22

428 37 94
                                    

"Berterimakasihlah kepada dirimu sendiri, Karena sudah berusaha untuk tetap kuat, walau sedang tidak baik-baik saja."

"Fany manusia ma, Fany juga ada rasa lelah ma," ujar gadis itu lalu ingin beranjak pergi dari tempat itu, tapi mamanya justru menahan tangan gadis itu membuat Fany mengurungkan langkahnya.

"Kenapa ma? Mama belum puas nyakitin aku?" tanya gadis itu beruntun. Mendengar pertanyaan dari Fany, membuat mamanya semakin meradang.

"Iya saya belum puas nyakitin kamu!" jawab mama Fany, tampak wanita separuh baya itu mengambil pisau yang ada di tempat itu. Lalu wanita itu menyayat-nyayat tangan putrinya itu tak berperasaan.

"Ini akibatnya kalau kamu gak nurut sama saya!" ujar wanita itu sembari tersenyum miring.

"Argh sakit ma," Fany merintih kesakitan bersamaan dengan darah yang sudah bercucuran ditangannya. Saat mama Fany ingin melukai tangan Fany lagi, tiba-tiba bi inah datang dan langsung menahan tangan mama Fany.

"Udah nyonya, kasihan non Fany," ucap Bi Inah sembari terus menahan tangan mama Fany. Melihat hal itu Fany pun langsung lari menuju kamarnya untuk menghindari perlakuan kasar dari mamanya.

Saat tiba di kamarnya gadis itu segera mengunci pintu kamar, agar mamanya tidak bisa masuk. Gadis itu berjalan mendekati nakas, lalu mengambil kotak P3K yang ada di tempat itu. Dengan perlahan gadis itu mengobati luka ditangannya sembari menahan isakannya.

Setelah mengobati lukanya, gadis itu bangkit dari duduknya. Ia menatap dirinya di kaca, menampilkan sosok dirinya yang terlihat sangat kacau.

"Hei katanya kuat, kok nangis sih? Hapus air matanya gak boleh lemah!" ujar gadis itu menyemangati dirinya sendiri. Setelah merasa tenang, Fany pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, kini mobil Alvian sudah terparkir di halaman rumah Fany

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, kini mobil Alvian sudah terparkir di halaman rumah Fany. Fany pun memasuki mobil mewah Alvian.

"Selamat pagi cantik," ucap Alvian sembari mengacak rambut Fany.

"Pagi kak," jawab Fany sembari tersenyum hangat.

"Tangannya kenapa?" tanya Alvian saat melihat tangan Fany yang dibaluti perban.

"Oh ini tadi gak sengaja kena pisau," jawab Fany.

"Udah diobati? Atau mau dibawa ke rumah sakit?"

"Gak usah kak."

Walaupun Fany tidak bercerita tentang masalahnya, tapi Alvian bisa merasakan bahwa Fany sedang tidak baik-baik saja. Tanpa aba-aba Alvian membawa Fany kedalam dekapannya.

"Kamu kalau ada masalah cerita ya," ujar Alvian. Fany tak menjawab ia hanya mengangguk.

••••

Jam pelajaran tengah berlangsung, disaat guru sedang menjelaskan pelajaran, bukannya memperhatikan gadis ini malah tertidur.

"Fan."

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang