Sesampainya di Trowulan, aku bergegas menemui senopati anom. mengikat kudaku dan meminta ijin untuk masuk pendopo. aku melihat senopati anom dari kejauhan. Ia berbincang dengan senopati depan salah satu ruang di pendopo. Aku sengaja menunggu sampai mereka selesai berbincang.
" sugeng enjing, senopati" aku membungkuk ke bawah untuk menyapanya.
"Wir. Kamu sudah sampai. kamu pergi ke pendopo senopati Windra berikan ini kepadanya setelah itu kamu istirahat dulu di rumah nanti kita berbicar." Perintahnya kepadaku.
" sediko dawuh, senopatih." Jawabku.
Aku langsung mengerjakan apa yang di perintahkannya. Sesaat aku masuk kependopo, aku melihat banyak sekali prajurit yang berlatih di halaman pendopo kira-kira 30 orang disana. Aku melihat disamping halaman ada prajurit yang sedang berdiri. Aku menghampirinya dan menanyakan keberadaan senopatih WIndra.
"sugen enjing, permisi saya memohon ijin untuk bertemu senopati windra apakah beliau ada ditempat?" tanyaku dengan sopan.
"kamu tidak melihat kami sedang berlatih! cari orang lain untuk bertanya!" perintahnya.
"baik, terimakasih" aku undur dan mencari orang yang tidak sedang sibuk
Aku mulai melangkah masuk kedalam dan mencari orang yang hendak aku tanyai. Beberapa lenagkah dari tempatku semula aku melihat seorang dengan seragam berbeda berdiri seperti melihat dan memeperhatiakan prajurit-prajurit itu berlatih. Aku memutuskan untuk mendekat dan bertanya kepadanya
"sugen enjing, nama saya wira , saya diutus senopati anom untuk mengantar ini ke senopati windra, apakah beliau ada di tempat?" tanyaku padanya
"saya windra, apa yang ingin senoapti anom kirimkan?" katanya.
"Ini senopatih." Aku menyerahkan gulungan yang dititipkan senopati anom kepadaku.
"kamu yang kemarin bersama senopati anom menjemput dan mengantar tabib ke istana?" tanyanya sambil membaca gulugan yang aku berikan."benar senopati, kalua begitu saya ijin pamit dahulu." Sahutku padanya dan ijin untuk meningalkan pendopo
"sebentar sepertinya ini waktu yang tepat, aku dapat infomasi dari senopati arya tentang dirimu. Bagmana jika kamu menjukan sedikit ilmumu untuk para prajuritku? untuk melihat perkembangan mereka." Katanya
Ia masuk ke dalam ruangnya dan menaruh gulungannya di atas meja. Lalu ia berjalan menuju seorang prajurit yang tadi menegorku di halaman pendopo.
" Wira kemarilah !" serunya. Aku berlari dan menghadap beliau
" wira perkenalkan ini bekel wato dia kepala pelatihan di sini, wato ini wira tanggan kanan senopati anom." Katanya
"aku ingin mencoba melihat hasil latihan, wato coba kamu pilih prajurit tebaikmu." Kata Senoapti windra pada bekel wato. Tanpa berpikir lama ia memangil salah satu dari merka"Byakta kemari ! Coba berlatih dengan wira, tunjukan semua gerakan dan ilmu yang sudah pelajari disini ." Kata bekel kepadanya
"baik bekel."jawab byakta
Kami maju ke tengah halaman padepokan. Kami bersalaman satu sama yang lain yang menandakan bahwa kami siap untuk bertarung.
Ia terlihat bersiap dengan kuda-kuda terbaiknya. Aura energi keluar perlahan dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Warna putih pekat terlihat sangat mencolok dan mendominasi tubuhnya.
" ajian sukma trilingga" gumamku dalam hati.Belum mataku berkedip serangannya sudah hampir mengenai wajahku. Aku melompat kebelakang dengan sigap tetapi ia kembali menyerangku dengan sangat cepat. Aku terus terpojok dan gerakanku selalu di tahan dengan baik olehnya. Kecepatan seragannya juga sudah diatas rata-rata prajurit biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Pengembara
Aventuracerita kolosal dari jaman majapahit. bercerita tentang seorang anak muda yang yang mengembara mencari sebuah pusaka yang ayahnya ceritakan padanya.