Malam ini sangat berbada dari biasanya. Aku merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhku. Energi yang terbentuk tidak seperti energi yang aku miliki. Energi ini seakan melawanku dari dalam sehingga Aku harus mengeluarkan kelebihan energi ini. Jika aku tak melepaskannya, Energi ini akan menguasaiku dan membuat tubuhku tidak stabil.
Mungkin hampir tengah malam sekarang, Rumah bekel juga terlihat tak ada aktifitas.melihat situasi saat ini mungkin bekel tak pulang kerumah. Aku harus bangun dan mencari tempat untuk melepaskan energi ini. Aku melangkah keluar dan berhenti didekat halaman belakang rumah bekel.
Tubuhku tersara berat akibat energi yang berbeda ini. Aku ambil nafas dalam-dalam, Kupasang kuda-kuda, dan mengabungkannya dengan gerakan yang tadi aku pelajari saat aku melawan bekel aji. Aku mulai dengan mencondongkan tubuhku kebelakang, kedua tangan kuregangkan tangan kiri terangkat keatas dengan telapak tangan mengarah keatas sedangkan tangan kananku bergerak kearah bawah sambil mengumpulkan energi luar disekitar tubuhku. Saat sudah cukup aku naikan telapak tangan kananku, kuangkat keatas bersamaan dengan tangan kiriku. Saat semua energi yang terkumpul bersama-sama aku dorong tenaganya kebawah sehingga energi netralnya mengalir keseluruh tubuhku.
Tubuhku sudah siap mengimbangi energi yang menyerangku. "ajian raga sukma trilingga"gumamku dalam hati. Gerakan tubuhku mulai menujukan sesuatu yang berbeda. Energinya menekan energi tubuhku terasa bergejolak saat ajian ini mulai aku gunakan. Aku harus bersila-agar aku dapat menstabilkan energiku. Semua energi yang aku miliki aku gunakan untuk melawan energi itu. aku melakukan gerasakan dasar agar enernginya dapat aku serap atau aku keluarkan.
"ajian sukma wesi" ajian ini jarang aku gunakan karena ajian ini sangat tidak stabil karena ilmuku masih belum sempurna. Dari pusar energiku mulai terasa mendomisani. Tak butuh waktu lama kedua ajian yang aku gunakan mampu mendominasi energi aneh yang merasuk kedalam tubuhku. sekarang tubuhku menyerap dan menstabilkan energinya dan aku merasakan sesuatu yang kuat masuk dan mengalir ditubuhku.
"huuh...hhuuhk..uhukk " ada sedikit darah keluar dari mulutku. Energiku terkuras habis, tak sadar dari tadi ki lembu sudah melihat dan memperhatikan apa yang kulakukan. Dia terlihat heran dan kagum setalah melihatku tadi.
"wira sebelum kamu berdiri,aku akan membarikan sedikit energiku padamu" sahutnya.iya duduk bersila dibelakangku. Kedua tangannya dan gerakan yang iya tunjukan juga energi yang dia keluarkan terihat seperti energi tabib sito. Kedua tangannya mengarah ke arahku. Seketika pula. Energi yang dia miliki mengalir kearahku. Energinya langsung mengalir ketubuhku dan tubuhku terasa lebih baik.
" sudah, nak wira bisa bangun dan beristirahat, untung tidak ada yang menghawatirkan aku merasakan tubuhmu mendapatkan energi yang berbeda dan sepertinya energinya sudah kamu dapatkan dan dapat kamu gunakan," kata ki lembu
"energi apa itu ki?" tanyaku padanya
"aku tak tahu persis tapi hanya kamu yang tau, energi ini dapat kamu gunakan pada kondisi-kondisi kritis, aku yakin akan membantumu suatu saat nanti" katanya. Ki lembu telah memulihkanku dan aku segera bergegas untuk beristirahat agar tubuhku dapat lebih pulih lagi. Aku baru inggat saat aku pulang aku diberi obat oleh mbak retno. Setelahku makan aku langsung istirahat.
.
Ayam berkokok lebih cepat dari yang aku duga. Aku bangun dan melihat rumah bekel lebih ramai. Aku melihat ada 100 orang pasukan dengan perlengkapan lengkap bersiaga didepan rumah. Dari tengah pasukan seseorang bergegas menghampiriku. Tak sangka ternyata bekel jajarana.iya menggunakan baju perangnya. Ia melihatku dan kami pun masuk ke dalam rumah.
"wira kamu sudah bangun,aku akan ke trowulan ada sesuatu yang penting, untuk sementara kamu tinggal disini," kata bekel
"kesini wira"kata bekel meyuruhku kumengikutinya. Iya masuk keruangan pribadinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Pengembara
Aventuracerita kolosal dari jaman majapahit. bercerita tentang seorang anak muda yang yang mengembara mencari sebuah pusaka yang ayahnya ceritakan padanya.