Teguran Keras.....!!!

508 19 0
                                    

Mereka masuk kedalam dan melihat kondisi tuan aji yang berbaring di tempat tidur. Saat mereke berdiri tepat di depan ku , Tabib sito menjelaskan kondisinya pada bekel. Wajah bekel terlihat kaget mendengar penjelasa tabib sito.

" begini kondisi lurah aji saat ini" kata tabib sito
" kira-kira butuh berapa hari aji sadar?" tanya bekel "saya tidak tahu bekel karena pukulan wira mengenai organ vitalnya." Jawabnya

"apa yang kamu lakukan wira? kamu menggunakan ilmu apa hingga dia jatuh seperti ini?" kata bekel . Nada suaranya sangat tinggi dan wajahnya terlihat memiliki banyak pertanyaan yang akan dia tanyakan padaku. "Sekarang terus teranglah sebenarnya ilmu seperti apa yang kamu miliki, Aku juga kaget saat ki lembu menceritakan kondisi tubuhmu padaku, dan sekarang tabib sito." Dia melihat dan sikapnya seperti meminta jawaban secepatnya padaku. "aku sangat yakin lurah aji tidak mudah roboh hanya melawan ilmu-ilmu tingkat menengah karena dia dan darmo akan masuk ujian bekel beberapa bulan lagi." Tegasnya sekali lagi.

Aku langsung membungkuk, kaki kananku menyentuh lantai dan kaki kiriku menopang tanganku. "aku juga tidak tau bekel, aku hanya merespon keadaan, aku juga tidak tau kalau akan jadi sepeti ini" jawabku. Sepertinya bekel tidak terima pasukan terbaiknya kalah olehku. "Aku mau apa..? aku memang salah tapi kalau aku tidak melawannya aku juga yang akan mati karena energi dan hawa membunuhnya akuraskan selama kami melakukan pertarungan." Jawabku dengan menundukan kepalaku.

"tapi kenapa sampai seperti ini wira,"tegasnya padaku. "aku sudah minta maaf tapi tuan aji menggunakan ilmu yang luar biasa, pedangnya melayang-layang ke segala arah untuk menyerangku."aku mencoba menceritakannya pada bekel.

"setiap aku menangkis serangannya aku berusaha berbicara padanya tetapi tuan aji menaikan tempo serangan dan kekuatannya." Lanjut ceritaku. "sudah berdirilah wira..maafkan aku." Kata bekel " aku yang seharusnya minta maaf bukan bekel jajarana." Jawabku

"aku tau maksud aji, dia hanya ingin mengujimu karena dari sekian lama aji tidak perna menemukan lawan tanding yang sepadan dia mencoba ilmu terbaiknya dan ia mencobanya padamu wira." Sahutnya.

Dengan kedua tanyannya ia mengangkat pundakku dan menyuruhku berdiri.

" darmo persiapkan semua dengan baik untuk saat ini kamu mengerjakan semua pekerjaan pasukan khusus hingga aji sembuh, dan untuk kamu wira setelah ini ikut kami ke ruang kerja darmo dan aji." Katanya padaku

" sito, berikan penangan terbaikmu agar pemulihannya cepat dan aji cepat sadar." Perintahnya pada tabib sito.

"sebenarnya tuan aji sudah sembuh, mungkin karena energinya terkuras habis membuat aji tertidur untuk sementara. Wira juga membatuku mengobatinya, energinya sangat tinggi mungkin lebih tinggi dari lurah-lurah yang ada di hujung galuh." Jawab tabib sito

Setelah itu kami melangkah keluar dan menuju ruang kerja darmo dan aji. Sepertinya emosi bekel jajarana sudah mereda. Aku merasa sangat bersalah, Kami berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

.

Ruangnya lebih rapi dari saat aku datang tadi. Kami duduk di meja tengah tempat dimana sebelumnya terlihat peta wilayah hujung galuh, beberpa lembar laporan, beberapa biduk maian dan bendera-bendera kecil diletakkan di atas peta itu.

"wira tunjukan energimu pada kami,sepertinya saat kita bertemu kamu tidak menujukan energimu yang sebenarnya" kata bekel.

Aku berdiri dari tempat dudukku. Aku mengerakkan tangganku ,menaikan pundak dan kupusatkan semua ke seluruh tubuh. Aku melepaskan energiku yang kutahan sedikit demi sedikit. Tak lama kemudian, Tubuhku mengeluarkan hawa panas dan mereka merasaka energi yang aku keluarkan.

"cukup wira, kenapa kamu menutup-nutupi kekuatanmu wira," kata bekel padaku

"agar aku terlihat seperti orang-orang pada umumnya bekel ilmu ini sangat tidak stabil karena masih butuh latihan yang cukup agar dapat aku gunakan dengan bijak" kataku padanya

"aku rasa ilmumu cukup tinggi wira tapi kenapa saat kamu berhadapan dengan perompak kamu tidak mengeluarkannya," tanya bekel padaku.

" maafkan aku yang masih belum memiliki ilmu yang cukup untuk memahami dan menggunakan ilmu ini secara penuh dipertempuran yang sebenarnya." Jawabku

Bekel jajarana mengerti apa yang aku maksud sehingga dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Darmo mencoba memecah suasana.

"wah kamu bukan anak sembarangan ya wira, aku juga tidak merasakan apa-apa saat kamu masuk tadi." Katanya dengan sedikit bercanda. "sepertinya kamu cocok membantu kami di kesatuan khusus untuk sementara waktu" tiba-tiba idenya keluar saja tanpa ia pikir panjang.

"ada tugas penting untuk memasuki trowulan secepatnya, dan untuk saat ini aku harus membawa darmo untuk membantuku." Gumam bekel. Dia terlihat berfikir dengan seirus menemukan solusi yang tepat, menimbang nimbang dan memikirkan kondisi yang mumgkin akan terjadi. Disaat yang sama Tuan darmo meniup seruling kecil. Tak lama kemudian 5 orang pasuakan dengan senjata dan pakaian yang berbeda datang padanya. Tuan darmo telihat menyuruh semua bawahannhya untuk mengirimkan gulungan yang mungkin sudah ia siapkansebelum kami datang.

"kirimkan ini keseluruh lurah yang ada, aku inggin semuanya cepat dan berkumpul disini sebelum matahari terbenam." Perintah tuan darmo. Meraka tiba-tiba menghilang dan tuan darmo terlihat kembali bekerja.

Tuan darmo masih sibuk menyusun sesuatu di mejanya. Dan bekel jajarana masih terdiam dan aku hanya duduk dan melihat mereka berdua sedang sibuk menyiapkan sesuatu. Tiba-tiba bekel jajarana mengagetkan kami.

" brakk,aku tau." Tiba tiba bekel berdiri dari tempat duduknya.

" lebih baik kamu berguru wira ke guruku, supaya ilmu yang kamu miliki dapat kamu gunakan dengan baik." Kata bekel jajarana

"memang guru bekel ada dimana?" tanyaku padanya.

"aku tidak tau sekarang beliau ada dimana tapi aku akan memberikan sesuatu biar kamu dapat menemukannya." Katanya dengan serius." hari mulai sore sebaiknya nak wira balik ke rumahku untuk beristirahat dan aku akan menyusun rencana kedepan." Sabungnya lagi

Akhirnya akupun pulang dengan rasa bersalah akibat tindakanku hari ini. Aku menyusuri jalan pulang sendirian. Bekel masih harus bekerja dan menyiapkan perlengkapan apa yang ada di surat yang bekel terima hari ini. Aku berjalan dan tak sengaja saat aku akan meninggalkan padepokan prajurit hujung galuh. Aku melihat mbak retno berjalan keluar.

"mbak retno... , tunggu aku" sahutku padanya. Lalu iya menoleh kearahku

" ada apa tuan wira,"jawabnya " kok dipanggil tuan lagi sih mbak."aku mencoba memecah suasana

"mau kemana mbak retno?"tanyaku "mau pulang kamu sepertinya sudah mau pulang juga?" katanya padaku. Kami berjalan perlahan sambil bergurau dan bercanda.

" oh iya,lurah aji bagaimana?" tanyaku padanya "dia sudah siuman, tadi sudah aku berikan makanan agar energinya kembali pulih dan tadi dia mencarimu wira. Tadinya aku mencarimu tapi kamu sedang berbincang dengan Bekel dan tuan darmo. Jadi aku mengurungkan niatku" Ceritanya padaku.

"besok aku coba menemuinya, mbak ."

"iya benar, kamu harus kesana sepertinya sangat penting loh wir.. "kata mbak retno.

"wira aku duluan ya aku hampir sampai,kamu mau mampir?" tawarannya padaku "terimakasih  mbak aku harus pulang agar aku juga cepat pulih." Kataku "oh iya aku tadi membuatkan ini, karena aku merasa kamu juga terluka wir." Kata mbak retno

Ia memberikan sebuah butiran obat yang dibungkus rapi. " apa ini mbak?" tanyaku padanya. " ini butiran obat kamu cukup mengunyanya saja kamu makan sebelum tidur dan saat bangun tidur." Kata mbak retno. "ini obat untuk memulihakan kekuatan tubuh dengan cepat." Kata mbak retno padaku. "trimaksih mbak."ucapku padanya

Kami berjalan hingga dipisahkan oleh persimpangan yang membedakan arah kami pulang. Aku sampai sebelum matarahari terbenam. Aku beristirahat kembali di rumah bekel seperti yang diperintahakannya padaku.

Perjalanan PengembaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang