🎧🎧🎧
"Gimana kemarin? Arsen sama Andri mau nolongin lo?" tanya Annisa sambil melingkarkan jam tangannya pada pergelangan.
Kedua gadis itu berjalan secara beriringan memasuki area sekolah tersebut.
"Entah lah, entar pulang sekolah gue mau langsung ke markas mereka aja." Jawab Afika.
"Sendirian?"
Afika menganggukkan kepalanya mantap seraya menjawab pertanyaan itu.
Terus melangkah sambil bercerita dan saling melemparkan canda tawa, hingga tanpa sengaja Afika tiba-tiba saja menabrak sosok Afkar tepat didepan ruangan OSIS.
Brukk!
"Aduh... Bisa nggak sih kalo jalan tuh liat-liat!" ketus Afika sambil mengusap batang hidungnya yang terasa sedikit sakit usai menubruk dada bidang pria itu.
Afika lalu mendongakkan kepalanya, menatap sosok Afkar yang hanya diam memperhatikan nya dengan iris mata yang begitu tajam tanpa berkata-kata.
"Punya mulut, kan? Ngomong! Minimal minta maaf kek."
Afkar hanya memutar bola matanya malas, lalu melenggang pergi begitu saja sambil bergumam, "berisik."
Damn!
Itu bukan Afkar, sepertinya itu adalah jelmaan. Afkar yang ia kenal tidak seperti itu, semarah apapun ia tidak pernah mendiamkannya. Afika membulatkan mata serta mulutnya secara bersamaan.
"Anjir? Serius Afkar begitu?" heran Annisa yang rupanya memasang ekspresi yang sama seperti Afika.
"Gak tau, gue gak kenal." Ucap gadis itu sambil menggeleng kecil.
Gila, rupanya Afkar benar-benar mencampakkannya.
***
Tanpa terasa, waktu pulang sekolah pun tiba. Afika mengambil motor besar Hasan yang tersimpan di garasi rumah terlebih dahulu, lalu bergegas berangkat menuju markas Angkasa tanpa mengganti pakaian.
Hanya menempuh waktu beberapa menit saja, akhirnya ia pun sampai. Afika membuka helm face yang menutupi wajahnya, lalu membenahi jilbab putih yang ia kenakan.
"Fik? Lo serius?"
Afika pun mengarahkan atensinya pada sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya ia tatkala mengetahui bahwa yang bertanya barusan bukannya Arsen maupun Andri, melainkan Sean.
Matanya membulat kaget, memperhatikan pria yang berjalan mendekatinya itu sambil mencelukkan kedua tangan ke dalam saku celana.
"S-Sean!?"
"Kenapa? Gak usah kaget begitu, gue udah tau semuanya kok."
"Pasti Andri sama Arsen yang bocorin semuanya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Novela JuvenilCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...