02. Hal yang Lumrah Terjadi

4.4K 453 79
                                    

🎧🎧🎧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎧🎧🎧

"Sumpah!! Percuma banget gue manjat-manjat tembok buat bolos, tapi tetep dihukum juga. Argh! Gue capek, mau pingsan aja lah!"

Afika terus bergumam, kedua temannya yang berdiri disamping kanannya hanya mendengus dingin lalu menggeleng kecil.

Sudah kesekian kalinya ia mendapatkan hukuman berdiri ditengah lapangan di temani oleh teriknya panas matahari siang. Namun kali ini berbeda, malah lebih sadis. Waktu masih menunjukkan pukul 09.23, sementara ketiga murid itu diperintah untuk tetap berdiri ditempat sampai waktu pulang tiba.

Tak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Sial saja, semua siswa dan siswi dari arah kanan dan kirinya sontak memperhatikan kearah mereka dengan tatapan yang wajar.

Mereka menganggap hal itu sudah lumrah terjadi bagi Afika sekawan.

Andre, Annisa dan Alan mulai melangkah menghampiri, mereka membawakan sekantung cemilan serta minuman diam-diam karena takut ketahuan.

"Semua gara-gara lo! Coba aja lo nggak pake mikir buat manjat tembok tadi, gue gak bakalan dijemur kayak gini!" sungut Afika pada Annisa.

Namun yang di omeli hanya menyeringai kecil dengan wajah polosnya.

Ketiga murid yang tengah dihukum itu diam-diam meminum sebotol air putih lalu melahap sedikit roti yang sudah di belikan, hingga tak lama kemudian, kehadiran Afkar disana sontak membuat mereka kaget bukan main, terkecuali Afika.

Bergegas Andre, Annisa dan Alan melangkah pergi dari tempat itu sambil dorong-mendorong.

"Enak makannya?" tanya Afkar sembari melipat kedua tangannya didepan dada, menatap gadis berdarah Arab tersebut.

Azmi dan Alby hanya bisa menunduk diam. "Iya, kenyang banget gue!" jawab Afika dengan wajah jutek nya membalas pria itu.

Mata Afkar tertuju pada Afika lalu berputar malas. "Gue dikasih pesen sama Pak Zahir, nanti kalau udah sampai jam pulang, lo temuin beliau di ruang Kepsek."

"Ngapain lagi?"

"Lo nggak ngumpul tugas," balas Afkar.

"Please... Gue pengen mukul orang sekarang juga..!!!" geram Afika dengan tangan yang mengepal.

Atensi Afkar lalu beralih menatap Alby dan Azmi, kemudian berkata, "lo berdua juga sama, kemaren bukannya ikut sholat zuhur berjama'ah malah kabur."

"Saya haid, Kak." Timpal Azmi dengan nada halusnya.

Bugg!

Spontan kepalanya langsung dipukul oleh Alby tanpa aba-aba. Afkar hanya mendengus kecil sambil menggeleng pelan, ia pun langsung saja beranjak pergi meninggalkan tiga remaja tersebut sembari mencelukkan kedua tangan kedalam saku.

Brakk!!

"Argh!!! Gue capek banget, sialan.. Kita udah dihukum berdiri disini delapan jam, habis itu disuruh ke ruang Kepsek lagi buat ngelanjutin hukuman selanjutnya gitu? Ogah!"

AFIKA [ END✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang