11

382 59 118
                                    

Happy Reading❤

Terasingkan...
Aku selalu terasingkan...
Apakah kamu tau, diasingkan itu adalah hal yang menyakitkan?
Yaahh itu sangat menyakitkan, terkadang aku tertawa melihat diriku yang selalu saja menunjukkan bahwa aku baik-baik saja, disaat seluruh dunia membenciku."

"Lo itu kalau ngepel yang benar dong!! Jangan kayak gini, ooo atau lo sengaja ya mau bikin gue sama mama celaka!!" Ucap Siska lalu mendorong tubuh Fany hingga mengenai guci yang ada diruangan itu.

prang...

Guci tersebut pecah.

"Maa... Fany mecahin guci kesayangan mama," Siska mengadu kepada ibunya. Tidak lama kemudian mama Fany pun datang dan langsung menjambak rambut Fany.

"Anak gak tau di untung, kerja gak pernah becus! Pakai acara mecahin guci kesayangan saya lagi!" Ucap mama Fany sembari mengencangkan jambakannya.

"Aww... Fany minta maaf maa, tolong lepasin ma hiks." Fany merintih kesakitan.

Mama Fany pun melepaskan jambakannya dengan kasar.

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL! NYESAL SAYA MELAHIRKAN ANAK SEPERTI KAMU!!" Ucap mama Fany kasar. Setelah mengucapkan kata itu mama dan kakaknya pun pergi tanpa rasa bersalah sedikit pun meninggalkan Fany seorang diri.

Fany terisak, bukan karena jambakan dan dorongan dari ibu dan kakaknya. Melainkan karena ucapan yang ibunya bilang barusan.

"Sebegitu bencinya ibunya dengan dirinya?"

Ia tersenyum getir, meratapi nasibnya. Disaat orang-orang di sayangi oleh keluarganya, gadis ini malah dibenci keluarganya.

Fany memasuki kamarnya, lalu membuka buku hariannya. Sepertinya menulis di buku harian adalah kebiasaan barunya. Ia membuka lembar demi lembar buku itu mencari lembar yang kosong, setelah itu ia mendaratkan tinta pena ke kertas buku itu. Lalu ia mulai menulis dibuku itu.

Mana Kebahagiaan itu?
Teruntuk Bahagia...

Bahagia...apakah kau tak ingin menyapa ku?
Bahagia...apakah kau tak ingin berteman denganku?
Bahagia...apakah kau tak ingin sedikitpun berpihak denganku?
Aku lelah, aku lelah hanya berteman dengan kesepian.
Mana kebahagiaan itu?
Aku ingin merasakannya lagi:).

Katanya keluarga sumber kasih sayang dan kebahagiaan bukan?
Tapi mengapa tidak bagiku?

Apa aku sudah tak layak mendapat suatu kebahagiaan?

-.-.-.-.-.-..-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.--..-.-.-.-.-----.---.

Setelah pulang sekolah, seperti biasanya Fany menuju ke cafe untuk bekerja.

Beberapa menit kemudian Fany pun sampai di tempat yang ia tuju. Fany pun segera mengganti seragam sekolahnya dengan baju khas pelayan cafe.

"Mau pesan apa kak?" Tanya Fany kepada sekelompok wanita yang sepertinya sebaya dengannya.

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang