Aduh baju kak Siska bolong lagi, " ucap Fany sambil mengangkat baju Siska yang sudah bolong. Tiba-tiba Siska datang dan melihat bajunya yang sudah bolong.

"WHAT! BAJU GUE KOK BISA BOLONG SIH , BAJU GUE MAHAL TAU!" Bentak Siska. Lalu Siska mendorong Fany.

"Maa... lihat ni baju Siska bolong gara - gara Fany ma nyetrika baju gak becus !"

"Biar mama kasih pelajaran tuh anak, FANY........"

"Iii..yaa.. maa.."

Baru saja Fany sampai dihadapan mamanya, ia sudah mendapat satu tamparan di pipi kirinya.

"Anak gatau diri udah dikasih tinggal dirumah ini cuma nyetrika baju aja gak beres, mama kasih pelajaran kamu , sini ikut mama" bentak mama Fany sambil menarik tangan Fany dengan kasar.

Mama Fany membawa Fany ke gudang lalu menghempaskan badan Fany ke lantai. Mama Fany menjambak rambut Fany.

"Aduh sa..kit maa..." Ucap Fany terbata bata menahan sakit.

"Buat hari ini mama kurung kamu di gudang, " Ucap Mama Fany lalu menutup pintu gudang dengan kasar.
Ya lagi-lagi ia hanya bisa diam, dan menangis.

Hai guys gimana part ini?

Maaf jika ada yang gak nyambung atau typo bertebaran ya guys hehe😅

Jangan lupa ninggalin jejak guys🤗

See you next part😉

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang