🎧🎧🎧
Afkar mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi yang ada di samping Afika. Ia menyilangkan kaki nya terlebih dahulu, meletakkan ponsel serta kunci motornya diatas meja lalu menatap gadis itu sambil bertanya, "hal penting apa yang mau lo bahas?"
Sial, sekali lagi sial. Afika yang kehabisan akal hanya bisa menyeringai kecil sesekali melirik ke arah Annisa yang turut tegang akan situasi tersebut.
"Lo udah makan, Kak?"
Afkar malah mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu, "basa basi macam apa ini? Gak bermutu banget."
"Emangnya nggak boleh?"
"Langsung ke inti aja deh, Fik. Gue gak punya banyak waktu," desak Afkar.
"O-oh... Kalau lo mau balik, balik aja, Kak."
"Hah? Maksud lo? Lo cuma ngerjain gue doang apa gimana, anjir? Sumpah ini nggak lucu banget, Fik. Gue rela ninggalin tugas-tugas gue demi lo, tapi lo dengan entengnya malah nyuruh gue pulang? Wah parah, tadi aja ngedesek banget supaya gue bisa dateng kesini, sialan."
Afika tidak bisa menutupi rasa cemasnya itu. Tingkahnya nampak gelagapan, membuat Afkar mengernyit bingung dan akhirnya kembali bertanya, "lo kenapa, sih?"
"Hm? Enggak, gue gak kenapa-napa."
"To the point, Afika."
"Gak... Gue gak papa, Kak."
"Yakin? Lo gak bisa bohong sama gue loh, Fik."
"Serius, kok lo nggak percaya sama gue, sih?"
Brakk!!!!!
"MENURUT LO GUE HARUS NERIMA TANTANGAN BALAPAN DARI KAYLA ATAU ENGGAK!!!? Sial, jantung gue mau lepas!"
Annisa terdiam dengan matanya yang membulat, ia menatap Afika dengan tatapan tak percaya sambil menggeleng kecil.
"Maksud lo?"
Hening. Afika baru menyadari apa yang baru saja ia ucapkan tadi, "hm? K-kenapa, Kak?" ia bertanya sambil terbata-bata.
"Tantangan balapan dari Kayla? Siapa Kayla? Cewek yang ketemu sama lo waktu beli nasi goreng tadi?"
Damn!
Afika terhenyak, ia tenggelam dalam situasi menegangkan itu. Jangankan ia, bahkan Annisa saja hanya bisa mendengus pasrah kemudian memanjatkan do'a semoga Afika baik-baik saja setelah ini.
Gadis itu tidak sanggup menjawab, ia benar-benar panik, terlebih lagi tatkala memperhatikan mimik serius dari wajah Afkar yang dirasanya sangat menakutkan.
"Ngomong, apa yang lo sembunyiin dari gue? Dan jelasin, apa maksud dari ucapan lo tadi, Afika?"
Gadis berjilbab hitam itu masih saja diam, ia menunduk dalam sesekali menoleh ke arah Afkar yang masih saja menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Novela JuvenilCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...