Hujung Galuh

1.5K 26 3
                                    

Sinar matahari pagi mulai menyinari tanah jawadipa menandakan kegiatan perdagangan disalah satu dermaga terkenal di hujung galuh mulai terlihat. Para petani , peternak, pemburu , pemilik kedai , dan pegawai adipati bersiap siap untuk memulai pekerjaan mereka. Dalam sekejap banyak perahu-perahu dari pelabuhan besar seperti demak, tuban, tumasik atau bahkan dari tiongkok masuk dan melakukan perdaganggan di dermaga ini.
Dermaga ini memang sangat terkenal di jagad raya sehingga sangat baik untuk memulai petualangan hidupku disini.

Aku wira salah satu pemuda dari desa pajang yang mengadu nasip di hujung galuh. Jarak desaku kesini kira kira 3 hari perjalan jauhnya. Berbekal restu ibuku aku memberanikan diri berkelana mencari jati diriku. Banyak cerita yang beredar di masyarakat jika di tempat ini banyak informasi yang dapat mendatangkan kekuatan , kekuasaan , dan kekayaan.

Kekuatan yang dapat merubah dunia,kekuasaan tanpa batas , dan kekayaan yang tak akan habis engkau makan. Rumor tersebut yang membuatku tergoda untuk menempuh perjalanan ini. Hujung galuh merupakan dermaga yang didominasi oleh banyak pedagang asing. Dari merekalah informasi informasi mulai tersebar dan beredar dikalangan pribumi

Infromasi yang mereka punya biasanya mengenai pemerintahan, barang komoditi dan nilai tukarnya, perdagangan budak, senjata perang, pasar gelap hingga cerita-cerita tentang harta karun. Rumor rumor tersebut menarik banyak pribumi berbondong bondong datang kemari. Tak hanya itu para perampok juga tak mau kalah mereka selalu ada di setiap jalan yang para pedagang dan saudagar lewati.

Sudah dua hari aku disini dan tidak mendapat informasi apapun. Hampir aku menghabiskan seluruh bekal yang aku miliki. Dan hari ini aku putuskan untuk mencobanya lagi. Aku bersiap menuju dermaga sebagai budak angkut para pedagang.

Hari ini kabarnya ada kapal saudagar kaya yang datang ke hujung galuh. Kabarnya iya membawa barang barang dalri tiongkok dan tumasik. Hampir seharian aku menunggu akhirnya layar kapal tersebut mulai terlihat dari kejauhan dan orang pribumi sudah siap untuk menawarkan dirinya pada asung ( orang yang menyediakan jasa angkut barang). Mungkin memang keberuntunganku aku yg terakhir asung pilih untuk membantu bongkar muat kapal. Tak lama kemudian perahu besar itu bersandar dan para budak mulai masuk dan memindahkan barang dalam kapal ke luar. Aku tak menyangka kapal tersebut menggangkut belasan kotak yg bertuliskan kerjaan majapahit. Kami tidak tau apa yang ada didalamnya. Budak angkut membawa satu persatu barang yang ada dari kain , kulit rusa, ratusan karung beras dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hampir selesai kami menurunkan barang tiba-tiba tiga seorang budak lari dari kelompok menuju desa sambil berteriak teriak. Kami tak tau maksud mereka tapi tak disangka kawanan perampok dengan kekuatan 50 orang berlari menuju kapal dengan membawa golok dan panah. Saat seorang yang lain kearah meraka, ia berteriak, " lari..! lari ...! lari...! lari selamatkan diri kalian!" Tak hanya itu asung yang tadinya berdiri diatas tiba tiba menghilang tanpa jejak.

Saudagar kaya itu ternyata sudah menyiapkan kondisi seperti ini . Di dalam kapal terdapat 10 orang awak kapal yang sudah siap dengan perlengkapan termpur untuk kondisi seperti ini, dengan sigap kapten kapal menyuruh mereka untuk melakukan persiapan. Ada yang menggunakan panah dengan baju pelindung , ada yang memegang dua pedang ditanggannya, ada juga yang menggunakan pakaian perang lengkap dengan perisai dan tombak.

Perampok itu degan cepat mendekati kapal kami. Budak-budak  yang membantu bongkar kapan berhamburan keluar kapal dengan cepat tak terkecuali aku. Tetapi sebelum sampai di area aman, para  perampok datang lebih cepat dari kami. Mereka mengayunkan pedang  dan menyerang siapapun didepan mereka. Dari atas kapal terdengar teriakan "tembakan panah dan hancurkan mereka". Seorang lagi berteikan "serang..!" ada lagi terikan " aaaaaaa..! ". 

Aku tekejut dan mulai mencari alat atau senjata yang ada disekelilingku seketika itu kapten kapal melompat dan menhunuskan pedangnya ke arah perompak yang berdiri tak jauh dari temapatku. Aku Terkejut dan tanpa sadar aku melompat kearah belakang. Ia terlihat hebat auranya sangat pekat. tak butuh lama perompak itu langsung dikalahkannya dalam waktu yang singkat. 

Aku mencari senjata disekelilingku untuk mencoba membantu mereka. Sambil melihat pertarungan sengit mereka akhirnya aku menemukan sebuah pedang di dekat tumpukan kain didekat aku jatuh tadi. Berbekal ilmu kanuragan yang ayahku ajarkan,  aku mulai  mengangkat pedang dan membantu awak kapal menghabisi perompak yang ada.

Tiba tiba ....

"Husf.... ". Seorang perompak dengan golok panjangnya tiba tiba ada didepanku. "Aduh.... besar sekali tubuhnya.... pasti ilmu kekebalan tubuhnya sangat tinggi " gumamku dalam hati .Tanpa berpikir panjang golok tajam itu hampir mengenai wajahku. " ting ... " (suara dua besi baja yang saling bertemu). Untung aku sigap Pedang yang ada ditangganku aku ayunkan keatas sehingga goloknya tak mengenai mukaku. Aku siap untuk serangan berikutnya. ku beri sedikit energiku pada pedang yang aku pakai. Dan mencoba menyerangnya kembali. 

" ting .... "
" ting.... "
" ting... " tak kusangka iya sangat hebat, goloknya tak mau aku hentikan. seperti ada kekuatan aneh yang iya alirkan kegolok itu.

" hei ... siapa namamu ?" Kata perampok itu kepadaku " apa perlunya kamu tau namaku, biar pedang ini yang akan memberitahumu siapa namaku..... " sahutku sepadanya.
" ting .... "
" tang .... " " boleh juga keahlianmu kisanak. " ucapnya lagi. " dengan kekuatan yang aku miliki ku beri energi tambahan kepada pedang yang aku pakai " jurus pedang naga angsara" gumam ku dalam hati. Tanpa pikir panjang aku menebaskan pedangku kearahnya tapi sayang ada orang lain yang menangkis jurus pedangku. " ting.... " "kreteggg..." (sura besi yang mulai retak akibat benturan keras) aku mendengar pedangku mulai pecah karena tak mampu menerima energi yang aku miliki.

Disisi lain perompak yang membawa panah melepaskan tembakan mereka "hussssft.... " panah panah itu mengarah ke bagian dek kapal. Beberapa awak yang sigap dapat menghindarinya tapi ada juga yang terkena panah mereka. Melihat hal itu dengan kekuatan yang iya miliki, kapten kapal berlari kearah mereka dan melawan mereka "ayo kemari rasakan kekuatan pedangku" ucapnya. 8 orang perampok yang ada disekitarnya mendengar dan merasa geram. dengan serentak mereka melawannya. "Hiyat..... kami takakan kalah dengan mu" " rasakan serangan kami....!". Mereka menyerang kapten kapal dengan brutal. Tetapi pedang kapten tiba-tiba seperti kilat dan menghunus 8 perampok tadi. "Huh... huh.. huh.. " napasnya terlihat terengah-engah seperti telah melepas banyak energi ke dalam pedangnya.

Pertempuran sengit terus terjadi. Sudah 5 awak tewas juga 15 budak terkapar didepan kapal dan di sisi perompak sudah kehilangan 20 orang nyawanya. Pertarungan terus berlanjut hingga salah satu dari kami menyerah atau mundur dari tarung yang sengit ini. Tak lama kemudian dari arah desa terdengar pasuka hujung galuh yang terlatih berlari kearah kami.

"Kakak ayo kita pergi dulu sepertinya rencana kita gagal......" kata perampok yang berhasil menagkis pedangku. "Kita lawan cecunguk ini dulu bersama sama... dengan kemampuan kita dia pasti kalah " ajaknya kepada adiknya. Pedang yang aku punya sudah pada titik puncaknya jika aku menggunakan energiku lagi pedang ini akan hancur. Tanpa pikir panjang aku mulai dengan kuda terkuatku untuk melawan mereka " aku tak pernah melawan dua orang sekaligus, tapi untuk menguji kekuatanku kalian boleh menyerang bersamaan....." ucapku pada mereka.

Kekuatan mereka mulai aku rasakan " getaran macam apa ini" gumamku dalam hati. "Raga sukma trilingga" ajian ayah yang digunakan untuk memperkuat tubah agar mampu menahan serangan berat. Saat aku akan memulai menyerang. " mati kau.... ciat ... ciat" mereka sudah mengelilingiku

" cepat sekali mereka" aku tak menyangka mereka bisa secepat ini.
Untung ada ajian ini aku dapat menghalau mereka sehingga mereka tak mampu menghunusku. Aku mulai menyerang "hiyat...."

" ting... "
" tang..."
" ting..." wah pedangku.
" ting..."
" kreggg... " pedang yang aku pakai patah "

" ahhhh..... " pedang mereka melukai pundakku. aku terpental dan tergeletak di tanah.

" bagaimana kekuatan kami. Dengan satu tebasan lagi kamu akan mati ditanagan kami " bersiaplah
" sudah kakak, mereka semakin dekat"

"Mungkin hari ini engkau selamat jika kamu bertemu aku lagi kamu akan mati ditangganku" katanya kepadaku.

Mereka berlari bersama sisa angota mereka yang selamat tetapi tubuhku berat dan pandanganku mulai redup. Aku merasa kehilangan seluruh energiku.

Bersambung

Perjalanan PengembaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang