***
{Asa Lirmawanti}
Pak Wan nggak ada kerjaan yang bagus sedikit apa buatku? Siang hari begini disuruh membersihkan toilet siswi. Mana sedari tadi banyak siswi mundar-mandir terus ke sini. Kalau seperti ini terus bisa-bisa aku nggak akan selesai membersihkan toilet.
Aku menghela nafas. Untung toiletnya bagus jadi aku nggak terlalu jijik untuk membersihkannya. Kemudian, aku memulai menyikat westafel terlebih dulu. Selanjutnya, aku mengelap kaca cermin. Tapi, aku menangkap suara rintihan minta tolong dari salah satu bilik toilet. Aku menghentikan aktivitasku sebentar. Dari suara, aku seperti mengenalinya. Aku mendekat kearah sumber suara.
"Dek, kamu kenapa?" tanyaku lembut sambil mengetok.
"To ... long. Bu ... ka," suaranya terbata-bata dan melemah.
Aku panik. Ternyata di dalam ada seorang siswi. Aku coba membuka pintu. Namun, sayang pintu terkunci. Lalu aku coba mendobrak. Masih tetap tidak terhasil. Tidak ada pilihan lain lagi aku harus mencoba cari pertolongan.
"Dek, kamu tunggu sebentar ya. Saya cari bantuan dulu," ucapku sebelum keluar.
Di luar tidak ada satu murid pun yang lewat. Padahal sebelumnya banyak yang lalu lalang. Duh bagaimana ini?
Hingga akhirnya ada seorang siswa berjalan sendirian. Aku mengejar dan menahan tangannya.
"Bisa minta tolong nggak? Pliss. Bantu saya. Bisa ya?"
Tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung membawanya ke toilet siswi. Sesampainya di sana, dia melepaskan tangannya kasar.
"Ngapain ke toilet cewek? Jangan coba macam-macam ya,"ketusnya.
"Di dalam, ada yang ke kunci di toilet."
"Tinggal dobrak aja apa susahnya?"
"Kalau itu bisa. Saya enggak akan minta tolong kamu untuk ke sini."
Akhirnya dia pun luluh, mungkin karena melihat ekspresiku yang panik. Aku pun membawanya ke dalam dan menunjuk salah satu bilik yang ku maksud tadi.
"Yakin di sini?" tanyanya.
"Iya. Suaranya tadi di sini kok."
Ia pun mendobrak pintu. Percobaan pertama dia gagal.
"Mundur sedikit," suruhnya. Aku pun sedikit menjauh darinya. Lalu, ia mencoba lagi mendobrak.
Dan berhasil. Pintu toilet itu terbuka. Aku kaget melihat siapa yang berada di dalam.
Asa. Orang yang terkunci dalam toilet tadi. Asa pingsan dengan seragam basah dan wajah pucatnya. Dengan segera aku menyuruh siswa itu membawa Asa ke UKS. Aku berjalan lebih dulu. Sesampainya di UKS aku membantu membukakan pintu agar lebih cepat. Diletakkannya Asa di atas brankar UKS. Wajahnya yang pucat membuatku menduga ia kedinginan di dalam tadi.
"Kamu tunggu dulu sini ya. Saya mau cari baju ganti untuk Asa. Sebentar dan jangan ke mana-mana."
Aku langsung ke ruangan CS. Seingatku, kemarin ada baju seragam bersih tersimpan di sini. Aku mencari-cari ke beberapa laci di sini. Terakhir aku membuka lemari tempat berbagai sabun cair di simpan. Dan akhirnya aku menemukannya. Lekas ku bawa ke UKS untuk nanti Asa gunakan. Semoga ukurannya pas di badan Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time ✅
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam ANFIGHT BATCH 7 Blurb : Asa menjadi korban tabrakan saat pulang dari bekerja yang mengakibatkan ia koma di rumah sakit. Tiga bulan Asa belum juga siuman dari tidur panjangnya. Juga selama tiga bulan ia selalu ditema...