🎧🎧🎧
Tepat pada pukul 07.01 akhirnya Afika dan Afkar pun sampai di sekolah. Semua murid lantas tercengang, menyaksikan dua insan yang tengah sibuk berbincang-bincang sesekali melempar candaan satu sama lain. Bukankah sekolah mereka melarang pergaulan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahram, lantas mengapa Afkar selaku Ketua OSIS berani melanggar?
Afika menuruni motor pria itu tanpa menyentuh sedikitpun. Setelah berbalik sembari menggantung tas hitamnya di salah satu lengan, ia dibuat kaget dengan kehadiran Annisa, Alan, Andre, Azmi dan Alby. Para remaja tersebut menatapnya sendu dengan bibir yang memanyun, kemudian gadis bernama Annisa langsung mendaratkan dekapan erat pada Afika seraya melepas rindu setelah satu minggu lamanya.
"Fikaa!! Gimana kabar lo? Gue kangen banget, sumpah! Lo udah sehat, kan?" gadis itu merengek.
Afika tertawa gelak, "alay!" celetuknya kemudian sembari memukul pundak Annisa.
Yang dipukul memanyun. "Dunia nggak ada lo, kerasa banget hampanya," kali ini Azmi yang berujar.
Alan lalu berbisik, "ngomong dalem hati aja, Mi. Ntar kegirangan tuh bocah."
Spontan Afika langsung mendaratkan lirikan tajamnya kepada dua pria itu. "Gue gebuk juga lo berdua!"
Sesaat kemudian Afkar berlalu disampingnya sambil berkata, "gue duluan ya, Fik. Lo semua abis ini langsung masuk kelas, ok? Jangan mentang-mentang ketua geng-nya udah balik, malah kepikiran buat bolos lagi."
Plakk!!
Tanpa basa-basi langsung saja Afika mendaratkan tamparannya di lengan pria itu, "musnah kek lo!"
Afkar mengangkat bahunya tak peduli, ia melanjutkan langkahnya sambil mencelukkan kedua tangan pada saku celananya.
***
"Dirga udah keluar dari rumah sakit? Lo tau darimana?" tanya Sean pada Andri.
Yang ditanya pun mengangguk mantap, ia langsung menyudahi seruputan pada es cincau nya itu kemudian menjawab. "Kemaren gue liat anak Shabiru lewat didepan kafe aurora, Dirga yang mimpin paling depan. Dan lo tau? Mereka bikin ulah lagi di market 89."
"Bikin ulah lagi? Ngapain lagi mereka?" tanya Sean dengan wajah yang penuh tanda tanya.
"Ngerampok, beberapa dari mereka bahkan ada yang berani nodongin pistol sama semua pelanggan sekaligus Karyawan disana."
Sean mendengus sebal diiringi dengan matanya yang memutar malas, ia benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah lelaki itu. Dimasukkan ke dalam penjara tiga bahkan sampai lima kali, tidak akan mampu membuatnya jera.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Novela JuvenilCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...