36. Sean

1K 165 18
                                    

🎧🎧🎧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎧🎧🎧

Setelah Sean dikabarkan koma, tubuh Afika seketika melemah. Ia di antar pulang dari rumah sakit oleh Afkar, sempat menolak ingin menemani Sean, tapi Afkar terus memaksanya karena Dokter masih belum mengizinkan siapapun untuk menjenguk Sean.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.23, keduanya masih duduk diteras rumah Afika. Gadis itu hanya diam daritadi, sesekali menghembuskan napas lirih.

"Gue gak nyangka bakalan kayak gini."

"Ya kita semua juga gak nyangka bakalan kayak gini, Fik. Tapi apa boleh buat?"

"Gue khawatir banget sama dia..." Rengek Afika sambil menenggelamkan wajahnya pada kedua lipatan tangan yang bertumpu diatas tekukan lutut.

"Do'ain yang terbaik aja buat dia, lo gak boleh overthinking."

Afika mengarahkan atensinya pada Afkar sambil mengangguk kecil lalu berkata, "gue udah ngelewatin banyak hal akhir-akhir ini."

***

"Kali ini, para anggota kepolisian sudah berhasil mengamankan geng Shabiru, yang di duga telah berusaha melakukan pembunuhan kepada ketua geng Angkasa."

"Geng Shabiru diamankan Polisi? Hah? Siapa yang udah ngelaporin?"

Anak-anak Angkasa seketika terkejut akan kabar itu, musuh bebuyutan mereka muncul di TV. Semua anggota Shabiru telah di amankan oleh Aparat Kepolisian, entah siapa yang telah melaporkan mereka.

"Bokap lo yang udah ngelaporin, Ndre?" tanya Arsen pada Andre.

Pria dengan jaket hitam itu menoleh lalu mengangguk singkat, "udah sering banget bokap denger Sean dicelakain sama geng kriminal itu, tapi bokap diem. Ntah malem ini kesabarannya udah abis atau gimana, tadi dia langsung pergi gitu aja ke kantor polisi."

"Gue berharap semoga gak ada lagi celah buat mereka bebas, biar tau rasa!" kesal Andri.

"Btw, lo semua gak pulang dulu?" tanya Andre.

Mereka menggeleng, "nggak, Ndre. Kita semua Setia ama Sean. Kalau Sean udah baikan, baru kita semua pulang," tutur Nata.

Andre tersenyum, berpikir ternyata semua anggota geng Angkasa memanglah orang yang baik.

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt..

Ponselnya seketika bergetar. Andre mengambil ponselnya di saku celana lalu memperhatikan siapa yang telah meneleponnya larut malam seperti ini, ternyata itu adalah seorang perempuan yang dikenal olehnya dan juga Sean.

Pria itupun menjauh dari sana, dengan raut wajah yang amat terpaksa, ia pun mulai mengangkatnya.

Piip..

AFIKA [ END✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang