14

419 52 158
                                    

"Terlalu lama diabaikan hingga terbiasa dengan sepi dan mulai akrab dengan kesendirian."

Fany memasuki kelasnya, masih kosong tidak ada orang di sana. Gadis itu langsung menuju ke tempat duduknya meletakkan kepalanya di atas meja yang beralaskan tas miliknya.

Murid-murid mulai berdatangan, termasuk Sasya dan teman-temannya. Sasya langsung menuju ke tempat Fany ya tentu saja gadis ini pasti akan membuat ulah lagi.

"Woi kerjain PR gue!" ucap Sasya sembari memukul meja Fany. Fany hanya mengangguk lalu mengerjakan apa yang disuruh Sasya.

Kring...

Bel masuk berbunyi begitu nyaring membuat siswa-siswa yang tadi di luar segera masuk ke dalam kelas.

Lima belas menit kemudian datanglah seorang guru bernama Bu Lia dan diikuti oleh seorang gadis di belakangnya.

"Assalamualaikum anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru."

"Waalaikumsalam buk," jawab murid kelas serentak.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," ujar Bu Lia kepada gadis itu.

"Nama aku Reina Quensha Mahira. Kalian bisa manggil aku Reina. Aku pindahan dari Bandung."

"Sekarang, kamu boleh pilih tempat duduk ya , cari yang masih kosong,"  Bu Lia mempersilahkan Reina untuk duduk.

"Baik buk," ucap Reina lalu ia segera duduk tepat disamping Fany.

Fany tertegun, mengapa murid baru ini duduk disampingnya? bisa-bisa gadis itu sama seperti dirinya.

°~°~°~

Jam istirahat tiba semua murid segera menuju ke kantin tapi tidak dengan Fany dan Reina. Fany tersenyum kikuk kepada gadis di sampinya itu.

"Hai," sapa gadis itu sembari tersenyum manis kepada Fany.

"H-hai," balas Fany sedikit gugup.

"Nama aku Reina, nama kamu siapa?" ucap gadis itu sembari mengulurkan tangannya kepada Fany.

"Nama aku Fany," jawab Fany sembari membalas uluran tangan Reina, mereka pun saling bersalaman dengan senyuman yang terpancar dari wajah keduanya.

"Nama kamu bagus," ujar gadis itu dengan senyuman yang masih terukir di bibirnya.

"Makasih,"  ucap Fany dengan senyumannya.

"Kamu mending duduk di bangku yang lain aja," ujar Fany, tidak ia tidak bermaksud mengusir Reina, dia hanya tidak mau gadis disampingnya ini sama sepertinya sama-sama menjadi korban bully oleh Sasya dan teman-temanya.

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Mendingan kamu pindah aja ya, bahaya kalau kamu duduk disini," jawab Fany.

"Bahaya?" tanya Reina heran.

"Iy..."

Brakk...

Belum selesai Fany berbicara tiba-tiba ada orang yang memukul meja Fany dengan keras.

"Lo yakin duduk sama si cupu?" tanya gadis yang barusan memukul meja Fany.

"Yakin. Oya apa lo bilang tadi? Fany cupu? gak salah?" Reina membalas ucapan Sasya tadi dengan nada yang bisa dibilang sedikit menantang.

"Haha, cuma murid baru aja udah belagu lo," ucap Sasya sembari bertepuk tangan dengan senyum miringnya.

FanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang