41. Menyadari Sebuah Perubahan

986 169 55
                                    

🎧🎧🎧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎧🎧🎧

Hari ini adalah hari minggu, Sean sudah janji akan menjemput Afika jalan-jalan ke taman kota. Dengan rok panjang berwarna putih, hoodie ungu, sepatu sneakers hitam-putih, tas selempang berwarna hitam, serta jilbab pashmina berwarna putih.

Sean tak menggunakan motornya, karena sedang di service. Ia menjemput Afika menggunakan Tesla hitam yang sudah lama berada di garasi.

Senyum Afika terlukis tatkala melihat Sean yang berhenti tepat didepan gerbang rumahnya. Pria itu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya diiringi dengan senyum yang manis, ia benar-benar merindukan Afika.

"Silakan masuk, Tuan Putri."

Afika menyilangkan kakinya, menarik kedua sisi roknya, lalu sedikit membungkuk layaknya seorang tuan putri.

Setelah itu, Afika pun berjalan anggun memasuki mobil tersebut. Namun ujung-ujungnya, Afika kembali duduk bersila dan bersandar sembari memainkan gawai hitamnya. Sean menutup pintunya perlahan, berjalan kesisi mobil lainnya dan masuk.

Brakk!

"Udah siap, cantik?" tanya Sean yang baru saja menutup pintu mobil tersebut.

Afika menoleh, kembali melukis senyuman manis disertai dengan sedikit anggukkan. Setelah itu Sean pun menginjak pedal gasnya pelan, keluar dari komplek perumahan Afika dengan penuh hati-hati karena banyak anak kecil.

"Puas nggak liburan akhir semester nya?" tanya Sean membuka percakapan.

"Ngebosenin, enakan juga sekolah," balas Afika.

"Lho, kok bosen? Biasanya juga lo di sekolah bolos mulu."

"Ya karena kalo sekolah gue dapet jajan." Timpal Afika bangga.

Sean terkekeh kecil sambil menggeleng pelan. "Eh by the way, akhir-akhir ini lo sibuk ngapain aja? Udah hampir satu minggu lebih gak ketemu, anak-anak Angkasa bilang juga lo nggak ada mampir lagi disana," tanya gadis itu seketika.

Damn!

Pertanyaan itu membuat Sean bungkam. Bukan sibuk akan pekerjaan, melainkan menghabiskan waktu bersama Maria. Ia terlihat gelagapan, menyunggingkan senyuman kikuk dan berusaha agar tetap tenang.

"Lo kenapa?"

Sean spontan menoleh, "iya, hm? Nggak.. Gak papa kok. Gue sekarang sibuk ngurus persiapan kuliah di LA."

"Kuliah di LA?"

"Ya walaupun masih belum tau pasti sih, gue bingung. Kayak gak ada niat buat lanjut pendidikan abis ini, otak gue udah capek banget nampungnya."

Mendengar hal itu, Afika langsung menjentikkan jarinya tepat diwajah Sean hingga pria itu sontak terkejut.

Tikk!!

AFIKA [ END✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang