1. Empty Space

60 7 0
                                    

Hay.. hay..

Dicerita ini aku memakai POV 1 ya.

Happy reading...

***

{Asa Lirmawanti}

Entah hari ini aku begitu bimbang dengan apa yang aku rasakan. Seharusnya aku senang, pengabdianku selama ini berbuah manis. Jabatan naik adalah tujuan utamaku di sini. Namun, ada perasaan yang sedari tadi mengganjal dihati. Entah aku tidak tahu itu apa.

Aku tidak seorang diri di sini. Ada Abian yang menemaniku. Dia pacarku sekaligus patner dihidupku. sudah hampir lima tahun aku bersamanya. Dengan pakaian formal khas kantoran kami turun dari mobil. Dengan menggandeng tangan Abian aku berjalan masuk. Terlihat di dalam pun sudah banyak para tamu undangan yang datang lengkap dengan pakaian formalnya. Kami terus berjalan untuk mencari tempat yang menurut kami nyaman untuk berbincang. Dan kami menemukannya.

"Congrats dear. Akhirnya, setelah apa yang kamu lalui tercapai," Dengan tersenyum Abian berkata padaku.

"Terima kasih. Aku juga masih enggak nyangka bisa sampai di posisi ini."

"Aku bangga sama kamu," ujar Abian seraya mengusap pelan kepalaku. Kami pun larut dalam perbincangan sederhana berdua.

Ku akui perusahaan sebesar ini tidak tanggung-tanggung memberikan yang terbaik untuk acaranya. Mereka rela menyewa ballroom mewah untuk para tamu spesialnya, ada beberapa makanan enak di suguhkan juga di sini. Dan para tamu pun diberi pelayanan terbaik dari para waiter's yang bertugas. Juga, sejak pertama kali aku masuk tadi, wangi-wangian dari parfum berkelas tercium oleh hidungku. Sedikit norak memang, tapi inilah kali pertamanya aku datang ke acara sepenting dan seinti ini. Tidak salah sih kenapa orang sepenting mereka kebanyakan memakai barang branded. Ya, karena mereka menyesuaikan dengan acaranya.

Hingga akhirnya ada seorang pria paruh baya dengan setelan formal menghampiri kami berdua. Dia adalah pak Gavin. CEO di perusahaan ini.

"Halo," Dengan ramahnya beliau menyapa kami.

Aku pun membalasnya. "Malam, Pak." tidak lupa dengan senyum yang terukir di wajahku.

"Cantik sekali kamu malam ini."

"Terima kasih pak."

"Siap dengan malam ini ? Malam ini adalah malam spesial kamu. Semua mata akan tertuju padamu Asa," Lalu pak Gavin mengulurkan tangannya. "Sebelumnya. Selamat atas pencapaian kamu. Saya rasa, saya nggak salah pilih untuk menunjuk kamu di posisi ini."

Lagi aku pun membalas uluran itu dan berucap, "Sekali lagi. Terima kasih pak."

"Oh iya, ini siapa ? Pacarmu ?" tanya pak Gavin menunjuk Abian yang sedari tadi di sampingku.

"Iya pak. Namanya Abian." lalu aku menatap Abian. "Abian, ini pak Gavin."

Mereka berdua saling bersalaman dan memperkenalkan diri.

"Wah .. Maaf ya saya jadi ganggu kalian berdua disini," ucap pak Gavin.

Aku terkekeh, "Enggak kok pak. Santai aja."

One More Time ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang