"Jika tidak ada yang mendukungmu, dukunglah dirimu sendiri. Jangan selalu berharap pertolongan orang lain, karena tidak selamanya akan ada orang yang selalu mengulurkan tangan untukmu.
~Tiffany Putri WijayaFany berjalan menyusuri coridor menuju ke kelasnya, tampak para siswa tersenyum hangat kepadanya, dan tak sedikit ada yang menyapanya.
Meskipun Fany merasa sedikit bingung dengan perlakuan mereka, Fany tetap membalas senyuman dan sapaan dari mereka. Tak lama kemudian Fany pun sampai di kelasnya, tampak Sasya dan teman-temannya mendekat kearah Fany, membuat gadis itu mundur secara perlahan.
"Ngapain mundur? Kita-kita gak bakal ngapa-ngapain lo kali," ujar Sasya.
"Oya Fan, ini gue bawain bekal buat lo," ucap Febry salah satu teman Sasya. Baru saja Fany ingin mengambil bekal itu, tiba-tiba Reina datang lalu mengambil kotak bekal tersebut.
"Tumben lo baik, jangan-jangan ini makanan udah lo kasih racun ya?" tanya Reina sembari menatap Sasya dan teman-temannya dengan tatapan menyelidik.
"Lo kalau jangan asal nuduh ya, gue gak ada ngasih racun di makanan ini!" ujar Febry.
"Buktiin!"
Tanpa basa-basi Febry menyuapkan satu sendok nasi goreng itu kedalam mulutnya.
"Gak ada apa-apakan? Makanya jangan asal nuduh."
"Gue bukan nuduh, siapa sih yang gak curiga sama kalian yang mendadak jadi baik," ujar Reina lalu ia menarik tangan Fany menuju ke tempat duduk mereka.
--------------------
Bel pulang berbunyi, tampak siswa-siswa terburu-buru keluar kelas hingga menyisakan sedikit orang di dalam kelas. Kini di dalam kelas cuma ada Sasya dan Fany, baru saja Sasya ingin keluar, Fany memanggilnya karena ada hal yang harus ia pertanyakan.
"Sya," panggil Fany, yang membuat Sasya mengarahkan pandangannya kearah Fany.
"Iya kenapa?"
"Aku mau nanya," ucap Fany.
"Tanya aja."
"Maaf sebelumnya, hmm kamu kenapa tiba-tiba baik sama aku? Bukannya dulu kamu benci sama aku?" tanya Fany.
Sebelum menjawab pertanyaan dari Fany, Sasya menarik napas panjang. "Sebenarnya sehari sebelum gue minta maaf sama lo, gue disekap sama orang. Orang itu bilang, kalau gue masih sering jahatin lo dia gak segan-segan ngabisin gue. Tapi gue emang mau minta maaf sama lo kok Fan." tutur Sasya panjang lebar.
Fany mengernyitkan dahinya, siapa yang menyekap dan mengancam Sasya?
"Siapa orang itu?" tanya Fany.
"Gue juga gak tau, dia pakai penutup wajah."
"Ooo, yaudah kalau gitu aku pulang duluan ya," ujar Fany.
Baru saja Fany keluar kelas, ia bertemu dengan Alvian.
"Ayo pulang biar aku antar," tawar Alvian.
"Tapi Fany mau kerja kak."
"Kamu kerja untuk apa hm? Kalau kamu butuh uang, kamu bilang aja sama aku." tutur Alvian.
"Fany cuma bosan aja di rumah kak, makanya Fany kerja biar ada kegiatan," ucap Fany berbohong. Lagi pula jika ia butuh uang, ia tidak akan minta kepada Alvian, selagi bisa berusaha kenapa harus minta.
"Yakin cuma karena bosan di rumah aja?" tanya Alvian masih tidak percaya.
"Yakin kak.""Yaudah, kalau gitu sebelum kerja kita makan siang dulu," ujar Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fany
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Ini kisah tentang seorang gadis yang bernama Tiffany. Gadis yang tak pernah dianggap ada, gadis penuh luka yang masih berusaha tersenyum, gadis yang amat rapuh namun tetap berusaha agar terlihat tegar, gadis yang hidupnya penu...