🎧🎧🎧
Bukannya pulang ke rumahnya, melainkan kerumah Afkar. Ia benar-benar malas sekarang. Afkar sudah menyiapkan mangkuk dan sendok diatas meja tersebut, menatap Afika yang masih diam berulang kali menghembuskan napas kasar.
"Udah napa, Fik. Ngikut capek gue ngeliat lo gitu."
"Ya gak usah diliatin," sahut gadis itu singkat.
Lagi-lagi Afkar mendengus sebal, ia memutar bola matanya malas lalu membuka bungkusan seblak tersebut. "Makan cepet, jangan bikin gue yang malah ngabisin itu seblak."
"Kenapa gue gak suka ngeliat Sean kek gitu ya?" tutur gadis itu seketika.
Afkar menatapnya, "Maksud lo?"
"Jangan-jangan apa yang lo bilang tadi bener?"
"Apa sih, anjir?" Afkar masih tidak paham dengan ucapan gadis itu.
"Sean punya cewek baru, apa iya?"
"Kenapa tiba-tiba? Makan dulu! Gue sambit lo ya kalo banyak bacot sekali lagi."
Afika menyorot datar cowok di seberangnya itu lalu mulai menyeruput kuah seblak tersebut dengan hati-hati karena panas.
Tak lama kemudian, Dinda datang membawakan dua buah es kopi susu yang baru saja ia buat tadi. Melihat wajah Afika yang datar tak seperti biasanya, Dinda pun bertanya. "Kamu kenapa, Nak? Tante perhatiin kok gak kayak biasanya?"
Bisa-bisanya semua orang sadar gue lagi galau, batin Afika.
Ia pun mendongak menatap wanita berjilbab hitam itu, "Oh? Hehe, gak papa, Tante. Fika cuma kecapekan aja," bohongnya.
Afkar menggeleng kecil meliriknya. "Oalah.. Kirain. Ya sudah, bentar lagi azan ashar.. Afkar sholat di mesjid, Nak?" tanya Dinda pada sang anak.
"Hm? Di rumah aja, Mah. Kan ada Afika," jawab Afkar.
"Oke.. Mama ngelanjutin masak dulu di dapur ya, kalo butuh apa-apa.. Panggil aja Mama," pesan wanita itu ramah sambil berbalik meninggalkan mereka.
Afkar hanya mengangguk. "Emang lo sering ke mesjid, Kak?" tanya Afika seketika.
"Hm? Iya, kalo senggang sih.. Gue banyak ngabisin waktu disekolah juga kan?"
Afika mengangguk paham. Sesaat kemudian, berita di TV pun terdengar dan membuat keduanya tercengang.
"Kecelakaan mobil?" heran Afika mengernyit bingung.
"Kenapa tiba-tiba? Gue rasa tempatnya gak asing banget," ucap Afkar.
"Bukannya itu.. Deket sekolah kita ya?" tanya Afika.
Afkar mengingat-ingat kembali, "Oh iya! Nah itu mobil.. Nya, Fik? Lo.. Gak papa?"
Setelah mobil itu diperlihatkan, Afika terdiam. Matanya sontak terbelalak kaget tak percaya. Hal itu membuat Afkar bingung setengah mati, melihat gadis itu diam seribu bahasa dengan wajah yang memucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Teen FictionCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...