🎧🎧🎧
Sesuai janji yang dibuat, semua anak geng Angkasa pun berjejer menguasai jalanan menuju markas Shabiru.
Semua motor yang berwarna hitam itu terlihat ugal-ugalan menguasai jalanan kota. Semua orang menepi, seolah sedang memberi jalan untuk sang penguasa.
Dengan suara knalpot yang begitu keras, membuat semua orang mengalihkan perhatian kepada mereka secara serempak karena sedikit takjub akan aura mengerikan yang terlihat.
Hingga selang beberapa menit kemudian, akhirnya mereka pun sampai.
Kawasan itu sepi, memang sebelumnya sudah di beli oleh Ayahnya Dirga karena dijadikan sirkuit balapan untuk anggota geng nya.
Kehadiran anak-anak Angkasa disambut hangat oleh musuh bebuyutan mereka itu. Alih-alih merasa sudah tidak sabar lagi, Sean yang baru saja turun dari motor bergegas menghampiri Dirga yang tengah duduk bersandar menghisap sepuntung rokok menatapnya ledek.
Sean dengan emosinya yang berapi-api, langsung menarik krah jaket leather pria beriris tajam itu sambil bertanya, "maksud lo bawa-bawa Afika apa!? Lo kenal dia darimana!?"
"Hey.. Hey, santai, Bro.. Gak usah emosi gini lah, kan bisa kita omongin baik-baik dulu."
Seluruh anak buah keduanya saling menoleh dengan diam lalu kembali memperhatikan mereka tanpa bergeming.
Dirga terkekeh geli, ia menatap Sean tajam sambil berkata, "lo nggak perlu tau gue kenal dia darimana.. Yang jelas, sekarang gue udah tau gimana caranya gue bisa bikin lo hancur sehancur-hancurnya."
"Jangan berani nyentuh Afika dengan tangan kotor lo itu, bajingan!!"
Bugh!!!
Ah, Sean benar-benar mendaratkan tinjuannya ke wajah Dirga sehingga membuat pria bertato itu terpelanting dengan hidung yang berdarah.
"Shh.. Sean.. Gue gak nyangka ternyata sekarang kemampuan lo udah makin berkembang, ya." Dirga berusaha bangkit sambil mengusap hidungnya menggunakan punggung tangan.
Ia melangkah menghampiri Sean dan berhenti tepat disamping pria itu. "Kalo lo berhasil ngalahin gue malem ini, sampai kapan pun gue gak bakalan ganggu anak-anak Angkasa lagi, tapi kalo sebaliknya? Ck, jangan harap. Bukan cuma lo, bahkan cewek lo kayaknya juga bakalan dalam masalah besar," bisiknya.
Sean melirik Dirga tajam menggunakan ekor matanya, lantas emosinya semakin membludak. Dengan hembusan napas yang panjang dan kasar, Sean pun berbalik meninggalkan pria itu lalu menaiki motornya sambil berujar. "Gue gak takut."
Hal seperti itulah yang Dirga harapkan.
Sementara di sisi lain, nampak Arsen terus memperhatikan ke arah Sean dengan tatapan tidak yakin, bagaimana tidak? Beberapa minggu yang lalu saja Sean sudah kalah berhadapan dengan Ketua geng Shabiru itu. Dan kini, tanpa adanya kata latihan, dengan entengnya ia menerima langsung tawaran tersebut tanpa berpikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Teen FictionCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...