Matahari sudah beristirahat dari tugasnya dan digantikan oleh rembulan sejak kami meninggalkan Kahuripan. Suara burung malam terdengar di sepanjang perjalanan menemani pengejaran kami. Kami memacu kuda yang kami tunggangi untuk mengejar rombongan Patih Gajah Mada. "perhitunganku...... mereka masih menempuh ½ perjalanan ke trowulan , tot " kataku sambil memacu kuda putih yang kuat dan cantik ini. " baik mas kita kejar mereka sebelum masuk ke trowulan" kata gatot padaku.
.
Tanpa butuh waktu lama kami mendekati hutan Canggu salah satu hutan tropis indah dekat trowulan yang menjadi jalur teraman menuju trowulan. malam ini kami dibantu oleh cahaya rembulan untuk membantu perjalan malam. Cahayanya sangat bersahabat dengan kami hingga jalan setapak hutan Canggu yang biasanya harus menggunakan ublik sekarang dengan mata telanjang pun dapat kami lihat jelas.
Kami mengejar mereka dengan kecepatan diatas rata-rata kuda pada umumnya. Kuda yang kami tunggangi adalah kuda khusus untuk pasukan pengintai/pengirim gulungan kerajaan. Kuda ini hanya ada sedikit jumlahnya disetiap wilayah karena kuda ini hanya dinaiki oleh seorang dengan tingkat jabatan minimum senopati. Kami berani menunganginya karena kami diijinkan oleh empuh disana dan kami diberi sebuah tanda khusus miliknya.
.
( Di Tempat dimana rombongan Patih Gajah Mada berada)
"semua berhenti!" sahut salah satu senopati di rombongan itu. "siapkan tenda dan perlengkapan! kita akan bermalam disini!" sahutnya kembali. Ia membalikan arah kudanya untuk menuju kuda Patih Gajah Mada. "sendiko dawuh Patih. Kita harus berhenti sejenak dan beristirahat disini. Kita hanya membawa 25 pasukan khusus untuk pengawalan ke trowulan . Untuk menghindari hal-hal yang merugikan lebih baik kita istrahat disini" laporan senopati padanya. "baiklah aku tidak terburu-buru ke trowulan"kata Patih Gajah Mada.
Para pesuruh yang ikut dalam rombongan menyiapkan tenda untuk patih Gajah mada dan dua senopati yang ikut dengan rombongan itu. Tak butuh waktu lama sebuah tenda siap untuk mereka gunakan. " senopati arya dan seka, kalian adalah dua orang yang bersamaku sejak aku menjadi Patih di Kahuripan. Kalian juga membantuku saat di Sadeng hingga saat ini." Katanya pada kami. "Saat pertempuran di sadeng... banyak yang sudah berkorban demi hal yang harusnya tidak perlu terjadi" lanjut ceritanya pada kami. "uhukk... " Patih terlihat tersedak sesuatu.
"akan saya ambilkan air Patih" kata senopati arya. Iya langsung berdiri dan berjalan menuju salah satu sungai dan kembali ke kemah."ini airnya Patih" kata senopati arya. "tirmakasih arya ." jawabnya. " semoga apa yang sudah direncanakan benar-benar terlaksana dengan baik dan besok pagi berjalan dengan lancer. Oh ya arya saat ini kita ada dimana ?"Tanya Patih Gajah Mada.
"kita masih ada di hutan cunggu patih" jawab arya. "aku dengar beberapa mata-mata pasukan elit dari kerajaan lain sedang menuju kearah trowulan, Patih" ceritanya memotong pembicaraan Patih Gajah Mada. "Apa benar yang kamu katakana arya?" Kata Patih sambil minum air yang ada ditanggannya. "iya Patih Gajah Mada, Aku mendapat informasi dari senopatih jelangka, ia mengirimkan informasi keamanan jalur yang kita lalui kami kemarin sore." Jawab senopati arya.
"Informasi itu masih belum jelas tetapi alangka baiknya kita lebih bersiap patih" jawab senopati seka ." Saat ini semua kerajaan sedang tidak dalam kondisi yang baik. Ini sangat buruk untuk kelangsungan majapahit. kalau begitu saat kita sampai disana aku akan menyusun rencana untuk menjaga agar seluruh wilayah merasakan ketenangan dan keamanan yang sama" sahutnya Patih Gajah Mada pada kedua senopati kebangaannya.
" oh ya bagaimana perkembangan pasukan khususmu arya?" Tanya Patih Gajah Mada. "kami sudah melewati tahap adwaya bramanty. Jika mereka semua berhasil kita akan memiliki kurang lebih 100 pasukan khusus tingkat lanjut. Meraka akan ada dibawah perintah Patih Gajah Mada dan akan sumpah setia pada Patih" lapornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Pengembara
Pertualangancerita kolosal dari jaman majapahit. bercerita tentang seorang anak muda yang yang mengembara mencari sebuah pusaka yang ayahnya ceritakan padanya.