*****
***
Asa ( Remaja)
***
*****Aku baru saja selesai mencatat materi di papan tulis ke dalam buku tulis. Aku menutup buku catatan itu dan memasukannya ke dalam tas. Aku bergegas keluar kelas menuju ke kantin untuk membeli makanan penganjal perutku.
Sampai di depan pintu kelas. Lia menghadangku bersama empat temannya. Ia langsung menarik tanganku dengan keras. Aku berusaha memberontak. Apalagi yang akan dia lakukan padaku? Apa dia tidak bosan selalu menjadikanku bonekanya? Hingga akhirnya aku dibawanya ke belakang sekolah. Tempat sepi yang sangat jarang siswa berada sampai ke sini.
Aku di dorongnya hingga terjatuh. Seketika aku menunduk takut.
"Kalian mau apa lagi?" suaraku bergetar. Lia tersenyum miring melihatku.
"Memuaskan hari gue,"
Lia memberi petunjuk isyarat ke empat temannya itu. Selanjutnya, kedua tanganku di pegang oleh ked
ua temannya. Dan aku disuruhnya berdiri."Kayaknya kurang afdol kalau enggak di abadikan moment ini. Yuna handphone lo gue pinjem kali ini," ucap Lia ke salah satu temannya.
"Dengan senang hati queen," Yuna memberi ponselnya ke Lia.
"Selamat menikmati pertunjukan, Asa," Lia mulai mengarahkan kamera ponselnya padaku.
Aku memberontak dengan kuat untuk lepas dari mereka. Tapi, nihil. Aku tidak bisa lepas dari mereka. Mereka mulai melakukan aksinya. Mereka menarik bajuku hingga kacing bagian atas seragamku putus. Selanjutnya mereka merobek rokku. Dan mengacak rambutku. Mereka melakukannya sangat tidak berperasaan. Aku terus merontak untuk membebaskan diri dari mereka.
Sementara Lia terseyum licik di balik ponsel itu. Hingga akhirya, aku menendang dan menginjak kaki dua orang di sampingku.
Aku bebas. Aku mendorong Lia sampai ia terjatuh. Dan aku lari secepat mungkin pergi dari sini. Tapi, langkahku membawa aku ke sudut tempat ini. Aku terduduk menangis.
Bagaimana bisa aku kembali ke kelas dengan penampilan seperti ini? Aku menangis sejadi-jadinya.
Aku malu. Aku kesal. Kenapa aku sepengecut ini untuk melawan mereka. Untuk membela diriku sendiri aku takut.
Aku menelungkupkan kepalaku di kedua kaki. Aku menangis sejadinya di sana.
Hingga akhirnya aku mendengar suara kaki bederap ke arahku. Aku mendongak kala seseorang itu memanggil namaku.
"Kak..," lirihku. Aku di dekapnya dalam pelukan. Pelukan hangat yang selama ini menguatkanku. Pelukan yang selama ini aku butuhkan.
Seketika aku terisak di sana. Aku memeluknya erat.
"Kak... aku capek. Bawa aku pergi kak."
***
Selanjutnya aku di bawa kak Irma keluar dari sekolah. Dengan berlari aku di tariknya. Untungnya rokku yang robek sudah di tutupi dengan jaket yang kak Irma punya.
Sesampainya di gerbang sekolah, sudah ada Abian yang menunggu di atas motornya.
"Kamu anterin, Asa ya sekarang," ujar kak Irma.
"Iya, kak."
Aku lantas bergegas naik dan memakai helm. Di perjalan aku bertanya-tanya. Kenapa kak Irma sampai membawaku keluar sekolah? Emangnya sedang ada apa ini? Sampai Abian pun terlibat?
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time ✅
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam ANFIGHT BATCH 7 Blurb : Asa menjadi korban tabrakan saat pulang dari bekerja yang mengakibatkan ia koma di rumah sakit. Tiga bulan Asa belum juga siuman dari tidur panjangnya. Juga selama tiga bulan ia selalu ditema...