keris nagasasra

809 21 0
                                    

"Uhuk.... uhuk ... uhuk " aku mulai membuka mataku. Tapi bagian pundak dan dadaku masih terasa sakit akibat pertarungan kemarin.

"Bagamana keadaanmu?" Tanya seorang yang ada di dekatku

"Sudah sehari semalam kamu tidak sadarkan diri. Sejak engkau diantarkan tuan rangardirga kemari"

Pundakku terasa panas dan nyeri. "Apakah lukaku sudah membaik?" tanyaku padanya.

aku masih terbaring dan tak mampu menggangkat tubuhku. Sepertinya aku harus lebih keras berlatih. kejadian kemarin menujukan kekuatan tubuh dan ilmu kanuragan yang aku miliki masih belum sempurna.

Beberapa saat kemudian seorang yang merawatku memberikan ramuan. "Kisanak perlu istirahat penuh hingga esok agar aliran energi dalam tubuh kisanak dapat kembali normal" katanya lagi padaku.

"Kalau boleh tau, siapa nama tabib dan saya sedang ada dimana.?" Tanyaku padanya

"Aku ki lembu ireng, sekarang kisanak ada di kediaman bekel jajarana. Ia kapten kapal yang memimpin kapal saudagar kemarin. Ia dan tuanku menitipkan kisanak padaku untuk diobati karena tindakan kisanak yang membantu mereka mengusir perampok kemarin lusa.

Ki lembu merawatku dengan baik. Sudah dua hari aku tingal di tempat ini. Ramuan yang aku minum dan tumbukan tanaman yang ditaruh di lukaku. Kedua obat ini yang membuatku kembalinpulih dengan cepat..

.

Suara ayam berkokok membangunkanku pagi ini. Setelah tubuhku pulih, aku mulai melakukan latian rutinku tiap pagi. Tidak seperti biasanya, pagi ini latianku terasa lebih baik. aku juga yakin dengan membiasakannya seperti ini dapat memulihkan tubuhku lebih cepat dan kemampuan pasti akan meningkat.

"Ternyata kau disini kisanak.... " suara ki lembu memecah keheningan pagi. " tubuhmu sudah pulih kembali sekarang kau coba gunakan energi dalam yang kamu miliki " sahutnya lagi.

" baik ki saya akan coba.... " jawabku padanya. Aku mencoba menggunakan ilmu penguat tangan yang diajarkan oleh ayahku. "Aji asto kusomo " seperti yang ayah ajarkan padaku kedua tangganku harus selebar bahu dan pusatkan energi dalam ke dua tanganku. Saat ajian yang aku pakai sudah siap, aku arahkan ke sebuah pohon yang berjarak 20 kaki didepanku.

"Bug bug... " pohonnya bergetar hebat seperti mau patah. Aku tak menyangka kekuatanku sedikit lebih baik dari sebelumnya. Di bagian tengah terdapat lekungan dalam pada batang pohon tersebu akibat ajianku.

"Sepertinya kamu sudah pulih melihat dampak seranganmu tadi " sahut ki lembu.

" aku akan kedalam dan melaporkannya ke pada bekel jajarana. Kalau kamu sudah selesai, bersiap-siaplah dan masuklah kerumah" sahutnya lagi.

Aku terus melanjutkan latianku hingga matahari terbit. "Aku rasa sudah cukup untuk hari ini" aku menyudahi latianku dan siap untuk membersihkan badanku di sungai dekat rumah bekel.

Tak butuh waktu lama, Aku sudah siap dan berjalan masuk ke rumah.
"masuklah tak usah malu-malu" terdengar suara dari dalam rumah.

Aku masuk dan melihat dua orang ada diruang tamu rumah itu. Aku duduk bersama dengan meraka dan berbincang mengenai asal usulku.

"Saya berterima kasih pada tuan karena mau mengobati dan mengijinkan hamba tinggal ditempat ini." Sahutku untuk memulai pembicaraan.

Aku juga mulai memperkenalkan diriku pada mereka secara resmi. " namaku wira, wira pangsa, berasal dari desa pajang."

"Namaku jajarana, aku salah satu bekel di wilayah ini, untung ada kisanak yang membantu kami. kalau tidak ada yang memghadang ketua kelompok pembroktak itu, mungkin kami akan kewalahan menahan mereka." Bekel jajarana memulai pembicaraannya.

Kami berbicang bincang mengenai asalku dan tujuanku berkelana. Tak sadar aku juga menceritakan sebuah pusaka/keris yang ayahku pernah ceritakan padaku.

"jadi kamu berkelana untuk mencari sebuah pusaka ?" Tanya bekel jajarana padaku " iya tuan saya mendengar dari orang tua saya jika hanya pusaka itu yang mampu mengimbangi ilmuku." Jawabku

" ayahmu sebernarnya berasal dari mana wira , aku jadi penasaran karena aku pernah melihat ilmu yg kamu pakai waktu peristiwa Ra kuti di majapahit" ceritanya kembali pada kami.

" kata ibuku ayahku seorang penting di majapahit. ayahku selalu datang mengunjungi kami tiap bulan. Saat umurku beranjak 10 th  , Ayahku tak pernah lagi datang mengunjungi kami." Jawabku padanya

"Kalau sekarang umurmu 16 tahun Berarti kira kira 6 tahun silam. Itu bertepatan dengan tragedi pemberontakan ra kuti di majapahit." Iya terlihat berpikir dan mengingat sesuatu.

"Iya benar tidak salah lagi ketika seorang senopati yang bertugas menghalau peristiwa itu  berhadapan dengan salah satu dharmaputra iya menggunakan jurus yang mirip denganmu. " jawabnya dengan sangat antusias.

Aku hanya heran dan mulai penasaran dengan ceritanya. "Aku tidak tau menau karena ibuku tak pernah memceritakan secara rinci siapa ayahku sebenarnya." Jawabku padanya.

"cerita memgenai pusaka itu memang ada. Yang aku tau Pusaka itu milik kerajaan majapahit dan hanya dimiliki oleh raja secara turun temurun. kalau informasi yang aku dengar keris tersebut dibuat oleh empu supo anom. Ada tiga bentuk keris yang dibuatnya keris luk 13 , luk 11 dan luk 9." Ceita bekel jajarana pada kami bertiga.

"Tapi ada rumor yang mengatakan salah satu keris nagasasra hilang setelah pemberontakan ra kuti" sambungnya lagi

"banyak beredar rumor yang mengatakan salah satu senopati yang ikut dalam pemberontakan itu berhasil lolos dan membawa salah satu dari tiga keris nagasasra" sahut ki lembu.

Aku merasa yakin harus mencari dan memiliki pusaka tersebut agar tidak jatuh ketangan yang salah.Kami mengobrol dan tak sadar putri bekel jajarana dan beberapa dayangnya membawakan kami sarapan. " wah sudah masak ternya ayo-ayo jangan malu malu wira angap saja rumah sendiri " ajaknya padaku.

"Ini ratih putriku paling bungsu. Kakaknya bekerja di kerajaan majapahit sebagai salah satu senopati disana." Ceritanya lagi padaku. Kami bertiga menyantap makan yang sudah mereka hidangkan pada kami.

Aku ingin membalas budi terhadap apa yang telah iya lakukan padaku beberpaa hari ini. Aku tak menyangka mendapatkan informasi dan mungkin ini jalan untuk mendekati pusaka itu.
"Aku ingin membantu bekel di kesatuan hujung galuh ini. Apakah ada tempat buat aku untuk bergabung" sahutku padanya.

"Tentu saja ada buat pemuda yang berbakat seperti nak wira. Aku yakin beberpa bulan kedepan majapahit akan mengankat senopati baru. Dan mungkin ini cara dari Sang Yang Widi mendekatkan pusaka itu kepadamu" Jawabnya padaku.

Kami mengakhiri percakapan kami dan aku diajak ke tempat pasaukannya berada dekat dermaga hujung galuh. Dan disinilah petualanganku akan dimulai

Perjalanan PengembaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang